Titrasi kompleksometri

digunakan untuk menentukan kesadahan total air
Revisi sejak 19 November 2021 02.48 oleh HsfBot (bicara | kontrib) (v2.04b - Fixed using Wikipedia:ProyekWiki Cek Wikipedia (Tanda baca setelah kode "<nowiki></ref></nowiki>"))

Titrasi kompleksometri atau kelatometri adalah suatu jenis titrasi dimana reaksi antara bahan yang dianalisis dan titrat akan membentuk suatu kompleks senyawa.[1] Kompleks senyawa ini dsebut kelat dan terjadi akibat titran dan titrat yang saling mengkompleks.[1] Kelat yang terbentuk melalui titrasi terdiri dari dua komonen yang membentuk ligan dan tergantung pada titran serta titrat yang hendak diamati.[1] Kelat yang terbentuk melalui titrasi terdiri dari dua komponen yang membentuk ligan dan tergantung pada titran serta titrat yang hendak diamati.[2]


EDTA Sebagai Titran

 
Struktur tiga dimensi EDTA.

Kelatometri dalam perkembangan analisis kimia sempat mengalami kemunduran karena kelemahan-kelemahannya serta karena adanya cara-cara baru yang lebih baik.[3] Akan tetapi, hal ini diperbaiki dengan berkembangnya penelitian-penelitian tentang pengkelat polidentat.[3] Perhatian baru terhadap kompleksiometri ini diawali oleh Schawazenbach tahun 1954. Ia menyadari bahwa potensi pengkelat dalam analisis volumetrik sangat baik.[butuh rujukan] Ahli kimia asal Swiss in mengkhususkan perhatiannya pada penggunaan asam-asam aminopolikarboksilat, salah satunya Ethylenediaminetetraacetic acid (EDTA).[3] Faktor-faktor yang memb

uat EDTA ampuh sebagai pereaksi titrimetri antara l((: 1) Selalu membentuk kompleks ketika direaksikan dengan ion logam,[4]( 2) Kestabilannya dalam membentuk kelat sangat konstan sehingga reaksi berjalan sempurna (kecuali dengan logam alkali),( 3) Dapat bereaksi cepat dengan banyak jenis ion logam,[2] (4) telah dikembangkan indikatornya secara khusus,[2] 5() mudah diperoleh bahan baku primernya,[2] dan 5)(6dapat digunakan baik sebagai bahan yang dianalisis maupun sebagai bahan untuk standardisasi.[5] Faktor-faktor inilah yang membuat syarat-syarat untuk titrasi telah terpenuhi dengan baik jika menggunakan EDTA.[2]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ a b c Harjadi W. 1986. Ilmu Kimia Analitik Dasar, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
  2. ^ a b c d e Khopkar SM. 1990. Konsep dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI Press.
  3. ^ a b c (Inggris) Valcarcel M. 2000. Principles of Analytical Chemistry. New York: Springer.
  4. ^ Pierce WC, Sawyer DT, Haenisch EL. 1967. Quantitative Analysis. New York: John Wiley and Sons, Inc.
  5. ^ Watson D G.2009. Analisis Farmasi. Jakarta: EGC