Gundul pringis

Revisi sejak 28 Desember 2021 14.36 oleh Thetrisatria (bicara | kontrib) (penambahan konten dan referensi serta perubahan struktur artikel dengan menambahkan sub-heading)
Menurut mitos dan kepercayaan di beberapa daerah Jawa, hantu gundul pringis kerap menyaru menjadi buah kelapa yang jatuh dan menggelinding.

Nama

Gundul pringis memiliki beberapa nama, tergantung dari mana kisahnya diceritakan. Ada yang menyebutnya sebagai glundung pringis, glundung plecek, ndhas glundung, cumplung, gundul pecengis, glundung kecek [1]. Secara bahasa, nama gundul pringis berasal dari Bahasa Jawa, gundhul yang artinya kepala botak dan pringis yang artinya tertawa meringis.[2]

Wujud

Sesuai dengan namanya, hantu gundul pringis berwujud seperti kepala tanpa tubuh yang menggelinding dan wajahnya terlihat meringis atau menyeringai. Hantu ini konon kerap menampakkan dirinya di waktu-waktu menjelang maghrib, dengan cara menyaru sebagai buah kelapa yang jatuh. Kisah penampakan yang lazim beredar di masyarakat biasanya berupa suara seperti buah kelapa jatuh, tetapi saat dilihat yang tampak adalah kepala manusia yang menggelinding dan menyeringai, yang kemudian menyerang atau menggigit orang yang melihatnya. Ada juga kepercayaan bahwa gundul pringis bisa menjelma menjadi ayam yang berkeliaran di malam hari.[3]

Asal

Cerita gundul pringis berasal dari kepercayaan masyarakat di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Referensi

  1. ^ "Glundung Pringis - Setan Legendaris Yang Mulai Dilupakan". 2021-09-23. 
  2. ^ Nusantara, Lentera (19 April 2020). Bausastra Lelembut (The Encyclopedia of Indonesian Ghost): 3 Languages. Lentera Nusantara. Diakses tanggal 27 September 2021. 
  3. ^ News, Tagar (23 Desember 2017). "Mitologi Setan Gundul Jawa". TAGAR.