Musim dingin nuklir

Revisi sejak 8 Februari 2023 04.49 oleh Arya-Bot (bicara | kontrib) (Catatan kaki: pembersihan kosmetika dasar)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Musim dingin nuklir (bahasa Inggris: nuclear winter) adalah sebuah hipotesis yang menyatakan bahwa akan terjadi pendinginan global yang panjang dan parah[1][2] seusai badai api yang dipicu oleh perang nuklir.[3] Hipotesis ini didasarkan pada fakta bahwa api tersebut dapat memasukkan jelaga ke dalam stratosfer, sehingga akan menghalangi sinar matahari. Hal ini kemudian akan mengakibatkan pendinginan, sehingga memicu kegagalan panen dan kelaparan.[4] Untuk mengembangkan permodelan musim dingin nuklir dalam komputer, para peneliti menggunakan data dari badai api di Hamburg dan Hiroshima selama Perang Dunia II,[5] yang dilengkapi dengan data dari badai api dan kebakaran liar pada masa modern.[3][6][7]

Hipotesis ini mulai dianggap sebagai hipotesis ilmiah pada tahun 1980-an, dan istilah "musim dingin nuklir" sendiri merupakan sebuah neologisme yang dicetuskan oleh Richard P. Turco pada tahun 1983.[8]

Catatan kaki

  1. ^ "Soviet exploitation of the 'nuclear winter' hypothesis Dr. Leon Goure 1985, Defense Nuclear Agency TR-84-373.pdf" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2016-02-23. Diakses tanggal 2018-10-03. 
  2. ^ Cotton, William R.; Sr, Roger A. Pielke (1 February 2007). "Human Impacts on Weather and Climate". Cambridge University Press – via Google Books. 
  3. ^ a b Environmental consequences of nuclear war oleh Owen B. Toon, Alan Robock, and Richard P. Turco. Physics Today, December 2008. "...environmental changes triggered by smoke from firestorms."
  4. ^ Diep, Francie. "Computer Models Show What Exactly Would Happen To Earth After A Nuclear War". Popular Science (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 4 February 2018. 
  5. ^ Atmospheric effects and societal consequences of regional scale nuclear conflicts and acts of individual nuclear terrorism. Atmos ChemPhys 7:1973–2002
  6. ^ Fromm, M.; Stocks, B.; Servranckx, R.; et al. (2006). "Smoke in the Stratosphere: What Wildfires have Taught Us About Nuclear Winter". Eos, Transactions, American Geophysical Union. 87 (52 Fall Meet. Suppl): Abstract U14A–04. Bibcode:2006AGUFM.U14A..04F. Diarsipkan dari versi asli tanggal October 6, 2014. 
  7. ^ Atmospheric effects and societal consequences of regional scale nuclear conflicts and acts of individual nuclear terrorism. Atmos ChemPhys 7:1973–2002. "the injection height of the smoke is controlled by the energy release from the burning fuel not from the nuclear explosion."...smoke plumes deep within the stratosphere over Florida that had originated a few days earlier in Canadian fires, implying that the smoke particles had not been significantly depleted during injection into the stratosphere (or subsequent transport over thousands of kilometers in the stratosphere)."
  8. ^ Browne, Malcolm W. "Nuclear Winter Theorists Pull Back".