Pembantaian Ogossagou

Revisi sejak 18 Desember 2022 15.41 oleh Arya-Bot (bicara | kontrib) (clean up)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Pada pertengahan bulan Maret 2019, beberapa serangan oleh penembak senjata api dilaporkan membunuh[3] 160 orang penggembala Fulani di Mali tengah. Kekerasan utama terjadi segera setelah pemerintah Mali menyerang sistem sel teroris Islam di negara tersebut. Dua desa, yaitu desa Ogossagou dan desa Welingara, adalah sasaran penyerangan tersebut.[4]

Pembantaian Ogossagou
Bagian dari Konflik Mali Utara
Pemukiman Fulani di Mali (2008)
Peta Wilayah Mopti, Mali diberi warna merah
LokasiOgossagou dan Welingara, Wilayah Mopti, Mali
Tanggal23 Maret 2019 (2019-03-23)
Sasaranwarga desa Fulani
Jenis serangan
Pembantaian, pembersihan etnis, penembakan, serangan golok , pembakaran
SenjataSenjata api, golok, api
Korban tewas
160[1][2]
Pelakumilisi pemburu Dozo Dogon
MotifTuduhan bahwa para warga desa yang terdampak terlibat dalam mendukung terorisme Islam

Pembantaian tersebut menyebabkan protes besar-besaran di Mali terhadap anggapan bahwa pemerintah tidak bertindak, dan menyebabkan pengunduran diri Perdana Menteri Soumeylou Boubèye Maïga dan kabinetnya.

Latar belakang

Para penggembala Fulani telah mengalami konflik yang semakin meningkat dengan kelompok lain di sekitarnya memperebutkan tanah dan akses air untuk menghidupi ternak mereka.[5][6] Konflik-konflik ini diperburuk adanya perubahan iklim, menurunnya kualitas tanah, serta pertumbuhan populasi.[7]

Menurut media daring African Arguments, "Meskipun hanya sebagian kecil dari orang Fulani yang secara aktif mendukung kelompok Islamis tersebut, propaganda ini telah berhasil mengasosiasikan keseluruhan masyarakat Fulani dengan para pelaku kekerasan tersebut, yang akhirnya memperparah lingkaran kekerasan yang ada."[7]

Serangan-serangan

Serangan-serangan terjadi pada dua desa Fulani bernama Ogossagou dan Welingara. Menurut pejabat pemerintahan Mali setempat, serangan-serangan tersebut dilakukan oleh para pemburu suku Dogon bersenjatakan senjata api dan golok.[8] Para penyerang menuduh para warga desa Fulani terkait dengan para pejihad dan menyatakan bahwa serangan tersebut adalah pembalasan dari serangan al-Qaeda terhadap pangkalan militer Mali pada minggu sebelumnya yang menyebabkan 23 tentara Mali gugur. Saksi mata menyatakan bahwa hampir semua gubuk di kedua desa tersebut dibakar habis.[6]

Akibat

Setelah penyerangan tersebut, presiden Mali, Ibrahim Boubacar Keïta, memecat kepala staf angkatan bersenjata, Jenderal M'Bemba Moussa Keita dan kepala pasukan darat Jenderal Abdrahamane Baby.[9] Perserikatan Bangsa Bangsa mengumumkan pada tanggal 26 Maret bahwa mereka akan mengirim regu penyelidikan tempat kejadian perkara.[10]

Presiden Keïta memerintahkan milisi etnis Dogon yang diduga bertanggungjawab atas penyerangan tersebut, yaitu Dan Na Ambassagou, agar dibubarkan.[7] Human Rights Watch juga menuduh milisi tersebut bertanggungjawab, meskipun kepala kelompok tersebut menyangkal keterlibatan mereka.

Penasehat Khusus PBB tentang Pencegahan Genosida, Adama Dieng, memperingatkan adanya peningkatan rasialisisasi konflik tersebut.[11] Mereka mencatat bahwa pada tanggal 26 Maret, 6 orang warga Dogon dibunuh sedangkan 20 warga lain diculik oleh pelaku yang diduga sebagai warga Fulani bersenjata di desa Ouadou dan Kere Kere.[11][12]

Pada tanggal 30 Maret, pemerintah Mali menahan lima terduga penyerang yang sebelumnya sempat dirawat sebagai penyintas serangan tersebut.[13]

Referensi

  1. ^ Hoije, Katarina (26 March 2019). "Death Toll From Mali Attacks Climbs to 160, Government Says". Bloomberg. Diakses tanggal 29 March 2019. 
  2. ^ Ahmed, Baba (25 March 2019). "Militia head refutes his group responsible for Mali massacre". Associated Press. Diakses tanggal 29 March 2019. 
  3. ^ Diallo, Tiemoko (23 March 2019). "At least 134 Fulani herders killed in central Mali's worst violence yet". Reuters. Diakses tanggal 23 March 2019. 
  4. ^ "Death toll in Mali attack rises to at least 110". 23 March 2019. Diakses tanggal 23 March 2019. 
  5. ^ "Mali: Dozens of civilians killed as farmers and herders clash over land". France 24. 25 June 2018. Diakses tanggal 30 March 2019. 
  6. ^ a b "Mali attack: More than 130 Fulani villagers killed". BBC News. 24 March 2019. Diakses tanggal 24 March 2019. 
  7. ^ a b c "Insiders Insight: Explaining the Mali massacre". African Arguments. 26 March 2019. Diakses tanggal 28 March 2019. 
  8. ^ "More than 100 Fulani massacred as ethnic and jihadist violence escalates in Mali". France 24 (dalam bahasa Inggris). 23 March 2019. Diakses tanggal 23 March 2019. 
  9. ^ "Mali sacks top army chiefs, dissolves militia after scores killed". Al Jazeera. 24 March 2019. Diakses tanggal 28 March 2019. 
  10. ^ "UN team to investigate 'horrific' massacre in central Mali". 26 March 2019. Diakses tanggal 28 March 2019. 
  11. ^ a b "Central Mali: Top UN genocide prevention official sounds alarm over recent ethnically-targeted killings". UN News. 28 March 2019. Diakses tanggal 2019-03-29. 
  12. ^ "Six die in Mali attacks". Bamako. Agence France-Presse. 28 March 2019. Diakses tanggal 2019-03-29 – via The Daily Star. 
  13. ^ AfricaNews. "Mali arrests five suspects in killing of 157 villagers". Africanews (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-03-30.