Konstruksionisme sosial
Konstruksionisme sosial adalah teori yang terdapat dalam rumpun ilmu sosiologi dan ilmu komunikasi. Teori ini menyatakan bahwa orang mengembangkan pemahamannya tentang dunia dan realitas yang ada di sekitar berdasarkan asumsi bersama. Teori konstruksionisme sosial diperkenalkan oleh Berger dan Luckmen melalui buku berjudul The Social Construction of Reality (1967).[1] Dalam ilmu komunikasi, teori ini berkaitan dengan interaksionisme simbolik dari Mead dan Blumer (1969) yang memiliki asumsi bahwa khalayak itu aktif. Artinya, orang-orang atau khalayak secara aktif mengolah, mengubah, dan menyimpan informasi hanya yang mereka butuhkan secara kultural.
Aliran teori konstruksionisme sosial juga dikenal dengan nama konstruksi sosial realita, teori yang mengasumsikan orang-orang berbagi sebuah pemahaman mengenai realitas yang kemudian disepakati bersama, sehingga menghasilkan makna terhadap sesuatu. Makna tersebut akan terus mengalami pengembangan persetujuan yang berkelanjutan.[2]
Ikhtisar
Konstruksi atau konstruksi sosial adalah makna, gagasan, atau konotasi yang disematkan pada suatu objek atau peristiwa oleh suatu masyarakat, dan digunakan oleh masyarakat sehubungan dengan cara mereka memandang atau menghadapi objek atau peristiwa tersebut.[3]
Kaitannya dengan media, konstruksi sosial dapat dibangun dari makna yang ditawarkan oleh media. Namun, masyarakat tidak serta-merta dapat menerima karena makna tersebut dapat dinegosiasikan atau ditolak.[1]
Referensi
- ^ a b McQuail, Denis (2011). Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Salemba Humanika. hlm. 110. ISBN 978-602-8555-32-6.
- ^ Baran, Stanley J.; Davis, Dennis K. (2010). Teori Komunikasi Massa: Dasar, Pergolakan, dan Masa Depan. Jakarta: Salemba Humanika. hlm. 383. ISBN 978-981-4319-09-6.
- ^ Social Constructionism | Encyclopedia.com. www.encyclopedia.com. Diakses 2 Februari 2022.