Rocky Gerung
Rocky Gerung (lahir 20 Januari 1959) adalah seorang filsuf, akademisi, dan intelektual publik Indonesia. Ia pernah mengajar di Universitas Indonesia dan merupakan salah seorang pendiri Setara Institute dan fellow pada Perhimpunan Pendidikan Demokrasi (P2D).[1]
Rocky Gerung | |
---|---|
Lahir | 20 Januari 1959 Manado, Sulawesi Utara, Indonesia |
Almamater | Universitas Indonesia |
Karier ilmiah | |
Bidang | |
Institusi | Universitas Indonesia Setara Institute Perhimpunan Pendidikan Demokrasi |
Kehidupan dan karier
Rocky mulai berkuliah di Universitas Indonesia pada tahun 1979. Ia pertama kali masuk ke jurusan Ilmu Hubungan Internasional,[2] yang saat itu tergabung dalam Fakultas Ilmu-ilmu Sosial. Namun, Rocky tidak menyelesaikan kuliahnya di jurusan tersebut. Alih-alih Rocky lulus sebagai Sarjana Sastra dari jurusan Ilmu Filsafat Universitas Indonesia. Selama berkuliah, Rocky dekat dengan para aktivis berhaluan sosialis seperti Marsillam Simanjuntak dan Hariman Siregar.[3]
Setelah lulus, Rocky kembali ke UI dan mengajar di Departemen Ilmu Filsafat, yang kini tergabung di dalam Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, sebagai dosen tidak tetap hingga awal 2015. Ia berhenti mengajar disebabkan keluarnya UU No. 14 tahun 2005 yang mensyaratkan seorang dosen harus minimal bergelar magister; sedangkan Rocky hanya menyandang gelar sarjana. Ia tercatat mengampu mata-mata kuliah seperti Seminar Teori Keadilan, Filsafat Politik, dan Metode Penelitian Filsafat; ia juga pernah mengajar pada program pascasarjana. Salah satu mahasiswa yang dibimbingnya adalah aktris Dian Sastrowardoyo.[4][5]
Bersama tokoh-tokoh seperti Abdurrahman Wahid dan Azyumardi Azra, Rocky ikut mendirikan Setara Institute, sebuah wadah pemikir di bidang demokrasi dan hak asasi manusia, pada 2005.[6]
Dalam bidang politik, Rocky bersama Sjahrir dan istrinya, Kartini pernah mendirikan Partai Indonesia Baru (PIB) pada 2002. Meski ikut mendirikan, ia tak aktif di kepengurusan partai. Belakangan, Rocky memutuskan keluar dan bergabung dengan Partai Serikat Rakyat Independen (SRI) pada 2011.[7] Ia didapuk sebagai anggota Majelis Pertimbangan Partai SRI.[8][9] Partai tersebut bermaksud mencalonkan Sri Mulyani untuk pemilihan presiden Indonesia 2014. Namun, SRI gagal melewati proses verifikasi administrasi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia sehingga tidak dapat mengikuti Pemilihan Umum 2014.[10]
Rocky juga pernah mengetuai Sekolah Ilmu Sosial (SIS), sebuah sekolah nonformal yang mendidik siswanya untuk memahami realitas sosial secara interdisipliner, di bawah Yayasan Padi dan Kapas yang juga diketuai oleh Sjahrir. Pengajar di SIS ada sepuluh orang, beberapa di antaranya adalah Arief Budiman, Salim Said, dan Rahman Tolleng.[11]
Pemikiran
Sebagai seorang ilmuwan filsafat, salah satu bidang kajian Rocky adalah filsafat feminisme. Ia banyak menulis di Jurnal Perempuan, sebuah terbitan ilmiah yang dikelola oleh Yayasan Jurnal Perempuan dan didirikan oleh Gadis Arivia, koleganya di Universitas Indonesia.[12] Rocky juga seorang pengajar Kajian Filsafat dan Feminisme (Kaffe) yang merupakan salah satu program Jurnal Perempuan.[13] Selain itu, Rocky juga terlibat sebagai penulis di Jurnal Prisma terbitan LP3ES di mana ia pernah menulis tentang HAM dan tentang Pancasila.[1]
Rocky pernah mendapat kehormatan untuk memberikan pidato kebudayaan akhir tahun rutinan yang diselenggarakan oleh Dewan Kesenian Jakarta di Taman Ismail Marzuki pada akhir tahun 2010.[14] Saat itu, judul pidato Rocky adalah Memelihara Republik, Mengaktifkan Akal Sehat.[15]
Pemikiran Rocky Gerung mulai diperhatikan publik secara luas sejak ia muncul pertama kali di acara televisi Indonesia Lawyers Club di awal tahun 2017. Saat itu, Rocky Gerung mengkritik pemerintah dengan menyatakan pemerintah sebagai pembuat hoaks terbaik karena memiliki banyak perangkat untuk berbohong.[16][17] Sejak itu pula, Rocky terkenal sebagai salah satu intelektual yang tajam dan keras dalam mengkritik pemerintah sehingga sering diundang untuk menjadi narasumber di acara televisi, universitas, dan lain-lain.
Kontroversi
Pada 2018, ia sempat melontarkan pernyataan kontroversial di Indonesia Lawyers Club yang menyebutkan bahwa kitab suci itu fiksi. [18]
Karya
Buku:
- Fay, Brian; Rocky Gerung; dan Budi Murdono (1991). Teori Sosial dan Praktik Politik. Jakarta: Penerbit Grafiti.
- Saraswati, L. G.; dan Rocky Gerung (2006). Hak Asasi Manusia: Teori, Hukum, Kasus. Depok: Filsafat UI Press.
- Gerung, Rocky. "Mengaktifkan Politik." Demokrasi dan Kekecewaan, Centre for the Study of Islam and Democracy, 2009.
Artikel Jurnal:
- Gerung, R. (2007). "Pluralisme dan Konsekwensinya: Catatan Kaki untuk Filsafat Politik’ Nurcholish Madjid”." Paper PSIK Universitas Paramadina.
- Gerung, R. (2008). "Feminisme versus Kearifan Lokal." Jurnal Perempuan 57.
- Gerung, R. (2010). "Representasi, Kedaulatan, dan Etika Publik." Jentera Jurnal Hukum 20 (5).
- Gerung, R. (2011). "Komunitarianisme versus - Hak Asasi Manusia." Jurnal Prisma 1 (2011)
- Gerung, R. (2014). "Feminist Ethics against Stigma of Theocracy-Patriarchy: a Reflection of 2014 Presidential Election." Jurnal Perempuan 19 (3): 175-182.
- Gerung, R. (2015). "Jalan Ideologi dalam Negara Demokrasi." Konfrontasi: Jurnal Kultural, Ekonomi Dan Perubahan Sosial, 2(2), 53-56.
- Gerung, R. (2016). "Feminist Pedagogy: A Political Position." Jurnal Perempuan 21 (3): 265-271.
- Gerung, R. (2018). "Pancasila: Ide Penuntun, Bukan Pengatur." Jurnal Prisma 2 (2018)
Artikel Majalah:
- "Cendekiawan, Kultur, dan Politik", Majalah Tempo Edisi 12 Agustus 2001
- "Tersesat di Jalan Yang Benar", Majalah Tempo Edisi 13 Agustus 2007
- "Rahim Laki-Laki", Majalah Tempo Edisi 7 Maret 2011
- "Demokrasi Kurva Lonceng", Majalah Tempo Edisi 14 November 2011
- "Consumo Ergo Sum", Majalah Tempo Edisi 20 Februari 2012
- "Demagogi", Majalah Tempo Edisi 7 Juli 2014
- "Politik dan Akronim", Majalah Tempo Edisi 29 September 2014
- "Charlie Hebdo dan Kita", Majalah Tempo Edisi 19 Januari 2015
Referensi
- ^ a b "Prisma Jurnal". www.prismajurnal.com. Diakses tanggal 2020-08-29.
- ^ Rocky Gerung Bahas Jalan Berbatu Menuju Sehat Nalar di 2045 | Endgame S2E17, diakses tanggal 2021-06-21
- ^ Aksyah, Ramadhani (12 April 2018). Kisah Seorang Teman: Rocky Gerung yang Saya Ketahui. Republika.co.id, diakses 7 Oktober 2018.
- ^ Mamduh, Naufal (20 April 2018). Kontroversi Rocky Gerung: Disebut 'Profesor' Hingga 'Provokator'. Tirto.id, diakses 7 Oktober 2018.
- ^ Sudrajat (23 April 2018). Rocky Gerung, Tak Punya Ijazah Tapi Mengajar Program Doktor. Detik.com, diakses 7 Oktober 2018.
- ^ Profil di situs resmi Institut SETARA, diakses 7 Oktober 2018.
- ^ BeritaSatu.com. "Yenny Wahid-Imron Rosyadi Dinilai Sembarangan Menuduh". beritasatu.com. Diakses tanggal 2020-08-02.
- ^ "Ini Dia Daftar Pengurus Partai SRI". detiknews. Diakses tanggal 2020-08-02.
- ^ Media, Kompas Cyber. "Partai SRI: Kita Tidak Menjual Kucing dalam Karung". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2020-08-02.
- ^ Post, The Jakarta. "End of the road for SRI Party and PKBN". The Jakarta Post (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-08-02.
- ^ Tempomedia (1987-12-12). "Sekolah Gado-gado". Tempo (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-08-29.
- ^ Koleksi tulisan Rocky[pranala nonaktif permanen] di situs resmi Jurnal Perempuan, diakses 7 Oktober 2018.
- ^ "Profil Pengajar Kaffe". Jurnal Perempuan (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-10-01. Diakses tanggal 2020-08-31.
- ^ Media, Kompas Cyber. "Pidato Kebudayaan Rocky Gerung di TIM". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2020-08-29.
- ^ "Rocky Gerung : Merawat republik, mengaktifkan akal sehat". Dewan Kesenian Jakarta. Diakses tanggal 2020-08-29.
- ^ VIVA, PT VIVA MEDIA BARU- (2018-04-12). "Profil Rocky Gerung - VIVA". www.viva.co.id. Diakses tanggal 2020-08-29.
- ^ "Kritik Keras Rocky Gerung kepada Pemerintahan Jokowi soal 'Hoax' di ILC - YouTube". www.youtube.com. Diakses tanggal 2020-08-29.
- ^ https://www.cnnindonesia.com/nasional/20180413094833-12-290510/rocky-gerung-klarifikasi-soal-kitab-suci-fiksi
Pranala luar
- Profil di Tirto.id
- Koleksi karya ilmiah di Google Scholar
- Lilin yang Kian Terang Menjelang Padam, orasi kebudayaan Rocky pada 20 Mei 2017 di Jakarta.