Talun Kenas
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala. Tag ini diberikan pada Maret 2009. |
artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia. |
Artikel ini perlu diwikifikasi agar memenuhi standar kualitas Wikipedia. Anda dapat memberikan bantuan berupa penambahan pranala dalam, atau dengan merapikan tata letak dari artikel ini.
Untuk keterangan lebih lanjut, klik [tampil] di bagian kanan.
|
Talun Kenas adalah ibu kota Kecamatan STM Hilir, Kabupaten Deli Serdang Propinsi Sumatera Utara. Jumlah penduduk Talun Kenas lebih kurang 2.000 orang dengan mayoritas dari suku sub etnis Batak Karo, selain itu juga ada Batak Toba, Simalungun dan Jawa. Suku Jawa adalah keturunan dari para pekerja kuli kontrak jaman Belanda ketika perkebunan tembakau dan kelapa sawit berjaya di Sumatera Utara.
Sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani; menanam padi di ladang, bersawah, kebun palawija dan pertanian lainnya. Buah Durian juga banyak dihasilkan dari tempat ini, tetapi hasil pertanian yang paling dikenal dari sini adalah pisang Barangan. Pisang Barangan Pisang Barangan adalah pisang dengan cita rasa dan aroma tersendiri dibanding pisang lainnya. Pisang ini tumbuh subur di Talun Kenas dan menjadi produk andalan bagi masyarakat setempat untuk dijual. Pemda Sumut melalui Dinas Pertanian Sumatera Utara membangun Terminal Agribisnis Pisang di Talun Kenas Deliserdang untuk membantu petani di kawasan itu meningkatkan harga jual Pisang Barangan yang cukup diminati konsumen di Jakarta dan Batam bahkan Malaysia. Dengan adanya pusat penjualan pisang itu diharapkan harga jual pisang petani mengalami kenaikan dibanding ketika saat menjual di kebun. Terminal itu juga diharapkan dapat meningkatkan mutu pisang petani karena teknik penyimpanan di terminal tersebut yakni dengan cara digantung akan menjaga kualitas pisang. Selama ini hasil panen pisang petani ditempatkan di tanah saja atau minimal di lantai semen sehingga kualitas pisang kurang baik yang ditandai banyak yang lecet/tergores dan kulit kotor dan bahkan mudah busuk sehingga pembeli melakukan penekanan harga beli. Tetapi akhir-akhir ini kebun pisang Barangan tersebut banyak yang telah berubah menjadi kebun coklat (kakao) dan kebun kelapa sawit, yang mengakibatkan produksi pisang Barangan menurun secara drastis.
Fasilitas pendidikan di desa ini ada; tiga buah SD (SD Negeri 101856, 101857 dan SD Inpres), satu buah SMP (SMP KAVRI) serta satu SMA PGRI. Sedang untuk kelas TK diadakan oleh komunitas Gereja (GBKP dan Katolik).
Di daerah ini terdapat satu tempat wisata rohani kaum Katolik yang diberi nama Pertapaan Karmel. Lokasinya dari desa Talun Kenas sekitar 3 km, berada di tengah-tengah alam yang masih terjaga keasriannya, sehingga ketika mengadakan acara terasa lebih hikmat. Sekarang tempat ini sudah banyak dikunjungi sebagai tempat retreat oleh warga Medan sekitarnya dan juga ada yang datang dari Jakarta.
Di Talun Kenas mengalir sungai Belumai yang bermuara ke Selat Malaka. Dahulu sungai ini terkenal dengan ikan Jurung-nya, sejenis ikan bersisik berwarna perak mengkilap. Rasa ikan ini begitu nikmatnya dan disukai banyak orang, yang menyebabkan harganya menjadi sangat mahal dibanding ikan lain yang ada disini. Karena harga jualnya yang mahal, ikan ini ditangkap dengan segala cara; dipancing, dijala, disetrum dan termasuk menggunakan racun ikan, sehingga saat ini sangat sulit untuk mendapatkannya.