Terawan Agus Putranto
Letnan Jenderal TNI (Purn.) Prof. Dr. dr. Terawan Agus Putranto, Sp.Rad(K) (lahir 5 Agustus 1964)[4] adalah dokter Indonesia yang menjabat sebagai Menteri Kesehatan Republik Indonesia pada Kabinet Indonesia Maju antara 23 Oktober 2019 dan 23 Desember 2020. Sebelumnya ia seorang dokter militer yang juga menjabat sebagai Kepala Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Subroto dan Ketua Tim Dokter Kepresidenan.[5] Ia menjadi dokter militer pertama yang menjabat Menkes sejak Mayor Jenderal TNI (Purn.) dr. Suwardjono Surjaningrat (1978–1988) dan orang dengan pangkat militer tertinggi yang pernah memangku jabatan ini.
Terawan Agus Putranto | |
---|---|
Menteri Kesehatan Indonesia ke-19 | |
Masa jabatan 23 Oktober 2019 – 23 Desember 2020 | |
Presiden | Joko Widodo |
Wakil Presiden | Ma'ruf Amin |
Kepala Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto | |
Masa jabatan 1 Juni 2015 – 23 Oktober 2019 | |
Pendahulu Hardjanto | |
Informasi pribadi | |
Lahir | 5 Agustus 1964 Sitisewu, Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia[1] |
Kebangsaan | Indonesia |
Partai politik | Independen |
Suami/istri | Ester Dahlia |
Anak | Abraham Apriliawan Putranto |
Orang tua | Sudarno (ayah) |
Almamater |
|
Profesi | Dokter |
Karier militer | |
Pihak | Indonesia |
Dinas/cabang | TNI Angkatan Darat |
Masa dinas | 1990–2019 |
Pangkat | Letnan Jenderal TNI |
Satuan | Kesehatan (CKM) |
Penghargaan | |
Sunting kotak info • L • B |
Ia merupakan lulusan dari Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta dan kemudian masuk TNI AD, di mana ia ditugaskan ke beberapa daerah termasuk Lombok, Bali, dan Jakarta untuk mengemban tugas sebagai pelaksana medis/kesehatan militer.[6] Ia juga pernah menjabat sebagai Tim Dokter Kepresidenan pada tahun 2009 dan pernah menjabat sebagai Kepala RSPAD tahun 2015.
Kehidupan awal dan pendidikan
Terawan lahir pada tanggal 5 Agustus 1964 di Sitisewu,[1] sebuah kawasan di Sosromenduran, Gedongtengen, Yogyakarta. Ia menempuh pendidikan awal di SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta (1977),[1] SMP Negeri 2 Yogyakarta (1980),[1] dan SMA Bopkri 1 Yogyakarta (1983).[7] Ia mengambil S-1 di Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta (1990), S-2 Spesialisasi Radiologi di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya (2004),[8] dan S-3 Doktor di Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar (2013).[9] Ia juga mengambil pendidikan di Sepamilwa ABRI pada tahun 1990.
Pada tahun 2022, Terawan diangkat sebagai profesor kehormatan ilmu pertahanan bidang kedokteran militer dari Fakultas Kedokteran Militer Universitas Pertahanan Republik Indonesia.[butuh rujukan]
Riwayat Jabatan
Militer
- Tim Dokter Kepresidenan RI (2009-2019)
- Ka. RSPAD Gatot Soebroto (2015—2019)
Pemerintahan
Pada 23 Oktober 2019, ia dilantik dan dipercaya untuk membantu tugas dari presiden Joko Widodo pada posisi Menteri Kesehatan Kabinet Indonesia Maju periode 2019—2024.
Organisasi
- Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Radiologi Indonesia.
- Ketua World International Committee of Military Medicine.
- Ketua ASEAN Association of Radiology.
Kontroversi
Terawan Theory
Ia pernah merumuskan 'Terawan Theory', yakni sebuah teori yang terkait dengan metode 'cuci otak' pada penderita stroke. Meskipun demikian, ia dipecat oleh Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Ikatan Dokter Indonesia (MKEK IDI) karena melakukan metode tersebut kepada pasien sebelum melalui penelitian ilmiah.[10] Ikatan Dokter Indonesia (IDI) memecat mantan Menteri Kesehatan Dr dr Terawan Agus Putranto dari keanggotaan.[11][12]
Pandemi COVID-19
Ketika Pandemi COVID-19 mulai merebak, ia bekerja mengevakuasi 188 warga negara Indonesia (WNI) yang terjebak di kapal pesiar Dream World.[13] Ia juga mendapat kontroversi dari pemulangan dan karantina WNI dari Wuhan karena lokasi karantina terlalu dekat dengan pemukiman penduduk, meskipun pemerintah Indonesia telah meyakinkan warga bahwa WNI yang dipulangkan tidak terinfeksi. Setelah masa karantina 14 hari, seluruh WNI dideklarasikan sehat dan tidak terinfeksi COVID-19.[14]
Terawan juga dikritik karena menyatakan bahwa flu biasa lebih berbahaya daripada COVID-19, dengan menyatakan bahwa flu biasa memiliki jumlah kematian lebih tinggi dari COVID-19.[15]
Terawan juga dikritik karena sikap "arogan" dan "anti-sains" dalam menangani krisis COVID-19 di Indonesia.[16] Menurutnya percuma yang sehat pakai masker,[17] menyalahkan pembeli masker,[18] sebelumnya sempat menyebutkan enjoy aja terkait virus corona,[19] dan pengangkatan duta imunitas corona.[20]
Penghargaan
Tanda Jasa
- Bintang Mahaputra Nararya
- Bintang Yudha Dharma Pratama[21]
- Bintang Kartika Eka Paksi Pratama
- Bintang Yudha Dharma Nararya
- Bintang Kartika Eka Paksi Nararya
- SL. Kesetiaan XXIV
- SL. Kesetiaan XVI
- SL. Kesetiaan VIII
- SL. Dwidya Sistha
Brevet
- Brevet Kesehatan TNI AD
- Brevet Yudha Wastu Pramuka
- Brevet Para Dasar
- Brevet Hiperbarik Kesehatan TNI AL
- Brevet Kavaleri Kuda
- Brevet Tank Kavaleri
- Pin Setia Waspada Paspampres
- Brevet Parachutist Thailand
- Brevet Lakespra
Referensi
- ^ a b c d ww25.ibukata.com http://ww25.ibukata.com/rangkuman/biografi/3863/profil-terawan-menkes-dari-kalangan-militer/?subid1=20210616-1755-55bd-8a09-8222740e942b. Diakses tanggal 2021-06-16. Tidak memiliki atau tanpa
|title=
(bantuan) - ^ https://www.jawaban.com/read/article/id/2019/10/23/10/191023122810/terawan_agus_putrantomenteri_kesehatan_baru_yang_ternyata_cinta_tuhan
- ^ https://jawaban.com/read/article/id/2019/10/23/91/191023113734/5_menteri_kabinet_indonesia_maju_ini_beragama_kristen_katoliksiapa_saja_mereka
- ^ "Jadi Menteri Kesehatan, dr Terawan Dikenal Ramah dan Religius Saat Sekolah". suara.com. 2019-10-23. Diakses tanggal 2021-06-16.
- ^ "Profil Dokter Terawan, Menteri Kesehatan Kabinet Indonesia Maju". Kompas. 23 October 2019. Diakses tanggal 23 October 2019.
- ^ "Sosok Terawan Agus Putranto, Dokter Tentara yang Jadi Menteri Kesehatan". suara.com. 2019-10-23. Diakses tanggal 2021-06-16.
- ^ Liputan6.com (2019-10-23). "Kisah Terawan Muda Sewaktu Bersekolah di Yogyakarta". liputan6.com. Diakses tanggal 2021-06-16.
- ^ Media, Kompas Cyber (2019-10-23). "Profil Dokter Terawan, Menteri Kesehatan Kabinet Indonesia Maju". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2021-06-16.
- ^ Nurdyansa (2019-10-23GMT+080023:42:34+08:00). "Biografi Dr. Terawan Agus Putranto, Kisah Ahli 'Cuci Otak' Menjadi Menteri Kesehatan | Biografiku.com". Diakses tanggal 2021-06-16.
- ^ Kresna, Mawa. "Kejanggalan Terapi 'Brainwash' Dokter Terawan". tirto.id. Diakses tanggal 2021-06-16.
- ^ Tim 20Detik. "IDI Resmi Pecat Dokter Terawan Dari Keanggotaan". detiknews. Diakses tanggal 2022-03-26.
- ^ Ramadhan, Azhar Bagas. "Eks Menkes Terawan Dipecat dari IDI Keputusan MKEK". detiknews. Diakses tanggal 2022-03-26.
- ^ "Menkes Terawan Jelaskan Pentingnya Evakuasi WNI di Kapal World Dream Didahulukan". Tribunnews.com. Diakses tanggal 2020-02-26.
- ^ Redaksi. "Terawan: 238 WNI dari Natuna Sehat & Bebas Corona". news. Diakses tanggal 2020-02-26.
- ^ Sihombing, Rolando Fransiscus. "Menkes: Kematian Gegara Flu Lebih Tinggi, Kenapa Heboh Corona Luar Biasa?". detiknews. Diakses tanggal 2020-03-09.
- ^ Post, The Jakarta. "Terawan must go, civil groups say, demanding crisis-sensitive health minister". The Jakarta Post (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-03-23.
- ^ Media, Kompas Cyber. "Menkes: Percuma yang Sehat Pakai Masker". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2020-04-19.
- ^ Liputan6.com (2020-02-15). "Menkes Terawan Soal Harga Masker Melonjak: Salahmu Sendiri, Kok Beli?". liputan6.com. Diakses tanggal 2020-04-19.
- ^ "Kata Menkes Terawan saat Disinggung Enjoy Aja terkait Virus Korona". iNews.ID. 2020-01-31. Diakses tanggal 2020-04-19.
- ^ "Menkes Terawan Nobatkan Duta Imunitas Corona Sejati, Ini Personil dan Alasannya!". KOMPAS.tv. Diakses tanggal 2020-04-19.
- ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-10-23. Diakses tanggal 25 Oktober 2019.
Jabatan politik | ||
---|---|---|
Didahului oleh: Nila Moeloek |
Menteri Kesehatan Indonesia 2019-2020 |
Diteruskan oleh: Budi Gunadi Sadikin |
Jabatan militer | ||
Didahului oleh: Hardjanto |
Kepala Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto 2015–2019 |
Diteruskan oleh: Bambang Dwi Hasto |