Bahasa Palembang
Bahasa Palembang (Baso Palembang) merupakan bahasa dalam rumpun bahasa Musi yang dituturkan di dua per tiga wilayah dari Provinsi Sumatra Selatan di Indonesia, terutama di sepanjang aliran Sungai Musi. Bahasa ini telah menjadi basantara antar percakapan orang-orang dan sering digunakan secara poliglosia dengan bahasa Indonesia dan dialek setempat lainnya di daerah tersebut.[8] Dikarenakan penuturan di beberapa bagian dari Sumatra Selatan pernah menjadi kawasan dengan penuturan orang Minangkabau dan orang Jawa, varietas penuturan dan tatanan bahasa Palembang juga mengikut pada yang ada di bahasa Jawa dan Minangkabau.[9][1]
Penggunaan bahasa Palembang diakui secara resmi oleh pemerintah Provinsi Sumatra Selatan sebagai salah satu bahasa pribumi Sumatra Selatan yang wajib dijaga kelestariannya. Sebagai salah satu upaya penggiatan sosialisasi dan pelestarian bahasa Palembang, pemerintah Provinsi Sumatra Selatan yang didukung oleh Kementerian Agama Republik Indonesia mengadakan peluncuran Al-Qur'an (kitab suci umat Islam) dengan terjemahan bahasa Palembang yang dirilis oleh Puslitbang Lektur Dan Khazanah Keagamaan[11] pada tahun 2019.[12][13][14]
Bahasa Palembang tingkatan Jegho/Jero (alias Alus) juga masuk sebagai muatan lokal (kegiatan kurikulum) bagi sekolah-sekolah tingkat dasar dan menengah di wilayah Palembang sejak 2021.[15]
Fonologi
Dunggio (1981) mendata 30 fonem dalam bahasa Palembang, dengan rincian 24 bunyi konsonan dan 6 bunyi vokal.[16] Namun studi lanjutan dari Aliana (1987) menyatakan bahwa hanya ada 25 fonem dalam bahasa Palembang, yang disebabkan oleh analisa ulang konsonan /z/ sebagai alofoni dari /s/ dan /d͡ʒ/.[17]
Vokal
Depan | Madya | Belakang | |
---|---|---|---|
Tertutup | /i/ | /u/ | |
1/2 Tertutup | /e/ | /o/ | |
Tengah | /ə/ | ||
Terbuka | /a/ |
Dalam suku kata tertutup, /i/ dan /u/ dilepaskan sebagai bentuk alofoninya, yakni [ɪ] dan [ʊ].[18]
Konsonan
Dwi- bibir |
Rongga- gigi |
Pask. Ronggi. langit- langit |
langbel. | Celah- suara | ||
---|---|---|---|---|---|---|
Sengau | /m/ | /n/ | /ɲ/ ⟨ny⟩ | /ŋ/ ⟨ng⟩ | ||
letup/gesek | nirsuara | /p/ | /t/ | /t͡ʃ/ ⟨c⟩ | /k/ | /ʔ/ ⟨'⟩ |
bersuara | /b/ | /d/ | /d͡ʒ/ ⟨j⟩ | /ɡ/ | ||
Frikatif | nirsuara | /f/ | /s/ | /ʃ/ ⟨sy⟩ | /x/ ⟨kh⟩ | /h/ |
bersuara | /v/ | /z/ | /ɣ/ ⟨gh⟩ ~/r/ | |||
Hampiran | Semivokal | /w/ | /j/ ⟨y⟩ | |||
Sisian | /l/ |
Ragam
Dialek
Bahasa Palembang memiliki ragam variasi dialek yang dapat dikenali melalui perbedaan fonologi, aksentologi, maupun idiomatologi yang umumya terbagi kedalam distribusi penggolongan melalui beberapa metode, yakni baik secara regional geografis maupun sosiokultural. McDowell dan Anderbeck (2020) membagi secara spesifik membagi kluster Palembang ke dalam tiga dialek, yaitu dialek 1) Dialek Palembang Lawas, 2) Dialek Palembang Pasar, dan 3) Dialek Palembang Pesisir. Dialek Palembang Lama yang dimaksud adalah dialek tradisional yang dituturkan sehari-hari terutama oleh kalangan masyarakat Palembang "asli" baik di kota maupun di wilayah pedesaan sekitarnya. Sementara, dialek Palembang Pasar adalah dialek yang utamanya digunakan sebagai basantara untuk menjembatani komunikasi antarkomunitas, khususnya di Palembang dan Sumatra Selatan pada umumnya. Secara leksikon, dialek Palembang Lama mempertahankan beberapa kosakata serapan Jawa yang tidak lagi dipakai dalam dialek Pasar. Dalam hal fonologi, dialek Pasar juga lebih sering menggunakan bunyi /r/ yang diucapkan melalui getaran ujung lidah (apikal), alih-alih bunyi frikatif /ɣ~x/ yang biasanya dipakai dalam dialek Lama.[19]
Tingkatan
Bahasa Palembang mempunyai dua tingkatan linguistik, yaitu Baso Palembang Jegho alias Baso Palembang Alus (kerap diidentifikasi juga sebagai Bebaso) dan Baso Palembang Sari-Sari. Baso Palembang Jegho alias Baso Palembang Alus dipergunakan dalam percakapan dengan pemuka masyarakat, orang-orang tua, atau orang-orang yang dihormati, terutama dalam upacara adat Palembang.
Bahasa Palembang Alus secara umum memiliki unsur serapan linguistik bahasa Jawa dikarenakan adanya hubungan historis Kemaharajaan Sriwijaya dan Kesultanan Palembang Darussalam dengan kerajaan di pulau Jawa yaitu kerajaan Mataram yang pernah menguasai wilayah Palembang. Itulah sebabnya perbendaharaan kata dalam bahasa Palembang (khususnya pada Palembang Jegho alias Palembang Alus) memiliki persamaan karakteristik dengan perbendaharaan kata dalam bahasa Jawa. [butuh rujukan]
Sebagai hasil realisasi upaya pemerintah Sumatra Selatan sejak tahun 2002 dalam pelestarian bahasa Palembang, pada tahun 2021 Palembang Jegho (alias Palembang Alus) secara resmi masuk sebagai muatan lokal (kegiatan kurikulum) bagi sekolah-sekolah tingkat dasar dan menengah di wilayah Palembang.[20]
Kata serapan
Secara historis, Bahasa Palembang memiliki beberapa pengaruh dari elemen linguistik bahasa lain, utamanya dari bahasa Minangkabau[butuh rujukan] dan bahasa Jawa. Hal ini disebabkan oleh faktor kontak perdagangan antar etnis Minangkabau[butuh rujukan] dan etnis Jawa di tanah Palembang yang telah berlangsung sejak ribuan tahun lalu, salah satu faktor utama lainnya yakni karena Kota Palembang pernah berada di bawah kekuasaan yang sama dengan pulau Jawa untuk masa yang cukup lama,[21] hal-hal tersebutlah yang menyebabkan varietas lingustik dalam bahasa Palembang memiliki elemen linguistik bahasa Jawa yang merasuk hingga ke kosakata intinya.[22]
Kalimat
Contoh Kalimat
Berikut ini merupakan beberapa contoh ungkapan kalimat dalam bahasa Palembang:
Ucapan Selamat Hari Raya Idul Fitri[23]
- Maso tangan dak pacak salaman, mato dak biso saling jingok, mangko lewat pesen singkat niki tubu ngucapke Selamet ari rayo Idul Fitri 1441 Hijrah Minal Aidin Wal Faizin nyuun pangapura laer lan bhatin.
- Dak sengajo tubu galak panesan, ado bae nan galak nyaketke ati. Sering nian tubu galak nyingung persaaan nan sering kito panesanke. Nyuun pangapura laer lan bhatin selamet ari rayo idul fitri 1441 H.
- Mato galak salah jingok, molot galak salah berucap, ati galak salah sangko, dengen niat nan tolos dan suci tubu ngucapke nyuun pangapura laer lan bhatin.
Pernyataan Umum tentang Hak-Hak Asasi Manusia
Bahasa Palembang | Arti dalam bahasa Indonesia | |
---|---|---|
Pratelan Lumrah Hak Dasare Wong Galo | Pernyataan Umum tentang Hak-Hak Asasi Manusia | |
Perkaro 1 | Pasal 1 | |
Wong-wong niku dilaerke mardika galo nan samo-samo ado martabek ngen hak. Wong-wong galo olehke peker ngen nurani, lan mestinyo besuo samo nan laen dengen caro wong bedulur. | Semua orang dilahirkan merdeka dan mempunyai martabat dan hak-hak yang sama. Mereka dikaruniai akal dan hati nurani dan hendaknya bergaul satu sama lain dalam semangat persaudaraan |
Referensi
- ^ a b Bahasa Palembang di Ethnologue (ed. ke-18, 2015)
- ^ "Pedoman Ejaan Bahasa Palembang". Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
- ^ Trisman, Bambang; Amalia, Dora; Susilawati, Dyah (2007). Twilovita, Nursis, ed. Pedoman Ejaan Bahasa Palembang [Palembang Spelling System Guidelines]. Palembang: Balai Bahasa Palembang, Provinsi Sumatera Selatan, Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional. OCLC 697282757.
- ^ Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "[[Kategori:Halaman yang menggunakan templat pengganti kata ajaib|PN00Bahasa Palembang]]". Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History. Konflik URL–wikilink (bantuan)
- ^ Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "[[Kategori:Halaman yang menggunakan templat pengganti kata ajaib|PN00Bahasa Palembang]]". Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History. Konflik URL–wikilink (bantuan)
- ^ Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "[[Kategori:Halaman yang menggunakan templat pengganti kata ajaib|PN00Bahasa Palembang]]". Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History. Konflik URL–wikilink (bantuan)
- ^ "Bahasa Palembang". www.ethnologue.com (dalam bahasa Inggris). SIL Ethnologue.
- ^ McDonnell 2016, hlm. 13.
- ^ Tadmor, Uri (16–17 June 2001). Language Contact and Historical Reconstruction: The Case of Palembang. 5th International Symposium on Malay/Indonesian Linguistics. Leipzig.
- ^ Trisman, Bambang; Amalia, Dora; Susilawati, Dyah (2007). Twilovita, Nursis, ed. Pedoman Ejaan Bahasa Palembang [Palembang Spelling System Guidelines]. Palembang: Balai Bahasa Palembang, Provinsi Sumatera Selatan, Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional. OCLC 697282757.
- ^ "Alquran dengan Terjemahan Bahasa Palembang". IDXchannel.com. 2022.
- ^ "Al Quran terjemahan Bahasa Palembang dan Sunda". 2019.
- ^ "Alquran Terjemahan Bahasa Palembang Hanya Dicetak 100 Eksemplar". liputan6.com. 2020.
- ^ "UIN Raden Fatah Serahkan Alquran Terjemahan Bahasa Palembang ke Sumeks.co". sumeks.co. Sumatera Ekspres. 2022.
- ^ "Alhamdulillah, Bahasa Palembang Jegho (Alus) Masuk Muatan Lokal Pada Sekolah Dasar Di Kota Palembang". Pustipd UIN Raden Fatah. 2021.
- ^ Dunggio 1983, hlm. 7-10.
- ^ Aliana 1987, hlm. 14.
- ^ Dunggio 1983, hlm. 21-22.
- ^ McDowell Anderbeck, hlm. 13–15.
- ^ "Alhamdulillah, Bahasa Palembang Jegho (Alus) Masuk Muatan Lokal Pada Sekolah Dasar Di Kota Palembang". Pustipd UIN Raden Fatah. 2021.
- ^ Coedès, George (1968). Walter F. Vella, ed. The Indianized States of Southeast Asia. trans.Susan Brown Cowing. University of Hawaii Press. ISBN 978-0-8248-0368-1.
- ^ Tadmor, Uri (16–17 June 2001). Language Contact and Historical Reconstruction: The Case of Palembang. 5th International Symposium on Indonesian Linguistics. Leipzig.
- ^ "Sebelas Ucapan Selamat Lebaran dalam Bahasa Palembang". SINDOnews.com. MNC Portal. 2020.
Daftar pustaka
- Kedudukan dan Fungsi Bahasa Palembang. Kerjasama Lembaga Bahasa dan Fakultas Keguruan Universitas Sriwijaya dengan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Sumatra Selatan. 1978.
- Arif, R. M. (1981). Kedudukan dan Fungsi Bahasa Palembang. 74. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
- Trisman, Bambang; Amalia, Dora; Susilawati, Dyah; Twilovita, Nursis (2007). Pedoman Ejaan Bahasa Palembang. Balai Bahasa Palembang, Provinsi Sumatera Selatan, Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional.
- Adelaar, K. Alexander (1992). Proto-Malayic: The reconstruction of its phonology and parts of its lexicon and morphology. Dept. of Linguistics, Research School of Pacific Studies, the Australian National University. ISBN 9780858834088.
- Anderbeck, Karl; McDowell, Jonathan (2020). The Malay Lects of Southern Sumatra. JSEALS Special Publication. 7. University of Hawai'i Press. hdl:10524/52466.
- Hanifah, Abu (1999). Undang-Undang Simbur Cahaya. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. ISBN 9794593869.
- Marsden, William (1811). History of Sumatra, Containing an Account of the Government (etc.). London: Longman.
- Dunggio, P.D. (1983). Struktur bahasa Palembang. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
- Aliana, Zainul Arifin (1987). Morfologi dan sintaksis bahasa Palembang. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
- McDonnell, Bradley James (2016). Symmetrical Voice Constructions in Besemah: A Usage-based Approach. Santa Barbara: University of California Santa Barbara.
Pranala luar
Cari tahu mengenai Bahasa Palembang pada proyek-proyek Wikimedia lainnya: | |
Definisi dan terjemahan dari Wiktionary | |
Gambar dan media dari Commons | |
Berita dari Wikinews | |
Kutipan dari Wikiquote | |
Teks sumber dari Wikisource | |
Buku dari Wikibuku |