Agama di Malta

artikel daftar Wikimedia

agama di Malta hanya satu, yaitu Katolik Roma. Konstitusi Malta menetapkan Katolik sebagai agama negara dan hal ini juga tercermin dalam berbagai elemen budaya Malta.

Katedral St. Paul di Mdina
Katedral bersama St. john di Valletta

Agama di Malta (2022)

  Katolik Roma (100%)

Agama yang dianut oleh semua penduduk di Malta adalah Katolik Roma. Konstitusi Malta menetapkan agama Katolik sebagai agama negara dan juga tercermin dalam berbagai elemen budaya di Malta, hal tersebut telah mengakar di Malta, oleh sebab itu, rakyat Malta harus semuanya beragama Katolik, karna Malta adalah Negara Ekklesia/Theokratis/Negara Gereja/Negara Agama. Santo pelindung Malta adalah St. Paul, St. Publius, dan St Agatha. Maria yang diangkat ke surga yang dikenal sebagai Santa Maria adalah pelindung Khusus Pulau Malta. Penduduk Malta Sudah 100% Kristen Katolik Sejak 60 Masehi, Ketika "Publius", Gubernur Pertama Malta, Masuk Kristen Dan Di Baptis Oleh "Paulus", Lalu Ketika Paulus Melanjutkan Perjalanan Ke Roma, Disaat Itulah Perlahan-lahan Penduduk Malta Masuk Ke Kristen, yang tadinya Dari 1% Kristen, Menjadi 100% Kristen Di Tahun Yang Sama, Yaitu Pada Tahun 60 Masehi, karna pada Tahun 60 Masehi, Gubernur Malta Jabatannya Setara Dengan Presiden Malta Pada Sekarang Ini. Malta juga memiliki "Sovereign Military Order of Malta/Knight Of Malta" atau dalam bahasa Indonesia juga disebut sebagai "Ordo Katolik Militer Berdaulat Malta/Tentara Salib Malta", yaitu, Crusader yang ditugaskan oleh Negara Malta untuk mempertahankan Katolik di Malta agar tetap 100%. Ada lebih dari 400 gereja di Pulau Malta, Pulau Gozo dan Pulau Comino, atau satu gereja untuk setiap 1.000 penduduk, dan pasti di setiap 1 KM ada 3 Gereja di Malta, Gereja paroki (Maltese: "il-parroċċa", atau "il-knisja parrokkjali") adalah titik fokus arsitektur dan geografis setiap kota dan desa di Malta, dan ini menjadi sumber kebanggaan utama masyarakat disana. Kebanggaan kewarganegaraan ini memanifestasikan dirinya dalam berbagai 'festival' spektakuler di setiap desa setempat, yang ditandai adanya hari santo pelindung setiap paroki. Hal ini akan dikemas dengan pertunjukan marching band, prosesi keagamaan Katolik, Misa khusus, pesta kembang api St. Publius dan juga perayaan agama Katolik Roma yang lainnya. Sensus 2022 mengungkapkan bahwa 100% dari populasi Katolik menghadiri Misa pada setiap hari, sensusnya berlangsung selama akhir pekan di bulan Januari 2022 yang hasil surveinya diumumkan langsung pada Maret 2022 oleh Pemerintah Malta. Di sekolah swasta, Para Siswa dan Siswi Harus Mengikuti Pelajaran Agama Katolik Roma, sedangkan di sekolah umum pengajaran agama Katolik Roma adalah bagian dari kurikulum tetapi para siswa dan siswi dapat memilih untuk menolak partisipasi dalam pelajaran agama jika sedang sibuk atau malas atau ingin cepat pulang sekolah. Subsidi diberikan kepada murid sekolah swasta dan juga murid sekolah umum sebesar 200 Euro (Lebih Dari 3 Juta Rupiah), Yang Penting Harus Mengikuti Pelajaran Katolik. Sedangkan di universitas swasta, Para Mahasiswa dan Mahasiswi Juga Harus Mengikuti Pelajaran Agama Katolik Roma, sedangkan di universitas umum pengajaran agama Katolik Roma adalah pelajaran utama, jadi, Para Mahasiswa dan Mahasiswi tidak dapat memilih untuk menolak partisipasi dalam pelajaran agama jika sedang sibuk atau malas atau ingin cepat pulang sekolah. Subsidinya diberikan kepada Mahasiswa dan Mahasiswi Universitas Swasta Dan Juga Mahasiswa dan Mahasiswi Universitas Umum Sebesar 320 Euro (Lebih Dari 5 Juta Rupiah), Malta Juga Negara Yang Menggaji Rakyatnya Tanpa Harus Bekerja, Sebesar 20 Euro Setiap Hari (Lebih Dari 300 Ribu Rupiah), Dan Rakyat Malta Semuanya Harus Beragama Katolik. Oleh Sebab Itu, Negara Malta Adalah Negara Yang Dianggap Sebagai "Negara Yang Paling Katolik" Di Seluruh Dunia Selain Negara Vatikan, Dan Rakyat Malta Adalah Rakyat Yang Dianggap Sebagai "Rakyat Yang Paling Katolik" Di Seluruh Dunia Selain Rakyat Vatikan.

Agama dan hukum

Dasar konstitusi

Pasal 2 Konstitusi Malta menyatakan bahwa agama Malta adalah "agama apostolik Katolik Roma" (ayat 1), bahwa otoritas Gereja Katolik memiliki kewajiban dan hak untuk mengajarkan prinsip-prinsip yang benar dan yang salah (ayat 2) dan bahwa pengajaran keyakinan apostolik Katolik harus diberikan di semua sekolah negeri sebagai bagian dari pendidikan wajib (ayat 3).

Malta, salah satu penandatangan Protokol 1 Konvensi Eropa tentang Hak Asasi Manusia, membuat pernyataan bahwa Malta menerima pasal 2 protokol tersebut (adalah hak orang tua agar anak-anak mereka dididik dengan agama atau pandangan-pandangan filsafat mereka) hanya sejauh "hal tersebut kompatibel dengan penyediaan pengajaran dan pelatihan yang efisien, dan menghindari pengeluaran publik yang tidak beralasan, dengan memperhatikan fakta bahwa penduduk Malta sangat teguh menganut Katolik Roma".[1]

Malta secara resmi mendukung Italia dan merupakan salah satu dari sepuluh negara yang menyajikan secara tertulis hasil pengamatan ketika kasus Lautsi v. Italia didengar oleh Ruang Besar Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa mengenai pemasangan salib di dalam ruang kelas.

Agama dan kebijakan publik

Malta adalah negara Eropa terakhir (tidak termasuk Vatikan) yang memperkenalkan perceraian pada Oktober 2011 setelah pemungutan suara dalam sebuah referendum mengenai hal itu pada awal tahun itu.[2] Selanjutnya, Malta juga telah mencabut fitnah agama sebagai kejahatan pada Juli 2016.[3]

Aborsi ilegal dalam semua keadaan.[4][5] Selama bertahun-tahun beberapa celah (non-inklusi dari perairan luar teritorial, tidak ada lagi iklan) memperbolehkan individu-individu untuk menghindari larangan tersebut selama periode waktu terbatas.[6]

Kunjungan Pastoral

 
Plakat di Valletta memperingati kunjungan Paus Yohanes Paulus II pada tahun 1990

Paus Yohanes Paulus II melakukan tiga kunjungan pastoral ke Malta, yaitu dua kali pada tahun 1990 dan sekali pada tahun 2001. Dalam kunjungan terakhirnya, ia melakukan beatifikasi tiga orang Malta, yaitu George Preca (yang kemudian dikanonisasi pada tahun 2007), Nazju Falzon, dan Adeodata Pisani.

Pada bulan April 2010, Paus Benediktus XVI juga mengunjungi Malta dalam perayaan 1950 tahun karamnya kapal Paul di Malta.[7]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ "Treaty No. 009 made by Malta". Council of Europe (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-07-08. Diakses tanggal 15-12-2017. 
  2. ^ "MPs in Catholic Malta pass historic law on divorce". BBC News (dalam bahasa Inggris). 25-07-2011. 
  3. ^ "Bill decriminalising vilification of religion approved: 'A sad day for Malta' - Archbishop". Times of Malta (dalam bahasa Inggris). 12-07-2016. Diakses tanggal 15-12-2017. 
  4. ^ "Europe's abortion rules". BBC News (dalam bahasa Inggris). 12-02-2007. 
  5. ^ "Malta Government Responds to EU's Pro-Abortion Recommendation". Euthanasia.com. 23-07-2002. Diakses tanggal 6 November 2011. 
  6. ^ Steven Ertelt (17-07-2006). "Malta pro-life advocates can't stop Spain abortion business from running ads". Life News.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-02-08. Diakses tanggal 18-06-2006. 
  7. ^ Alessandra Stanley (09-05-2001). "Valletta Journal: Malta greets the Pope like a beloved spa client". New York Times. Diakses tanggal 18-06-2006. 

Pranala luar