Jangan Ambil Anakku
Jangan Ambil Anakku adalah sinetron Indonesia produksi MD Entertainment yang ditayangkan perdana 16 Maret 2010 di Indosiar. Sinetron ini disutradarai oleh Emil G Hampp dan dibintangi oleh Indra L. Bruggman dan Nova Eliza.
Jangan Ambil Anakku | |
---|---|
Genre | |
Pembuat | MD Entertainment |
Ditulis oleh | Zara Zettira |
Skenario | Zara Zettira |
Sutradara | Emil G Hampp |
Pemeran |
|
Penggubah lagu tema | Andra and the BackBone |
Lagu pembuka | "Jalanmu Bukan Jalanku" — Andra and the BackBone |
Lagu penutup | "Jalanmu Bukan Jalanku" — Andra and the BackBone |
Penata musik |
|
Negara asal | Indonesia |
Bahasa asli | Bahasa Indonesia |
Jmlh. musim | 1 |
Jmlh. episode | 19 |
Produksi | |
Produser | |
Penyunting | Heru Mashudi |
Pengaturan kamera | Multi-camera |
Durasi | 60 menit |
Rumah produksi | MD Entertainment |
Distributor | Indosiar Karya Media |
Rilis asli | |
Jaringan | Indosiar |
Rilis | 16 Maret 15 April 2010 | –
Pemain
- Indra Bruggman sebagai Bayu
- Nova Eliza sebagai Hesti
- Shirin Amarain sebagai Sinar
- Henny Timbul
Sinopsis
Maraknya kasus penculikan bayi yang terjadi belakangan ini menginspirasi sinetron ini. Kisah berawal dari pasangan suami istri Hesti(nova eliza) dan Bayu (indra bruggman) yang tengah bersuka cita atas kelahiran putri kedua mereka. Namun sehari setelah melahirkan, bayinya diculik dari klinik tempat ia bersalin. Hesti menjerit menangis sejadi-jadinya. Bayu tak kalah berduka. Pihak klinik kebingungan tapi tidak mau disalahkan. Semua panik mencari dan melacak keberadaan bayi. Polisi ikut turun tangan. Semua yang berkaitan dengan keluarga Bayu, diinterogasi. Hesti pingsan berkali-kali setiap ingat nasib anak keduanya yang masih bayi merah itu.
Siapa nyana penculiknya adalah bidan Ida, yang membantu proses kelahiran Hesti. Bidan Ida sudah lama sekali berharap punya anak lagi setelah keguguran dulu. Apa daya suaminya sudah meninggal. Dorongan kuat untuk mempunyai anak membuatnya berlagak hamil sembari menunggu waktu yang tepat untuk menculik bayi. Kini, bayi Hesti sudah di tangannya dan diberi nama Sinar. Ida pikir dirinya aman dari tuduhan penculikan lantaran pas kejadian, ia sedang “cuti melahirkan”. Jadilah Ida menggelar syukuran di rumahnya. Tanpa disangka, teman sekerjanya yang tidak diundang malah datang ke rumahnya. Mereka melihat Sinar dan yakin kalau dia adalah bayi yang hilang itu. Ida mencium sinyal buruk ini. Ia kabur sebelum polisi datang. Dalam pelarian, tanpa sengaja keranjang berisi Sinar jatuh ke sungai, terbawa arus deras.
Keranjang bayi akhirnya ditemukan Bu Acih, seorang janda yang bekerja sebagai buruh cuci. Kebetulan Bu Acih divonis tak bisa punya anak. Sejak ia merawat Sinar, hidupnya perlahan membaik. Karena Sinar, Bu Acih memutuskan membuka panti asuhan. Hesti dan Bayu tetap belum menyerah. Dibantu wartawan bernama Rima, mereka terus menyebarkan pengumuman. Bayu mulai frustrasi kekurangan uang karena selama pencarian ia tak bisa bekerja. Bu Chandra, ibu Bayu, menyalahkan Hesti yang dianggap tidak bisa memberi semangat moral pada suaminya. Hesti mulai putus asa dan sakit-sakitan serta menjadi pemarah. Hesti tak lagi bisa menjadi ibu yang baik untuk putri sulungnya, Clara, karena hanya memikirkan Putri, anaknya yang hilang.
Sementara itu bidan Ida belum menyerah. Ia masih terobsesi memiliki Sinar. Ia menyamar dan bekerja sebagai penjaja kosmetik yang selalu berpindah-pindah lokasi.