Rumah Presiden Sri Lanka adalah kediaman resmi dan tempat bekerja Presiden Sri Lanka yang berlokasi di Janadhipathi Mawatha, Kolombo, Sri Lanka. Sejak 1804, tempat ini digunakan oleh Gubernur dan Gubernur Jenderal Inggris dan dikenal sebagai "Rumah Raja" (King's House) atau "Rumah Ratu" (Queen's House) hingga Sri Lanka berubah menjadi republik pada 1972.

Rumah Presiden Sri Lanka
ජනාධිපති මන්දිරය
ஜனாதிபதி மாளிகை
Berkas:President's House - Sri Lanka.png
Tampak kediaman presiden Sri Lanka
Rumah Presiden (Kolombo) di Kolombo Pusat
Rumah Presiden (Kolombo)
Location within Kolombo Pusat
Nama sebelumnyaRumah Raja
Rumah Ratu
Informasi umum
JenisKediaman Kepresidenan
Gaya arsitekturKolonial Belanda
AlamatJanadhipathi Mawatha, Colombo 01
KotaKolombo
NegaraSri Lanka
Koordinat6°56′11″N 79°50′33″E / 6.93639°N 79.84250°E / 6.93639; 79.84250
Penyewa sekarangGotabaya Rajapaksa
PemilikPemerintah Sri Lanka
Situs web
https://www.president.gov.lk/

Sejarah

Periode Belanda

Gubernur Belanda terakhir, Johan van Angelbeek, mendirikan bangunan dua lantai di bekas lokasi gereja St Francis yang dibangun oleh Portugis pada abad ke-16.

Periode Inggris

Bangunan ini dijual kepada Inggris oleh cucu perempuan Angelbeek pada 17 Januar 1804 dengan harga £10.000. Setelah Inggris mengambil alih bangunan, rumah ini dijadikan kediaman resmi gubernur Inggris di Sri Lanka. Pada saat itu, bangunan ini dikenal sebagai "Rumah Raja" atau "Rumah Ratu" tergantung pada pemimpin Kerajaan Inggris saat itu.

Pasca kemerdekaan

Ketika koloni Inggris, Sailan Britania (British Ceylon), mendapatkan kemerdekaan pada tahun 1948, bangunan ini menjadi kediaman dari Gubernur Sailan dengan gubernur Britania terakhir yang menjabat adalah Sir Henry Monck-Mason Moore dilanjutkan menjadi gubernur jenderal yang baru. Lord Soulbory menggantikan Henry Moore sebagai gubernur jenderal pada tahun 1949. William Gopallawa adalah gubernur jenderal Sailan terakhir sejak tahun 1962 dan menjadi Presiden Sri Lanka pertama pada tahun 1972 yang mendiami kediaman resmi ini.

Pendudukan oleh pengunjuk rasa 2022

Pada Juli 2022, dalam masa Unjuk rasa Sri Lanka 2022, ribuan pengunjuk rasa menduduki kediaman presiden. Pengunjuk rasa menginginkan Presiden Gotabaya Rajapaksa dan Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe mengundurkan diri.[1][2][3] Beberapa dari mereka menginap disana dan menolak untuk meninggalkan area kediaman presiden hingga kedua target unjuk rasa mengundurkan diri. Pada 10 Juli, bangunan ini disinggahi masyarakat Sri Lanka seperti layaknya sarana publik.[4] Gotabaya Rajapaksa saat itu melarikan diri ke Maladewa akibat krisis ekonomi yang menyebabkan negara bangkrut.[5]

Taman Gordon

Taman Gordon adalah taman yang berada di utara bangunan ini. Taman ini memiliki luas 4 ekar (16.000 m2). Sir Arthur Hamilton Gordon membangun taman ini dengan biaya sendiri sebagai persembahan Golden jubilee [en] (perayaan 50 tahun berkuasa) Ratu Victoria dari Britania Raya pada 1887. Taman ini memiliki koleksi pohon yang bervariasi. Patung Ratu Victoria dihancurkan pada tahun 2006. Taman Gordon terbuka untuk publik hingga tahun 1980. Saat menjadi bagian dari kediaman resmi presiden, pemerintah membatasi kehadiran publik di taman ini.

Titik kilometer nol

Di Sri Lanka, seluruh jarak dihitung dari kediaman resmi Presiden. Praktek ini dimulai dengan pembangunan jalan tol Kolombo-Kandy pada 1830, yang mana adalah jalan tol modern pertama di pulau Sri Lanka.

Referensi

  1. ^ "Sri Lanka PM 'willing to resign' after President's House stormed". www.aljazeera.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 9 Juli 2022. 
  2. ^ "Sri Lanka PM offers resignation after protesters storm president's house". CNBC (dalam bahasa Inggris). 9 Juli 2022. Diakses tanggal 2022-07-09. 
  3. ^ "Protesters breach Presidential Secretariat". NewsWire (dalam bahasa Inggris). 9 Juli 2022. Diakses tanggal 9 Juli 2022. 
  4. ^ "President's house or tourist spot? Sri Lanka protesters relax in bedrooms, work out in gym". Hindustan Times News. 10 Juli 2022. Diakses tanggal 10 Juli 2022. 
  5. ^ "Chaos di Dalam Negeri, Presiden Sri Lanka Kabur ke Negara Ini". CNBC Indonesia. Diakses tanggal 13 Juli 2022. 

Pranala luar