Sistem transmisi

Revisi sejak 27 September 2022 21.01 oleh Akbar Soepadhi (bicara | kontrib) (Membalikkan revisi 21723901 oleh 112.215.170.47 (bicara))

Sistem transmisi, dalam otomotif, adalah sistem yang berfungsi untuk konversi torsi dan kecepatan (putaran) dari mesin menjadi torsi dan kecepatan yang berbeda-beda untuk diteruskan ke penggerak akhir. Konversi ini mengubah kecepatan putar yang tinggi menjadi lebih rendah tetapi lebih bertenaga, atau sebaliknya.

Tuas pemindah kecepatan (5 kecepatan) pada Mazda Protege.
Typical layout of transverse engine with manual transmission / transaxle and front wheel drive
Alfa Romeo rear transaxle

Sistem Transmisi

Sistem transmisi, dalam otomotif, adalah sistem yang berfungsi untuk konversi torsi dan kecepatan (putaran) dari mesin menjadi torsi dan kecepatan yang berbeda-beda untuk diteruskan ke penggerak akhir. Konversi ini mengubah kecepatan putar yang tinggi menjadi lebih rendah tetapi lebih bertenaga, atau sebaliknya.

Torsi tertinggi suatu mesin umumnya terjadi pada sekitar pertengahan dari batas putaran mesin yang diizinkan, sedangkan kendaraan memerlukan torsi tertinggi pada saat mulai bergerak. Selain itu, kendaraan yang berjalan pada jalan yang mendaki memerlukan torsi yang lebih tinggi dibandingkan mobil yang berjalan pada jalan yang mendatar. Kendaraan yang berjalan dengan kecepatan rendah memerlukan torsi yang lebih tinggi dibandingkan kecepatan tinggi. Dengan kondisi operasi yang berbeda-beda tersebut maka diperlukan sistem transmisi agar kebutuhan tenaga dapat dipenuhi oleh mesin.

Transmisi diperlukan karena mesin pembakaran yang umumnya digunakan dalam mobil merupakan mesin pembakaran internal yang menghasilkan putaran (rotasi) antara600 sampai 6000 rpm. Sedangkan, roda berputar pada kecepatan rotasi antara 0 sampai2500 rpm.

Sekarang ini, terdapat dua sistem transmisi yang umum, yaitu transmisi manual dan transmisi otomatis. Terdapat juga sistem-sistem transmisi yang merupakan gabungan antara kedua sistem tersebut, tetapi ini merupakan perkembangan terakhir yang baru dapat ditemukan pada mobil-mobil berteknologi tinggi dan merek-merek tertentu saja.

Contoh transmisi 5-kecepatan pada rpm mesin 4.400
Gir nomor Rasio gir RPM pada
poros keluar transmisi
1 3.769 1.167
2 2.049 2.147
3 1.457 3.020
4 1.000 4.400
5 0.838 5.251

Torsi tertinggi suatu mesin umumnya terjadi pada sekitar pertengahan dari batas putaran mesin yang diizinkan, sedangkan kendaraan memerlukan torsi tertinggi pada saat mulai bergerak.

Tipe

  1. Transmisi manual.
  2. Transmisi otomatis.
  3. Transmisi semi-otomatis

Komponen utama transmisi manual

  • Counter gear, terdiri dari beberapa gear yang memiliki jumlah gigi yang berbeda sehingga bisa mengubah output kecepatan dan torsi mesin. Counter gear menjadi satu kesatuan dan terletak didalam transmisi manual.
  • Kopling (clutch) atau torque converter. Kopling dipakai untuk menyambungkan dan memutuskan putaran mesin baik pada transmisi manual dan semi otomatis serta transmisi otomatis, untuk torque converter dipakai pada transmisi otomatis dan CVT.
  • Transmisi, dikenal juga dengan persneling atau bahasa mekanik lain adalah gear box.
  • Input shaft. meneruskan putaran dari kopling menuju gigi percepatan. Input shaft juga tepisahkan dengan output shaft dan hanya bisa terhubung oleh sycronizer ring dan counter gear
  • .Output shaft, meneruskan putaran dari gigi percepatan menuju final gear melalu perantara poros propeler.

Komponen utama transmisi otomatis

  • Torque Converter, bekerja secara hydrolis dengan memanfaatkan gaya sentrifugal dari putaran mesin. Di dalamnya terdapat pump impeler, turbin runer, dan stator shaft.
  • HCU (Hydrolic Control Unit), bekerja dengan mengatur saluran fluida untuk mendorong piston dari brake dan clutch serta menjalankan lock up clutch.
  • ECU AT ( Electronic Control Unit Automatic Transmision), mengelola data yang disampaikan oleh sensor-sensor serta mengatur setiap aktuator agar bekerja dengan tepat. Di dalamnya terdapat solenoid bertugas menutup dan membuka saluran fluida.
  • Sensor-sensor, Ini terdiri dari sensor putaran input, sensor putaran output, sensor suhu fluida, sensor RPM, dan sensor trothel.
  • Planeatry gear unit, Pada CVT planetary gear unit dipasangkan agar memungkinkan kendaraan bisa berjalan mundur. Namun pada Automatic Transmision (AT) planetary gear unit tidak hanya berguna untuk agar kendaraan bisa berjalan mundur, namun juga untuk mengubah rasio gigi agar bisa didapatkan torsi dan kecepatan kendaraan yang sesuai.
  • Primary dan Secondery Puley. Pada CVT puley berfungsi layaknya planetary gear unit pada AT, yakni mengubah rasio gigi agar bisa didapatkan kecepatan dan torsi yang sesuai, namun untuk mundur pada transmisi CVT tetap dibutuhkan planetary gear unit.

Lihat pula

Pranala luar