Pulau Doang-Doangan Caddi
Pulau Doang-Doangan Caddi adalah salah satu pulau yang berada di gugusan Kepulauan Spermonde dan secara administratif masuk pada wilayah Desa Kanyurang, Kecamatan Liukang Kalmas, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan, Sulawesi Selatan, Indonesia. Pulau Doang-Doangan Caddi memiliki wilayah seluas 5.535.039,0810500 m2.[1] Secara astronomis, pulau ini terletak di titik koordinat .[2] Pulau Doang-Doangan Caddi merupakan pusat pemerintahan Desa Kanyurang. Pulau ini di sebelah Utara berbatasan dengan Pulau Butung-Butungan, di sebelah Timur dengan Pulau Marasende, di sebelah Selatan dengan Pulau Doang-Doangan Lompo, dan di sebelah Barat dengan perairan Selat Makassar. Jarak Desa Kanyurang dari pusat pemerintahan kecamatan (Kelurahan Kalu-Kalukuang) ± 7 mil, ibu kota kabupaten ± 170 mil dan ibu kota provinsi ± 145 mil. Waktu yang dibutuhkan antara 18 dan 20 jam dari Pelabuhan Paotere Kota Makassar dengan menggunakan kapal nelayan.
Koordinat | |
---|---|
Negara | Indonesia |
Gugus kepulauan | Spermonde |
Provinsi | Sulawesi Selatan |
Kabupaten | Pangkajene dan Kepulauan |
Luas | 5.535.039,0810500 m² |
Demografi
Pulau Doang-Doangan Caddi yang luasnya sekitar 8 km² (termasuk wilayah perairan) ini dihuni sekitar 954 jiwa yang terdiri dari 492 laki-laki dan 462 perempuan (PMU Coremap II Kabupaten Pangkep, 2007). Mereka umumnya beretnis Mandar, Bugis, dan Makassar.
Ekosistem dan sumberdaya hayati
Pulau Doang-Doangan Caddi merupakan dalah satu pulau dari Desa Kanyurang, selain Pulau Bangkobangkoang dan Pulau Butung-Butungan. Rataan terumbu karang di Pulau Doang-Doangan Caddi menyebar luas ke berbagai sisi pulau. Sepanjang rataan terumbu tumbuh vegetasi lamun yang tipis dari jenis Thalassia dan Cyomodecea. Karang tumbuh secara terpisah-pisah berupa koloni yang kecil dalam kolam gobah. Rataan pasir akan kering saat surut terendah, kecuali pada gobah di belakang penghalang. Kualitas terumbu karang masih tergolong rendah, hal ini terbukti dari tutupan karang hidup kurang dari 20%. Karang mati berupa koloni-koloni besar di lereng terumbu membentuk relif dasar menjadi lebih baik. Daerah relif terumbu (rugositas tinggi) merupakan habitat bagi berbagai organisme yang berasosiasi dengan terumbu karang, misalnya sponge, algae, dan hewan lainnya. Genera karang yang banyak ditemukan pada memiliki karakter yang umum berada di wilayah perairan Liukang Kalukuang Masalima, antara lain; Acropora, Montipora, Porites, Hydnophora, dan Pocillopora.
Aktivitas pengelolaan sumberdaya
Mata pencaharian warga Pulau Doang-Doangan Caddi sebagian besar adalah nelayan dengan alat tangkap yang terdiri atas jaring, pukat, pancing, bubu, dan rawe. Jenis organisme tangkapan mereka berupa katambak, tendro dan ikan pelagis kecil. Kegiatan penangkapan yang menggunakan perahu jolloro' umumnya berlangsung di areal terumbu karang di sekitar pulau. Hasil tangkapan berupa ikan sunu, kerapu dan lobster mereka jual dalam keadaan hidup sedangkan ikan katambak, baronang, dan ikan pelagis lain biasanya dikeringkan terlebih dahulu sebelum dijual kepada pedagang pengumpul. Nelayan di pulau ini juga melakukan pengambilan telur ikan torani namun hanya dilakukan pada musim tertentu, yaitu bulan April sampai bulan Agustus. Selain sebagai nelayan terdapat juga warga yang menggeluti mata pencaharian sebagai PNS, tukang kayu, tukang batu, pedagang pengumpul hasil laut, penjahit, dan penjual eceran. Warga pulau pada umumnya melakukan kegiatan penangkapan tidak jauh dari daratan pulaunya, walaupun tidak jarang juga beberapa nelayan yang memiliki kapal berukuran besar melakukan penangkapan di perairan Liukang Tanganya pada saat musim telur torani.
Sarana dan prasarana
Sarana kesehatan di pulau ini berupa sebuah Pustu yang menyediakan pelayanan kesehatan kepada warga setempat dan pulau-pulau sekitarnya, sedangkan sarana pendidikan berupa 2 buah SD. Mereka yang ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi biasanya memanfaatkan SMP dan SMA yang berada di ibu kota kecamatan. Pelayanan listrik dilakukan oleh sebuah mesin generator yang berfungsi setiap hari mulai pukul 17.30 sampai pukul 22.30, sedangkan sarana komunikasi berupa telepon satelit yang berjumlah 2 buah. Kebutuhan air tawar bersih dipenuhi dengan sumur-sumur kecil yang digali di sekitar rumah kediaman mereka. Sarana umum lain yang tersedia di pulau ini adalah dermaga, jalan desa, pemakaman, lapangan olahraga, dan masjid.
Referensi
- ^ Abdul Haris Farid, Suhardjono, dan Dwi Wulan Titik Andari. Laporan Penelitian: Penguasaan dan Pemilikan atas Tanah Pulau-Pulau Kecil di Propinsi Sulawesi Selatan. Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional Yogyakarta, 2013. Hlm. 1–53.
- ^ Direktorat Pendayagunaan Pulau-Pulau Kecil, Ditjen Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia (2012). "Direktori Pulau-Pulau Kecil Indonesia". www.ppk-kp3k.kkp.go.id. Diakses tanggal 30 September 2022.