Suku Amungme

kelompok etnik dari Papua Tengah, Indonesia
Revisi sejak 21 Oktober 2022 06.08 oleh Badak Jawa (bicara | kontrib) (Membalikkan revisi 21821298 oleh 103.66.197.210 (bicara))

Suku Amungme (juga dikenal sebagai Amui, Hamung, Amungm, Amuy, atau Uhunduni) adalah kelompok orang dengan populasi sekitar 17.700 orang yang tinggal di dataran tinggi provinsi Papua dari Indonesia. Bahasa mereka disebut Dhamal.

Suku Amung
Suku Amungme / Suku Amuy
Suku Damal / Suku Uhunduni
Daerah dengan populasi signifikan
Papua (Indonesia)
Bahasa
Bahasa Amung, Bahasa Damal
Agama
Kristen (didominasi), Animisme
Kelompok etnik terkait
Suku Asmat, Suku Bauzi, Suku Dani

Keyakinan tradisional masyarakat Amungme yaitu animisme. Orang-orang Amungme tidak memiliki gagasan tentang "dewa" yang terpisah dari alam di mana roh-roh dan alam adalah satu dan sama.[1]

Mereka mempraktikkan pertanian berpindah, melengkapi mata pencaharian mereka dengan berburu dan meramu. Amungme sangat terikat dengan tanah leluhur mereka dan menjadikan pegunungan sekitarnya adalah tempat yang disucikan.

Hal ini telah menyebabkan gesekan dengan pemerintah Indonesia, yang ingin mendayagunakan persediaan mineral yang luas yang terdapat di sekitarnya. Perubahan besar dalam Amungme dari dataran tinggi dan Kamoro dari dataran rendah gaya hidup telah dibawa oleh tambang Grasberg, terletak di jantung wilayah Amungme dan dimiliki oleh Freeport-McMoRan, majikan tunggal terbesar di kawasan itu. Emas yang luas dan tembaga telah mengubah lanskap, dan kehadiran tambang dan infrastruktur telah menarik banyak migran ekonomi lainnya dari Indonesia Barat serta wilayah Papua lainnya, beberapa di antaranya telah mencoba untuk menetap di tanah tradisional Amungme. Ini kemudian mengalami sengketa tanah yang disebabkan mengenai hak tanah adat antara masyarakat Amungme terhadap perusahaan pertambangan Freeport Indonesia di Timika.[2] Dalam 35 tahun terakhir, Amungme telah melihat gunung suci mereka dihancurkan oleh tambang, dan menyaksikan kerabat mereka yang dibunuh oleh Tentara Nasional Indonesia yang "membela" pertambangan, sementara bagi Kamoro memiliki masalah yaitu lebih dari 200.000 ton limbah dipompa ke sungai mereka setiap hari.[3] Semua faktor ini telah menciptakan tekanan sosial dan politik yang kompleks, dan menyebabkan protes yang mulai sering dan atau meletusnya konflik sosial, beberapa di antaranya telah ditekan secara keras oleh polisi juga militer Indonesia.[4]

Gunung yang dijadikan pusat penambangan emas dan tembaga oleh PT. Freeport Indonesia merupakan gunung suci yang di agung-agungkan oleh masyarakat Amungme, dengan nama puncak Nemangkawi di Puncak Jaya. Nemang artinya panah dan kawi artinya suci. Nemang Kawi artinya panah yang suci (bebas perang] perdamaian. Wilayah Amungme di sebut Amungsa.

  1. ^ Craig A. James (2010). The Religion Virus. John Hunt Publishing. ISBN 1-8469-4272-1. 
  2. ^ August Kafiar; Tom Beanal (2000). PT. Freeport Indonesia Dan Masyarakat Adat Suku Amungme. Forum Lorentz. 
  3. ^ Jeremy Seabrook (2004). Consuming Cultures: Globalization And Local Lives. New Internationalist. ISBN 1-9044-5608-1. 
  4. ^ Monash University. Castan Centre for Human Rights Law, United Nations. Global Compact Office, Prince of Wales International Business Leaders Forum, United Nations. Office of the High Commissioner for Human Rights (2008). Human Rights Translated: A Business Reference Guide. United Nations Publications. ISBN 0-9752-4425-6.