Bank digital
Bank digital merupakan sebuah transformasi untuk langkah strategis bagi perusahaan (negeri maupun swasta) dalam mendukung pencapaian program nasional yang digagas oleh Pemerintah.[1]
Saluran elektronik didasarkan pada teknologi protokol Internet (IP), seperti yang terjadi pada: ATM, pusat panggilan (call centre), ATM, internet banking, dan mobile banking, semuanya serba digital diaktifkan dan bank telah berinovasi menjadi bank digital berdasarkan platform digital yang menjangkau setiap sudut dari bank untuk memudahkan pelayanan.[2]Dan inilah perubahan besar: bank harus berhenti memikirkan saluran menjangkau pelanggan secara konvensional dan mengenali bahwa saluran telah beralih dan aktif secara digital.
Namun, hari ini, besok atau di masa depan, populasi penduduk atau masyarakat telah terbiasa pindah ke dunia digital atau maya di mana mayoritas pelayanan sudah digital. Seperti saat ini contohnya, generasi milenial tumbuh bersama perkembangan teknologi yang pesat. Oleh karena itu, peran apa yang akan ada untuk bank yang telah dibangun atas dasar model distribusi fisik dengan elektronik dan membiasakan serba digital.
Inovasi digital dan teknologi yang lebih luas untuk bank menjadi tidak hanya peluang untuk mendapatkan keuntungan,—sebagian besar didorong oleh produktivitas yang lebih baik dan dengan kenyamanan yang jauh lebih besar yang ditawarkan kepada klien—tetapi juga risiko ketika terjadi perubahan yang cepat terhadap memburuknya kapasitas pendapatan.[3]
Saat bank merancang bank generasi baru; bank digital, langkah awalnya yang harus dimiliki adalah pelanggan dan karyawan. Dalam menggunakan langkah ini sebagai permulaan, bank perlu mempertimbangkan bagaimana membangun proses dan struktur organisasi dalam versi sumber daya digital secara optimal guna menjangkau dan mendukung pelanggan tersebut dan para karyawannya.[2]
Untuk menjadi bank digital, dengan jaringan digital sebagai intinya dari bank, adalah tantangan yang nyata karena itu berarti menjauh secara fundamental dari penempatan jaringan cabang (yaitu pondasi sementara sebagai distribusi secara elektronik).[2]
Inilah sebabnya mengapa bank ritel banyak menggunakan strategi multi saluran dimana mereka mencoba mengintegrasikan saluran pusat panggilan (call centre) mereka dengan penggunaan saluran internet mereka.[2]
Referensi
- ^ Digital Banking Transformation for Sustainable Business. Bank Tabungan Negara (BTN). 2017. hlm. 1.
- ^ a b c d Skinner, Chris (2014). Digital Bank Strategies To Launch Or Become A Digital Bank. Singapore: Marshal Cavendish Business. ISBN 978-981-4516-46-4.
- ^ Scardovi, Claudio (2017). Digital Transformation in Financial Services. London, UK: Spinger. hlm. 32. doi:10.1007/978-3-319-66945-8. ISBN 978-3-319-66945-8.