Konsumsi

Revisi sejak 1 November 2022 12.47 oleh Bot5958 (bicara | kontrib) (Perbarui referensi situs berita Indonesia)

Konsumsi adalah kegiatan yang bertujuan mengurangi atau menghabiskan daya guna suatu benda, baik berupa barang maupun jasa, untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan secara langsung.[1][butuh sumber yang lebih baik] Orang yang menjalankan kegiatan konsumsi disebut sebagai konsumen. Konsumen adalah pemakai barang dan atau jasa.[2] Mereka memakai barang atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Misalnya membeli pakaian karena ingin menjaga tubuh, menjauhkan rasa malu, dan ingin memperoleh kepuasan.[butuh rujukan]

Tujuan Konsumsi

Tujuan konsumsi dalam ekonomi antaralain sebagai berikut.[3]

  • Pemenuhan Keinginan Manusia
  • Aktivitas Ekonomi
  • Konsumsi Mendorong Produksi
  • Guna Menganalisis Perilaku Individu
  • Perumusan Perekonomian Negara
  • Teori Pendapatan dan Ketenagakerjaan
  • Mengurangi nilai guna barang atau jasa secara bertahap
  • Menghabiskan nilai guna barang sekaligus
  • Memuaskan kebutuhan secara fisik
  • Memuaskan kebutuhan rohani

Teori Konsumsi

Berikut ini adalah beberapa teori konsumsi yang sering digunakan, yaitu:[4]

Teori Konsumsi Siklus Hidup

Teori konsumsi siklus hidup merupakan teori konsumsi yang dikembangkan oleh Franco Madigliani, Albert Ando, dan Richard Blumberg yang dikemukakan pada tahun 1950. Teori ini berpendapat bahwa kegiatan ekonomi adalah kegiatan seumur hidup. Menurut teori siklus hidup, faktor sosial ekonomi seseorang atau rumah tangga sangat mempengaruhi pola konsumsi orangatau rumah tangga tersebut.[4]

Teori Pendapatan Permanen

Teori pendapatan permanen meyakini bahwa pendapatan yang mempengaruhi tingkat konsumsi. Perbedaannya terletak pada pernyataan yang menyatakan bahwa tingkat konsumsi mempunyai hubungan proporsional dengan pendapatan permanen. Yang dimaksud dengan pendapatan permanen adalah tingkat pendapatan rata-rata yang diekspektasi/diharapkan dalam jangka panjang.[4]

Teori Pendapatan Relatif

Teori pendapatan relatif merupakan teori yang dikembangkan oleh James Duessenberry pada tahun 1949. Teori ini lebih memperhatikan aspek psikologis rumah tangga dalam menghadapi perubahan pendapatan. Inti dari teori konsumsi pendapatan relatif adalah tingkat konsumsi masyarakat dipengaruhi oleh tingkat pendapatan disposabel di masa yang lalu, terutama tingkat pendapatan tertinggi yang pernah dicapai, karena pola konsumsi saat ini masih dipengaruhi pola konsumsi yang lalu.[4]

Teori Konsumsi Keynes

John Maynard Keynes lewat bukunya berjudul The General Theory of Employment, Interest, and Money mengemukakan suatu teori konsumsi yang disebut teori pendapatan absolut tentang konsumsi atau lebih dikenal dengan hipotesis pendapatan absolut. Teori konsumsi dari Keynes tersebut didasarkan atas dasar hukum psikologis yang mendasar tentang konsumsi, yang mengatakan apabila pendapatan mengalami kenaikan, maka konsumsi juga akan mengalami kenaikan, tetapi dengan jumlah yang lebih kecil. Kecenderungan mengkonsumsi rata-rata akan semakin kecil apabila tingkat pendapatan naik.Kecenderungan menabung rata-rata akan semakin besar apabila pendapatan naik.[4]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Gischa, Serafica. Gischa, Serafica, ed. "Konsumsi: Pengertian, Ciri, dan Faktornya". Kompas.com. Diakses tanggal 2 Oktober 2020. 
  2. ^ "Arti kata konsumen". KBBI Daring. Diakses tanggal 2 Oktober 2020. 
  3. ^ Mardatila, Ani. mardatila, Ani, ed. "Mengenal Tujuan Konsumsi Beserta Pengertian, Jenis dan Fungsinya dalam Siklus Bisnis". Merdeka.com. Diakses tanggal 2020-10-02. 
  4. ^ a b c d e Laila Ramadani (2016). "Pengaruh Penggunaan Kartu Debit dan Uang Elektronik (E-Money) Terhadap Pengeluaran Konsumsi Mahasiswa". Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan. 8 (1): 2–3. ISSN 2086-1575.