Besuki, Situbondo

kecamatan di Situbondo, Jawa Timur
Revisi sejak 1 November 2022 14.47 oleh Dana amelino (bicara | kontrib) (Sejarah)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

7°44′03″S 113°41′25″E / 7.734303°S 113.690229°E / -7.734303; 113.690229

Besuki
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Timur
KabupatenSitubondo
Pemerintahan
 • CamatAndi Jaka Setiawan, S.STP., M.Si
Populasi
 • Total57,109 jiwa (2.004) jiwa
Kode Kemendagri35.12.02 Edit nilai pada Wikidata
Kode BPS3512040 Edit nilai pada Wikidata
Luas26,08 km²
Kepadatan- jiwa/km²
Desa/kelurahan10
Peta
PetaKoordinat: 7°45′16.13″S 113°42′8.28″E / 7.7544806°S 113.7023000°E / -7.7544806; 113.7023000
Alun-alun dan masjid Besuki (tahun 1929)
Pemandangan jalanan di Besuki (tahun 1929)
Kediaman lama resident Besuki sebelum perpindahan ke Bondowoso (tahun 1927-1929)

Kecamatan Besuki adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, Indonesia. Pada zaman dahulu, kota ini penting karena merupakan ibu kota Karesidenan Besuki.

Pada zaman Majapahit, Besuki sudah merupakan suatu daerah yang berkembang dan dikenal dengan nama Keta yang pernah bersama dengan Sadeng melakukan pemberontakan terhadap Kerajaan Majapahit tetapi berhasil dipadamkan oleh Gajah Mada. Peristiwa ini terjadi pada tahun 1331.

Sejarah

Sejarah Kecamatan Besuki di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, yang bersumber dari peran tokoh Ke Pate Alos dari Pamekasan, Madura, tidak bisa dilepaskan dari Keraton Surakarta. Ke Pate Alos yang juga dikenal sebagai Raden Bagus (RB) Kasim Wirodipuro adalah demang pertama Besuki. Tokoh yang legendaris di kalangan masyarakat Besuki ini menurut sejumlah tokoh di wilayah itu memiliki darah keturunan raja-raja Surakarta.

Dalam buku Babad Besoeki yang ditulis sekitar 1882 M, dengan penulis tidak tercantum disebutkan bahwa Besuki dulunya merupakan hutan belantara. Meskipun berada di pinggir laut, wilayah itu merupakan daerah subur. Sementara pada waktu bersamaan, di wilayah utara Besuki, yakni di Madura sedang dalam masa paceklik karena daerah itu tandus. Salah satu yang merasakan kondisi paceklik itu adalah Raden Abdurahman Wirobroto, putera dari Raden Abdullah Surowikromo yang tinggal di kawasan yang kini menjadi Desa Tanjung, Kecamatan Pademawu, Pamekasan. Dalam buku Babad Besoeki bertulis huruf Arab Pegon dan berbahasa Jawa yang kemudian diterjemahkan oleh Moh. Hasan Nailul Ilmi itu, disebutkan, untuk mengatasi kondisi paceklik berkepanjangan, Raden Abduramhan mencoba mencari alternatif penghidupan ke selatan Madura yang kemudian sampai di Besuki.[1]

Kelurahan/desa

  1. Kalimas
  2. Widoropayung
  3. Bloro
  4. Besuki
  5. Demung
  6. Jetis
  7. Langkap
  8. Pesisir
  9. Blimbing
  10. Sumberejo

Pranala luar

  1. ^ "Sejarah Besuki, dari Solo Sampai Pamekasan". Kompas.com. 2009-03-23. Diakses tanggal 2022-09-22.