Suster Keramas

film Indonesia tahun 2009
Revisi sejak 24 November 2022 15.37 oleh Ariyanto (bicara | kontrib) (clean up, replaced: disana → di sana)

Suster Keramas adalah film horor komedi dewasa Indonesia yang diproduksi oleh Maxima Pictures dan didistribusikan oleh Maleo Pictures. Film ini disutradarai oleh Helfi Kardit dan dibintangi oleh Herfiza Novianti sebagai Kayla, Shinta Bachir sebagai Jeng Dollie dan Rin Sakuragi sebagai Mitchiko.

Suster Keramas
SutradaraHelfi Kardit
ProduserOdy Mulya Hidayat
Ditulis olehAbbe Ac
PemeranHerfiza Novianti
Rin Sakuragi
Rizky Mocil
Zidni Adam
Shinta Bachir
Penata musikJoseph S. Djafar
SinematograferNofi SY Kardit
PenyuntingAziz Natandra
DistributorMaxima Pictures
Tanggal rilis
31 Desember 2009
Durasi82 menit
NegaraIndonesia
BahasaIndonesia

Film ini berkisah mengenai seorang wisatawan Jepang (Rin Sakuragi) yang mencari saudaranya yang berprofesi sebagai suster di Indonesia. Ironisnya, saudaranya itu ternyata sudah meninggal, sementara di tempat lain ada tiga sekawan yaitu Kayla, Barry, dan Ariel yang diganggu oleh hantu dari saudara wisatawan tadi.[1]

Suster Keramas dirilis di Indonesia pada 31 Desember 2009. Tiket film Suster Keramas telah terjual sebanyak lebih dari 800.000 tiket,[2] sementara film lokal lain pada saat itu sulit untuk menjual 300.000 tiket.[3] Namun, film ini mengundang kontroversi karena dinilai hanya mengumbar tubuh perempuan saja.[3][4]

Cerita

Kayla (Herfiza Novianti) adalah seorang mahasiswi yang ingin menginap di sebuah villa bersama kedua temannya, Barry (Rizky Mocil) dan Ariel (Zidni Adam), untuk mengerjakan tugas kuliah. Rencana tersebut tidak dipenuhi secara maksimal karena tingkah Barry dan Ariel yang memuja film porno dan perilaku mereka yang malas dan konyol. Namun sejak berada di villa itu, Kayla kerap mengalami hal-hal aneh. Ia menganggap itu semua adalah salah satu akibat dari kematian orangtuanya.

Sementara Barry dan Ariel pergi berbelanja dan berniat pulang, mereka bertemu dengan seorang gadis berkewarganegaraan Jepang bernama Mitchiko (Rin Sakuragi) yang datang ke Indonesia bersama Mang Odong (Yadi Sembako) sebagai teman perjalanannya. Mitchiko datang ke Indonesia untuk memberikan barang milik ayahnya, Tuan Tanaka yang meninggal beberapa minggu yang lalu, kepada seorang perawat bernama Karmila. Karmila adalah seorang suster yang pernah mengurus Tanaka di Indonesia, dan barang itu mungkin sebagai ungkapan terima kasih.

Mitchiko membuat Barry, Ariel, dan Odong tergila-gila padanya. Hingga di dalam lamunanpun mereka melihat Mitchiko. Suatu pagi, Kayla yang sedang sendirian berkenalan dengan penghuni villa sebelah, Jeng Dollie (Shinta Bachir) dan Roy Konak (Alex Abbad), pasangan ekshibisionis yang mengundang Kayla dan teman-temannya ke pesta ulang tahun Roy. Setelah dijelaskan oleh Ariel tentang kiprah suami-istri itu di dunia pornografi, Kayla menyatakan bahwa merekalah yang suka mengintipinya di rumah, dengan bukti sebuah anting bundar yang tidak diketahui pemiliknya. Ariel pun mengembalikan anting itu kepada suami-istri itu dan sebagai hadiah, Ariel diperbolehkan menjadi dubber film porno Jepang ke Bahasa Jawa. Di sisi lain, Barry berhasil mendapatkan alamat Suster Karmila dari puskesmas setempat. Namun, penduduk lokal di sana sepertinya tidak ingin mengatakan lebih lanjut mengenai Suster Karmila.

Malam harinya, Barry, Odong, dan Mitchiko berhasil sampai di villa yang terfoto di foto yang dibawa Mitchiko. Barry menunggu di luar sementara yang lain kedalam. Di dalam, mereka bertemu Suster Karmila dan di luar, Barry mendapat info dari penduduk lokal bahwa semua penghuni villa itu sudah meninggal. Maka setelah bertemu dengan hantu, mereka pun melarikan diri dari villa itu. Keesokan harinya, Kayla mencari informasi di Internet mengenai Suster Keramas. Selanjutnya, Barry dan Mitchiko bertemu seorang suster yang menceritakan nasib Karmila. Karmila dulu telah menolong Tanaka dari sebuah kecelakaan dan akhirnya Tanaka jatuh cinta dengan Karmila. Saat mereka berdua akhirnya berhubungan badan, hal itu diketahui oleh seorang anak kecil yang mana anak itu menyebarkannya pada penduduk sekitar villa. Setelah itu, Tanaka diusir sementara Karmila menghilang.

Di antara cerita tersebut, sang suster mengatakan penguni villa sebelah Tanaka yang merupakan anak kecil itu adalah Roy Konak. Sepulangnya dari rumah sang suster, Mitchiko menangis karena Karmila sudah tiada. Ia melihat isi kotak yang diberikan Tanaka yang isinya adalah warisan aset-aset Tanaka kepada Karmila. Di villa Roy Konak, Jeng Dollie yang baru mengetahui nama Suster Keramas dari Barry, menyebut nama Suster Keramas tiga kali, yang mana hal tersebut dilarang. Maka Jeng Dollie pun meninggal dibunuh Suster Karmila. Lalu, Roy Konak yang menemukan istrinya mati menyesal ketika ia dulu masih kecil telah mengadukan perbuatan Tanaka dan Karmila. Roy akhirnya berakhir sama seperti istrinya.

Di villa, setelah Kayla memanggil nama Suster Keramas tiga kali, suster itu tidak menyerangnya, tetapi justru malah memeluknya. Setelah beberapa kilatan adegan, ternyata hasil hubungan Karmila dan Tanaka adalah Kayla. Kemudian, sebelum Karmila menghilang (sebenarnya dikejar massa karena bertindak mesum), Keyla dilahirkan dan Karmila menaruhnya di salah satu villa. Kebetulan, villa itu adalah milik ayah dan ibu angkat Kayla. Saat sadar karena dibangunkan oleh Odong dan Mitchiko, Kayla memeluk saudara kandungnya, Mitchiko. Film berakhir dengan Barry dan Ariel yang menemui Jeng Dollie yang katanya menggantikan Suster Keramas karena sang suster sudah bahagia di alam sana.

Pemeran

Produksi

Proses syuting dilakukan di kawasan Puncak, Bogor.[5]

Sensor

Lembaga Sensor Film (LSF) dalam menyensor film ini tidak mengikutsertakan perwakilan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI), dengan alasan bahwa film Suster Keramas bukanlah film agama.[6] MUI sempat memberikan sinyal akan menarik perwakilan dari LSF karena beberapa film yang dianggap berbau porno berhasil lulus sensor, dan MUI mencontohkan film Suster Keramas.[6]

Untuk menyeleksi penonton, dilakukan pemeriksaan kartu tanda penduduk (KTP) bagi penonton film Suster Keramas di bioskop jaringan 21 dan XXI.[7] Penonton harus menunjukan KTP untuk membuktikan bahwa usianya diatas 17 tahun.

Tanggapan

Penjualan tiket film Suster Keramat mencapai lebih dari 800.000 lembar. Namun, film ini dikritik hanya mengeksploitasi adegan vulgar,[3][4] seperti yang dinyatakan oleh mahasiswa dari aktivis Forum Silaturahmi Lembaga Dakwah Kampus Bandung Raya dalam aksi protesnya 8 Januari 2010.[8] Mereka menyatakan bahwa Suster Keramas hanya mengeksploitasi tubuh perempuan, serta menurunkan harkat wanita. Produser film ini Ody Mulya Hidayat menyatakan bahwa tuduhan tersebut merupakan salah persepsi, serta mengatakan bahwa mereka hanya memberikan hiburan saja.[3][4]

Kontroversi

Sebelumnya, Maxima Production berusaha mengundang bintang porno Jepang Maria Ozawa untuk bermain film di Indonesia, tetapi dibatalkan karena penentangan oleh ormas Islam seperti Front Pembela Islam.[4] Pihak Maxima menyatakan bahwa mereka sudah terlanjur kontrak dengan manajemen Miyabi, sehingga mereka mengambil bintang lain, yaitu Rin Sakuragi.[4][9]

Dengan kedatangan bintang porno Rin Sakuragi, film ini menimbulkan kontroversi. Mahasiswa dari Forum Silaturahmi Lembaga Dakwah Kampus Bandung Raya melakukan demonstrasi pada Jumat, 8 Januari 2010, karena menilai bahwa film itu penuh dengan adegan vulgar dan tidak mendidik.[8] Massa dari Himpunan Mahasiswa Keperawatan Sulawesi melancarkan unjuk rasa di Makassar, meminta pencabutan izin edar film ini.[10] Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Linda Amalia Sari menilai film ini berbau porno.[11] Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Samarinda, Kalimantan Timur, meminta agar film ini dilarang.[3][12] Majelis di Palembang sendiri telah mengeluarkan fatwa yang menyatakan film ini haram.[3] MUI pusat mendukung pilihan tersebut, tetapi tidak mengeluarkan fatwa terhadap film ini.

Referensi

  1. ^ Suster Keramas Diarsipkan 2010-01-02 di Wayback Machine., diakses pada 1 Januari 2010
  2. ^ (2010) Mengapa Film Komedi Horor Kian Menjamur? Diarsipkan 2010-05-12 di Wayback Machine.. VivaNews
  3. ^ a b c d e f Siahaan, Armando. "Sex and Gore Sell at the Indonesian Box Office" (dalam bahasa Bahasa Inggris). Jakarta Globe. 
  4. ^ a b c d e Muharrami, Novi. "Tak Ada Miyabi, Rin Sakuragi Pun Jadi". Okezone.com (dalam bahasa Bahasa Indonesia). Okezone. 
  5. ^ RIN SAKURAGI SYUTING DI PUNCAK BOGOR, KapanLagi.com
  6. ^ a b Tresnady, Tomi. "Wakil MUI Tak Dilibatkan dalam Sensor Suster Keramas". Okezone.com (dalam bahasa Bahasa Indonesia). Okezone. 
  7. ^ "Penonton "Suster Keramas" Wajib Tunjukkan KTP". Kompas.com (dalam bahasa Bahasa Indonesia). Kompas. 
  8. ^ a b "Film Suster Keramas kembali Menuai Protes" (dalam bahasa Bahasa Indonesia). Metro TV News. 2010. [pranala nonaktif permanen]
  9. ^ 'SUSTER KERAMAS', Pencarian Saudara Yang Hilang, KapanLagi.com
  10. ^ (2010). Mahasiswa Perawat Tolak Film "Suster Keramas" Diarsipkan 2010-01-29 di Wayback Machine.. Kompas.
  11. ^ (2010) Menteri Perempuan nilai 'Suster Keramas' berbau porno. Waspada Online.
  12. ^ "Film "Suster Keramas" Dicekal MUI". Kompas.com (dalam bahasa Bahasa Indonesia). Kompas. 2009. [pranala nonaktif permanen]

Pranala luar