NAS-332 dalam TNI Angkatan Udara

Revisi sejak 23 Februari 2023 18.00 oleh CommonsDelinker (bicara | kontrib) (Mengganti AEROSPATIALE,_WESTLAND_PUMA.png dengan File:Aérospatiale_SA_330_Puma_3-view_line_drawing.png (berkas dipindahkan oleh CommonsDelinker; alasan: File renamed: Criterion 2 (meanin)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

TNI Angkatan Udara mengoperasikan helikopter NAS-332 Super Puma dari tahun 2002, yang saat ini dioperasikan oleh Skadron Udara 6, Pangkalan TNI AU Atang Senjaya dan Skadron Udara 17 VIP, Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma.

NAS-332 dalam TNI Angkatan Udara
NAS-332 Super Puma TNI AU di Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala
TipeHelikopter serbaguna tipe medium
Diperkenalkan1992 - TNI AU
StatusMasih aktif
Jumlah produksi1,000 buah (Sep 2019)
Harga satuanUS$ 15,5 juta; €12.5 juta (2006)

Sejarah

TNI AU menerima dua unit pesawat helikopter ini pada tahun 1992 dengan nomor register H-3321 dan H-3323 yang langsung diserahkan ke Skadron Udara 17 VIP untuk mendukung kegiatan penerbangan VVIP Presiden dan Wakil Presiden.[1]

Indonesia termasuk salah satu negara dari 38 negara yang membeli varian AS 332-532.[2]

Perangko

Dalam rangka peringatan Hari Bakti TNI AU ke-73, diluncurkan Sampul Peringatan dan Perangko Alutsista TNI AU yang dikeluarkan oleh PT. POS Indonesia. Salah satu perangko dan sampul peringatannya bergambarkan pesawat helikopter NAS-332 TNI AU.[3]

Operasi

Helikopter ini mulai dipergunakan oleh TNI AU sejak tahun 2002 untuk memperkuat Skadron Udara 6, Lanud Atang Sendjaja, Bogor dan Skadron Udara 17 VVIP, Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta.[4]

Pengoperasian helikopter ini pernah dihentikan untuk sementara oleh KASAU saat ini Marsekal Agus Supriatna dengan alasan keamanan berdasarkan peristiwa jatuhnya pesawat sejenis di Norwegia pada bulan Mei 2016, yang disebabkan karena alasan teknis dan menyebabkan korban sebanyak 13 orang yang meninggal. Peristiwa tersebut, membuat TNI AU melakukan evaluasi atas pengoperasian helikopter ini dan melakukan pengecekan ulang sebelum diputuskan untuk layak dipergunakan kembali.[5]

Spesifikasi

 

  • Kru: 1–2
  • Penumpang: 18–24
  • Panjang: 16,29 m
  • Diameter baling-baling: 15,6 m
  • Berat: 4.460 kg
  • Bobot lepas landas maksimum: 8.600 kg
  • Motor:Turboméca Makila 1A1 motor turbin, 1.357 kW
  • Kecepatan maksimum: 278 km/jam
  • Kisaran: 831 km
  • Ketinggian terbang: Lebih dari 7.200 m (19.750 kaki)

Referensi

Rujukan

  1. ^ TNI, Pusat Penerangan (21 Februari 2007). "Mengenal Skadron Udara 8 - Gajah Terbang?". TNI. Diakses tanggal 30 Juli 2020. 
  2. ^ McGowen & 205, hlm. 155.
  3. ^ TNI AU, Dinas Penerangan (29 Juli 2020). "Hari Bakti TNI AU ke-73, Kasau: Prajurit TNI AU Harus Menjadi Contoh dan Rela Berkorban Meringankan Beban Kesulitan Rakyat". TNI Angkatan Udara. Diakses tanggal 30 Juli 2020. 
  4. ^ Rinaldo; Haryanto, Andry, ed. (18 Juni 2016). "Operasional Heli Super Puma di Lanud Pekanbaru Berhenti Sementara". Liputan6.com. Diakses tanggal 30 Juli 2020. 
  5. ^ "Indonesian Air Force grounds all Super Puma choppers". The Jakarta Post (dalam bahasa Inggris). 17 Juni 2016. Diakses tanggal 30 Juli 2020. 

Daftar pustaka

Baca juga

Pranala luar