Prasasti Ligor
Prasasti Ligor merupakan prasasti yang terdapat di Ligor (sekarang Nakhon Si Thammarat, selatan Thailand, Semenanjung Malaya), tersimpan di Kuil Wat Sema Mueang. Prasasti ini berupa pahatan yang ditulis pada dua sisi batu prasasti, di mana bagian pertama (sisi depan) disebut prasasti Ligor A atau dikenal juga dengan nama manuskrip Viang Sa; sedangkan bagian lainnya (sisi belakang) disebut prasasti Ligor B, yang beraksara Kawi dan berangka tahun 775.[1][2] Prasasti Ligor B mungkin dibuat oleh Mahārāja Dyāḥ Pañcapaṇa Kariyāna Paṇaṃkaraṇa, raja dari Wangsa Sailendra.[3] Prasasti Ligor B adalah prasasti yang belum selesai ditulis.[4]
Terjemahan Prasasti
Terjemah prasasti ligor A
Selamat! Tahun Çaka 697 Hari Ke 11, paruh terang bulan waktu matahari terbit menyertai wenu, Ia [yang] adalah Maharaja dari semua raja [yang] melalui kekuasaannya [seperti] Dewa Surya itu sendiri yang menghalau kegelapan [dalam bentuk] semua musuhnya, Ia [yang] berwajah sungguh sempurna [bagaikan] bulan purnama di musim gugur yang tanpa cela [dan] bagaikan Dewa Kama itu sendiri
Ia [yang] bagaikan Dewa Wisnu [yang] secara keseluruhan [memusnahkan] kebanggaan semua musuh-musuhnya Dan [yang] dengan [memperlihatkan] semua kehebatannya, seketika itu juga, ia [yang] masyhur itu dikenal dengan sebutan Sri Maharaja, karena ia berasal dari [keturunan] Çailendravamça. dan tentang dirinya … dari semua raja
Ia [yang] bagaikan bulan purnama dimusim gugur, yang cahayanya meredupkan segala sinar bintang bintang, [demikian pula] kewibawaannya kepada semua raja raja bawahannya, Ia [yang] sinarnya menerangi hingga puncak puncak gunung himalaya, [demikian pula] semua kejahatan [yang] melebur kedalam lautan luas
Ia [yang] bagaikan pohon rindang dimana gajah-gajah bernaung dari teriknya matahari [yang] membakar telaga, [demikian pula] orang-orang miskin [yang] bernaung kepadanya, Ia [yang] bagaikan Manu, menyebar segala kebahagiaan seperti musim semi yang memberi kecantikan kepada semua tumbuh-tumbuhan
Ia [yang] diciptakan Dewa Brahma unruk menjunjung tinggi Dharma, [demikian pula] kekuasaannya ditaati oleh semua raja-raja [tetangganya]; Itulah Çrivijayendraraja [Raja Sriwijaya], penghimpun segala kebaikan di-Dunia ini, didirikan disana sebuah bangunan suci Trimasya Chaiya [dipersembahkan] untuk Padmapani, Sakyamuni dan Vajrapani
Bangunan suci Trisamaya Chaiya ini dipersembahkan oleh Çrivijayavarabhupati [yuwaraja] kepada Jina yang budiman, yang menduduki sepuluh tempat di khayangan. Tempat bersemayamnya Amerta yang memberi kebahagian di ketiga dunia
Perintah kerajaan diberikan kepada Pandhita Jayanta untuk melakukan suatu [upacara] penyempurnaan pada ‘stupatrayamsi’ sesuai perintah baginda, Setelah dia [maharaja] itu mangkat, adhimukti [putranya] ini ditunjuk sebagai penggantinya. Disana ia membangun sebuah bangunan suci Trisamaya Chaiya; Çrivijayanrepati [Raja Sriwijaya] [yang bagaikan] Indra ini, mendirikan bangunan Trisamaya Chaiya yang demikian indahnya, seakan-akan dibuat dari cintamani yang terpilih di triloka
Terjemah prasasti ligor B. {} = Tafsiran penulis. (Referensi: Download, Find; Type "ligor" (23/31))
Raja diraja itu (rājādhirāja) yang karena semangatnya [atau: karena kegemilangannya] bersifat tunggal bagaikan sang matahari penghalau kegelapan yang diwujudkan oleh gerombolan semua musuhnya; yang karena kerupawanannya yang memikat [atau: karena keindahan bulan (kānta)] adalah bulan musim gugur yang tiada cacatnya; dan yang karena daya pikatnya mempunyai rupa seperti Manmatha, {raja} itu bernama Wiṣṇu, yang berkat keperkasaannya bagaikan {dewa Wisnu} kedua penghancur kesombongan semua musuhnya, dan yang dinamakan Ṡrī Mahārāja untuk menunjukkan bahwa asal-usulnya dari keluarga Sailendra; - tentangnya [tidak tamat].
Penafsiran teks
Dari manuskrip Ligor A ini berisikan berita tentang raja Sriwijaya, raja dari segala raja yang ada di dunia, yang mendirikan Trisamaya caitya untuk Kajakara.[4][5]
Sedangkan dari manuskrip Ligor B berangka tahun 775, beraksara Kawi berisikan berita tentang nama Visnu yang bergelar Sri Maharaja, dari keluarga Śailendravamśa serta dijuluki dengan Śesavvārimadavimathana (pembunuh musuh-musuh yang sombong tidak bersisa).[1][4][6]
Lihat pula
Referensi
- ^ a b J. G. de Casparis (1975). Indonesian Palaeography: A History of Writing in Indonesia from the Beginnings to C. A.D. 1500, Volume 4. BRILL. hlm. 29. ISBN 9789004041721.
- ^ Poesponegoro, M.D.; Notosusanto, N. (1992). Sejarah nasional Indonesia: Jaman kuno. PT Balai Pustaka. ISBN 979-407-408-X.
- ^ Zakharov, Anton O. (August 2012). "The Sailendras Reconsidered" (PDF). Institute of Southeast Asian Studies. Singapore.
- ^ a b c Cœdès, G. (1918). "Le Royaume de Çriwijaya". Bulletin de l'Ecole français d'Extrême-Orient (BEFEO). 18 (6): 1–36.
- ^ Majumdar, R.C., (1933). "Le rois Çriwijaya de Suvarnadvipa". Bulletin de l'Ecole français d'Extrême-Orient (BEFEO). 33 (1): 121–144.
- ^ Cœdès, G. (1959). "L'inscription de la stèle de Ligor: État présent de son interprétation" (PDF). Oriens Extremus. 6 (1): 42–48 (März 1959).