Joget (Bali: ᬚᭀᬕᬾᬢ᭄; Jawa: ꦗꦺꦴꦒꦺꦠ꧀) adalah salah satu bentuk pertunjukan tarian klasik khas BaliJawa yang berasal dari Jawa bagian timur di sekitaran Bali bagian barat.[3] Mulanya merupakan sebuah tarian hiburan di Jawa Timur,[4] kini Joget secara ekstensif juga banyak ditampilkan secara nasional di seluruh Indonesia sebagai tarian rakyat umum yang biasanya menonjolkan unsur kebudayaan rakyat Jawa yang khas. Di zaman modern, Joget juga terkadang dimainkan oleh diaspora Jawa di seluruh dunia (seperti di Suriname, dsb).[5]

Joget
Penggambaran para penari Joget, ca 1910-an di Bali
Etimologibahasa Jawa: ꦗꦺꦴꦒꦺꦠ꧀, translit. joget, har. 'tari'
InstrumenGamelan
PenciptaEtnis Jawa[1][2]
AsalJawa Timur (kisaran Bali)
Tiga genre tari tradisional Bali
NegaraIndonesia
Referensi617
KawasanAsia dan Pasifik
Sejarah Inskripsi
Inskripsi2015

Sejak 2015, seluruh tradisi dan pertunjukan Joget secara resmi diakui oleh UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization, terj. har. 'Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa') sebagai salah satu Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity (terj. har. 'Mahakarya Warisan Budaya Lisan dan Nonbendawi Kemanusiaan') yang berasal dari Indonesia.[6]

Sejarah

 
Pertunjukan Joget dibawakan oleh para penari Bali, ca tahun 1900-an di Bali

Istilah "Joget" berasal dari bahasa Jawa Kuno yang secara harfiah berarti “tari” secara umum,[1][2] dan berkembang pesat pada era kemaharajaan Majapahit yang berpusat di Jawa bagian timur sejak era abad ke-12. Karena pengaruhnya, kini tradisi Joget dapat ditemukan di seluruh Nusantara. Salah satu penyebutan paling awal dapat ditelusuri dalam naskah Hikayat Raja-raja Pasai awal abad ke-14:[7]

... Maka terlalu ramainya negeri Majapahit itu, sentiasa dengan gong, gendang dan joget, dan pelbagai jenis segala bunyi-bunyian, ingar-ingaran bunyinya dengan pelbagai warna permainan ...

Diperkenalkan ke daerah lain

Berasal dari wilayah timur pulau Jawa Indonesia, Joget telah menjadi bagian dari unsur budaya Indonesia yang memainkan peran penting dalam membentuk beberapa tarian rakyat di berbagai daerah, dan pendistribusinya dikaitkan dengan Majapahit, sebuah kemaharajaan asal Jawa. Di pulau Sulawesi (khususnya di Sulawesi bagian selatan) dikenal dengan sebutan 'tarian ritmis Jawa'; istilah Joget pun terserap sebagai Jogéʼ (Lontara: ᨍᨚᨙᨁ) dalam bahasa Bugis dan Makassar.

Ke Lampung

 
Pertunjukan Joget di Lampung, ca 1880

Sebagai wilayah paling selatan pulau Sumatera yang dekat dengan Jawa, Joget telah sampai di Lampung sejak akhir abad ke-13 yang dibawa oleh para pedagang Jawa. Sampai saat ini, ibu kota Lampung dan sekitarnya (seperti Kota Metro, Kota Bandar Lampung, dll.) masih didominasi oleh masyarakat beretnis Jawa, dan Joget terkadang masih kerap dipertunjukan.

Ke Palembang

 
Para penari Joget Gamelan di Palembang, ca 1875

Joget diperkenalkan ke wilayah Palembang pada awal abad ke-15 pada masa Keraton Palembang, yaitu sebuah keraton (kerajaan) yang didirikan oleh pangeran Majapahit bernama Arya Damar. Sebagai keraton (kerajaan) bawahan Majapahit, pertunjukan Joget di keraton Palembang utamanya difungsikan sebagai pertunjukan keraton yang biasanya dibawakan oleh para penari wanita.

Diperkenalkan ke Amerika Selatan

Ke Suriname

 
Penari Joget di Paramaribo, ca 1895–1898

Keberadaan imigran Jawa di Amerika Selatan tidak lepas dari sejarah kelam penjajahan Belanda di Indonesia (khususnya di Pulau Jawa). Orang-orang Jawa diculik dari daerah asalnya di Jawa, dan diperbudak paksa untuk bekerja di perkebunan (umumnya). Namun hal tersebut tidak menyurutkan semangat mereka untuk melestarikan tradisi budaya Jawa mereka, salah satunya melalui pertunjukan Joget. Mirip dengan bentuk aslinya di pulau Jawa, pertunjukan Joget di Suriname biasanya juga diiringi oleh Gamelan.

Diperkenalkan ke negara-negara Asia Tenggara

Ke Singapura

Melalui Kepulauan Riau, tradisi Joget diperkenalkan oleh masyarakat Jawa ke Singapura pada kisaran abad ke-19, sebelum akhirnya mencapai ke wilayah Semenanjung Kra (kini merupakan bagian dari negara Malaysia).

Ke Malaysia

Biasanya disebut sebagai Joget Gamelan karena maraknya penggunaan Gamelan (alat musik Jawa), pertunjukan ini mencapai Semenanjung Kra pada awal abad ke-19 (secara spesifik pada tahun 1811),[8] dan dipertunjukkan untuk pertama kalinya pada acara pernikahan di Pekan (ibukota Pahang).[8] Namun demikian, tidak ada bukti otentik terkait klaim delusional ini; malah justru di Melaka, Joget dikaitkan dengan Branyo yang merupakan tarian Portugis yang tidak ada korelasinya sama sekali dengan Joget.

Referensi

  1. ^ a b Hooker, Virginia Matheson (1993). Culture and Society in New Order Indonesia. Oxford University Press. Joget is a classical Javanese dance accompanied by the gamelan instrument. 
  2. ^ a b Raharjo, Sapto (2005). Climbing the Sound of Ocean. Pustaka Misty. Joget is Javanese dance. 
  3. ^ Balungan (dalam bahasa Inggris). 1–2. Michigan: American Gamelan Institute for Music and Education. 1984. 
  4. ^ Pantjasila (Pancasila) (dalam bahasa Inggris). 2. Michigan: University of Michigan. 1964. 
  5. ^ Area Handbook for Malaysia and Singapore (dalam bahasa Inggris). Washington: U.S. Government Printing Office. 1965. ... the gambuh and joget, both of which derive from Java; the boria from India ... 
  6. ^ "Three genres of traditional dance in Bali". ich.unesco.org. United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization. 2015. 
  7. ^ a b Reid, Anthony (1988). Southeast Asia in the Age of Commerce 1450-1680 (dalam bahasa Inggris). 1. Yale: Yale University Press, New Haven and London. ISBN 9780300047509. 
  8. ^ a b Chay, Peter; Machado, Ee Sim Teo (1989). Kuala Lumpur (dalam bahasa Inggris). Foto Technik. ISBN 9789679981179.