First Media
PT First Media Tbk adalah perusahaan publik Indonesia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. First Media menyediakan jasa layanan internet pita lebar, televisi kabel dan komunikasi data yang secara keseluruhan diperkenalkan sebagai "Triple Play". Jaringannya meliputi Jabodetabek, Semarang, Surakarta, Yogyakarta, Surabaya, Medan, Bandung, Bali, Malang dan Batam.
Publik | |
Kode emiten | IDX: KBLV |
Industri | Telekomunikasi |
Pendahulu | PT Aditirta Indonusa |
Didirikan | 13 Januari 1994 (sebagai Safira Ananda) 1995 (sebagai Tanjung Bangun Semesta) 28 April 2000 (sebagai Broadband Multimedia) 1 Juni 2007 (sebagai First Media) |
Pendiri | James Riady Datakom Asia |
Kantor pusat | Commodity Square Lantai 4, Jl. Jenderal Gatot Subroto Kav 35-36, Kuningan Timur, Setiabudi, Jakarta Selatan[1] |
Tokoh kunci | Harianda Noerlan (Direktur Utama) Teguh Pudjowigoro (Komisaris Utama) |
Produk | Internet pita lebar Televisi berlangganan Komunikasi data |
Pemilik | PT Reksa Puspita Karya (33,76%) PT Ciptadana Capital (19,76%)[1] |
Karyawan | 306 (2022)[1] |
Situs web | www |
Sejarah
PT First Media Tbk awalnya didirikan pada 6 Januari 1994 dengan nama PT Safira Ananda. Pada 1995, namanya menjadi PT Tanjung Bangun Semesta, dan mulai beroperasi sebagai perusahaan internet kecil di Surabaya.[2][3] Pada tahun 1998, PT Tanjung Bangun mengakuisisi 78% saham PT Aditirta Indonusa, yang memegang lisensi televisi berlangganan sejak 1996 dengan menggunakan sistem TV kabel (awalnya, PT Aditirta sempat merencanakan beroperasi pada pertengahan 1996, dengan 25 kanal menggunakan merek Multivision).[4][5][6][7] Dengan akuisisi ini, PT Tanjung bisa bermain dalam bisnis televisi berbayar kabel pertama di Indonesia.
Bisnis TV kabel (dan kemudian ditambah layanan jasa internet sejak 2001)[8] tersebut kemudian diluncurkan pada 1 Maret 1999 dengan merek KabelVision.[9] Sebagai persiapannya, KabelVision sudah menggandeng perusahaan internet PT Indonusa dan membangun jaringan kabel di Jakarta (1.700 km), dilanjutkan di Bali dan Surabaya pada 2000-2001. Sempat juga KabelVision melayani di daerah Batam, untuk karyawan Caltex secara singkat.[10][11][12][13][14] Selain layanan TV kabel dan internet ini, KabelVision juga merencanakan untuk menyediakan layanan seperti e-commerce dan video on demand dan telah disiapkan 6 kanal in-house.[15] Kanal yamg ditawarkan pada konsumen pada saat itu mencapai 50 kanal internasional.[16] Induk PT Tanjung, Lippo Group berusaha membantu permodalan perusahaan ini karena telah sungguh-sungguh ingin terjun ke bisnis televisi berbayar, dengan menyuntikkan dana miliaran rupiah.[17][18]
Pada 27 Januari 2000 PT Tanjung Bangun resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Surabaya dengan harga IPO Rp 500/saham. Beberapa waktu kemudian, pada 28 April 2000 namanya diubah kembali menjadi PT Broadband Multimedia Tbk.[19][20] Sahamnya pada saat itu dimiliki oleh Lippo Group (lewat AcrossAsia Multimedia Ltd) sebesar 57,6% dan PT Datakom Asia (milik Peter F. Gontha dkk{{efn|Secara spesifik, struktur kepemilikan PT Datakom Asia terdiri dari:
PT Asriland (Bambang Trihatmodjo): 33,3%
PT Lembahsubur Adipertiwi (Anthony Salim): 28,57%
PT Persada Giri Abadi (Peter F. Gontha): 24,23%
PT Azbindo Nusantara (Aziz Mochdar): 6,88%
PT Indosat (Persero) Tbk: 5%
PT Trisadnawa Solusi Komunikasi (Youk Tanzil): 2%[21][22]), pemegang saham PT Aditirta sebelumnya sebesar 13,31%.[23][24] Pada awal 2000an, pelanggannya tercatat sebesar 74.000, bertumbuh dari sebelumnya sebesar 13.712 orang pada akhir 1999.[25][26] Pada 2001 jaringannya sudah mencapai 2,263 km, 193.000 rumah,[27] dan pada 2006 diharapkan bisa diperluas ke 5 kota lain dari sebelumya hanya di Jakarta, Bali dan Surabaya.[28] Layanan di Bali sendiri awalnya dikelola oleh perusahaan khusus bernama PT Bali Interaktif.[29] Selain untuk pelanggan, PT Broadband juga menyediakan layanan bagi pelanggan korporat, seperti anak usaha Grup Lippo.[30] Pada tahun-tahun berikutnya, produk-produk baru dibawah PT Broadband Multimedia diluncurkan dengan merek Digital1 (Agustus 2005) dan MyNet (2004), dan pada 2003 pelanggannya sudah mencapai 100.000.[31][32] Seiring waktu, kepemilikan Datakom menghilang, meninggalkan Lippo sebagai pemegang saham utama.
Pada 16 Juni 2007, Broadband Multimedia mengganti namanya menjadi PT First Media Tbk, sekaligus meluncurkan identitas dan merek baru sebagai penyedia layanan "Triple Play". Kabelvision dan Digital1 disatukan di bawah produk HomeCable, sementara MyNet menjadi FastNet. Lalu, di akhir Agustus 2007, Lippo Group mengumumkan kucuran investasi sebesar $650 juta selama empat tahun kedepan kepada First Media. Kucuran dana tadi akan diinvestasikan ke berbagai layanan pengembangan konten dan belanja internet, TV kabel, HDTV, akses pita lebar, layanan nirkabel, fasilitas pentimpanan data, serta layanan telepon. Dalam kucuran dana tersebut, Lippo Group menggandeng perusahaan Shanghai Media Entertainment Group (melalui anak perusahaan STR), Cisco, dan Motorola untuk pembangunan jaringan serta pembiayaan proyek tersebut.
First Media juga memegang penuh kepemilikan saham PT Ayunda Prima Mitra yang menguasai 49% saham PT Direct Vision, perusahaan yang mengoperasikan jasa televisi satelit Astro Nusantara. Astro Nusantara sendiri tidak beroperasi lagi sejak pada tanggal 20 Oktober 2008. Di tahun yang sama, First Media memiliki sekitar 180.000 pelanggan internet dan sekitar 130.000 pelanggan televisi. Jaringan serat optik First Media memiliki panjang 2.597 kilometer yang tersebar di Jabodetabek, Surabaya, dan Bandung. First Media menargetkan satu juta rumah akan terjangkau jaringan mereka sebelum awal 2009.
Pada bulan Mei 2015 bersama dengan LinkNet, First Media meluncurkan 2 Combo HD Pack terbaru. Combo Ultimate X1 HD dengan kecepatan 100Mbps dan Combo Infinite X1 HD dan untuk kecepatan 200Mbps serta meningkatkan paket Combo Maxima X1 HD dengan layanan dual broadband.[33] Hingga saat ini First Media memiliki 8 paket combo yaitu Family, Family plus, D'Lite, Elite, Supreme, Maxima, Ultimate, Dan Infinite.[34]
Pada Agustus 2021, Axiata (pemilik XL Axiata) sendiri merencanakan akan mengakusisi lebih dari 60% saham PT Link Net Tbk., anak usaha First Media.[35] Akuisisi ini tuntas dilakukan pada 27 Januari 2022, dengan kepemilikan saham berpindah ke Axiata 46% dan XL Axiata 20%.[36]
Teknologi
Saat ini First Media memiliki dan mengoperasikan teknologi jaringan kabel Hybrid Fiber-Coaxial (‘HFC’) dua arah pada frekuensi 870 Mhz yang memiliki ujung terminal sebagai berikut.
- Jabodetabek, kabupaten dan kota Serang dan kota Cilegon: BeritaSatu Plaza
- Kabupaten Gresik dan Sidoarjo dan kota Surabaya: Graha SA
- Bandung Raya: Balubur Town Square
- Kabupaten dan kota Semarang: Semarang Selatan
- Bali: Kuta Selatan
- Kabupaten Sukoharjo, Boyolali, Karanganyar dan kota Surakarta: Serengan
- DI Yogyakarta: Umbulharjo
- Kota Medan: Medan Helvetia
- Kabupaten dan kota Malang dan kota Batu: Blimbing
- Pulau Batam: Teluk Tering
Digitalisasi memungkinkan kompresi data yang lebih besar untuk ditransmisikan melalui kabel, dengan demikian meningkatkan kapasitas kabel untuk melakukan transmisi internet berkecepatan tinggi, hingga mampu mentransmisi 100 saluran TV secara serempak, serta volume data yang sangat besar yang diperlukan demi kelancaran aplikasi beberapa industri.
Produk
Produk First Media disebut Triple Play, yang merupakan layanan berbasiskan teknologi pita lebar digital mencakup jasa akses internet berkecepatan tinggi melalui jaringan kabel pita lebar dengan merek FastNet, penyedia televisi kabel digital berlangganan dengan merek HomeCable (penggabungan dua produk First Media sebelumnya, Kabelvision dan Digital1), layanan over-the-top dengan merek First Media X, dan layanan komunikasi data berkecepatan tinggi dan berkapasitas besar untuk aplikasi bisnis dan komersial dengan merek DataComm.
DataComm
DataComm menyediakan layanan data komunikasi untuk korporasi atau bisnis. Layanan ini didukung oleh salah satu jaringan backbone digital serat optik yang paling luas di kawasan Metropolitan Jakarta. Layanan ini kini mendukung 303 sambungan jaringan yang disewakan kepada hampir 200 pelanggan di sektor perbankan dan jasa keuangan, berbagai korporasi maupun lembaga pemerintahan. First Media juga merupakan penyedia tunggal layanan data komunikasi bagi sistem JATS Remote Trading Bursa Efek Jakarta (kini Bursa Efek Indonesia) yang memungkinkan para pialang saham untuk melakukan perdagangan efek secara remote dari kantor mereka masing-masing lewat jaringan serat optik. DataComm mempunyai 2 jenis layanan, yaitu First Metro dan FastNet Corporate.
Anak perusahaan
Berikut ini anak usaha PT First Media Tbk.[1]
- PT First Media Production
- PT Graha Investama Andalan Terpadu
- PT Media Sinema Indonesia
- PT Media Investor Indonesia
- PT Media Interaksi Utama
- PT Globe Asia Indonesia
- PT Jakarta Globe Media
- PT Investor Radio
- PT First Media News
- PT Jaring Data Interaktif
- PT Margayu Vatri Chantiqa
- PT Bintang Merah Perkasa Abadi
- PT MSH Niaga Telecom Indonesia
- PT Prima Wira Utama
- PT Daya Sarana Mantap
- PT Delta Nusantara Networks (DeltaNet)
- PT Mitra Mandiri Mantap
- PT Internux (d.h. BOLT!)
- PT Citra Investama Andalan Terpadu
- PT Graha Raya Ekatama Andalan Terpadu
- PT Citra Eka Rama Investama Andalan
Mantan perusahaan
- PT Ayunda Prima Mitra, dilepas pada 12 Juli 2011[37]
- PT Direct Vision (Astro Nusantara, 49%)[38]
- PT Link Net Tbk, dijual ke XL Axiata pada 27 Januari 2022
- PT First Media Television
- PT Indonesia Media Televisi (BiG TV)
- PT Infra Solusi Indonesia (i-solution)
- PT Link Net Global Solution Pte. Ltd
Catatan kaki
Referensi
- ^ a b c d Lapkeu KBLV Q2 2022
- ^ First Media
- ^ Country Commerce: Spain
- ^ Default MENIKMATI TELEVISI ASING TANPA PARABOLA
- ^ AsiaCom: Asia-Pacific TV, Cable, Satellite, and Telecommunications, Volume 5
- ^ Tempo interaktif, Volume 5
- ^ Imagi-Nations and Borderless Television: Media, Culture and Politics Across Asia
- ^ pendahuluan
- ^ Panji masyarakat
- ^ AsiaCom: Asia-Pacific TV, Cable, Satellite, and Telecommunications, Volume 5
- ^ Asia, Inc: The Region's Business Magazine, Volume 9,Masalah 1-4
- ^ Panji masyarakat
- ^ Asia, Inc: The Region's Business Magazine, Volume 9,Masalah 1-4
- ^ Warta ekonomi: mingguan berita ekonomi & bisnis, Volume 13,Masalah 26-34
- ^ AsiaCom: Asia-Pacific TV, Cable, Satellite, and Telecommunications, Volume 6
- ^ Lippo Group develops business in information technology and telecommunications. (Conglomeration).
- ^ Lippo Ke Televisi
- ^ ekonomi: mingguan berita ekonomi & bisnis, Volume 12,Masalah 20-28
- ^ ANGGARAN DASAR
- ^ Laporan Keuangan First Media 2020
- ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamagiri
- ^ Yearbook of Asia-Pacific Telecommunications
- ^ AsiaCom: Asia-Pacific TV, Cable, Satellite, and Telecommunications, Volume 6
- ^ JP/Artha Graha, Datakom to establish alliance
- ^ Kabelvision
- ^ Imagi-Nations and Borderless Television: Media, Culture and Politics Across Asia
- ^ AsiaCom Yearbook
- ^ AsiaCom Yearbook
- ^ Panji masyarakat
- ^ Asiamoney, Volume 11
- ^ MILESTONE
- ^ Pelayanan Buruk Digital 1
- ^ Link Net-First Media Luncurkan Combo HD Packs Terbaru
- ^ First Media - Paket internet dan tv kabel
- ^ "XL Axiata Akuisisi 66 Persen Saham Link Net, Dampak ke Pelanggan First Media?". Tempo.co. 2021-08-01. Diakses tanggal 2021-08-10.
- ^ Hitungan dan Rekomendasi Saham Link Net (LINK) Pasca Dibeli XL Axiata (EXCL)
- ^ [1]
- ^ Astro Minta Pengadilan Tolak Gugatan PT Ayunda