Harum Energy
PT Harum Energy Tbk adalah sebuah perusahaan pertambangan yang berkantor pusat di Jakarta. Hingga akhir tahun 2021, perusahaan ini menguasai lima konsesi tambang batu bara di Kalimantan Timur dan satu konsesi tambang nikel di Maluku Utara.[2][3]
Sebelumnya | PT Asia Antrasit (1995 - 2007) |
---|---|
Perusahaan publik | |
Kode emiten | IDX: HRUM |
Industri | Pertambangan |
Didirikan | 12 Oktober 1995 |
Kantor pusat | Jakarta, Indonesia |
Wilayah operasi | Indonesia |
Tokoh kunci | Ray Antonio Gunara[1] (Direktur Utama) Lawrence Barki[1] (Komisaris Utama) |
Produk | Batu bara dan nikel |
Jasa |
|
Pendapatan | US$ 336,176 juta (2021)[2] |
US$ 99,096 juta (2021)[2] | |
Total aset | US$ 874,622 juta (2021)[2] |
Total ekuitas | US$ 650,671 juta (2021)[2] |
Pemilik | PT Karunia Bara Perkasa (79,792%) |
Karyawan | 716 (2021)[2] |
Anak usaha | Lihat anak usaha |
Situs web | www |
Sejarah
Perusahaan ini memulai sejarahnya pada tahun 1995 dengan nama "PT Asia Antrasit". Pada tahun 2000, melalui PT Mahakam Sumber Jaya, perusahaan ini mendapat konsesi atas tambang batu bara seluas 20.380 hektar di Kalimantan Timur, dan empat tahun kemudian, PT Mahakam Sumber Jaya mulai beroperasi secara komersial di Blok A dari tambang tersebut. Pada tahun 2007, perusahaan ini mengubah namanya menjadi seperti sekarang. Setahun kemudian, PT Mahakam Sumber Jaya meningkatkan kapasitas pengolahan batu baranya menjadi lebih dari tiga kali lipat. Perusahaan ini kemudian juga resmi menguasai 50% saham PT Santan Batubara, yang akhirnya mulai beroperasi secara komersial pada kuartal pertama tahun 2009. Pada tahun 2009 juga, perusahaan ini mengakuisisi PT Layar Lintas Jaya, sebuah perusahaan pengangkutan dan alih muat batu bara.
Pada tahun 2010, PT Layar Lintas Jaya menambah delapan unit kapal tunda dan delapan unit tongkang baru. Perusahaan ini kemudian juga resmi melantai di Bursa Efek Indonesia. Pada tahun 2011, PT Mahakam Sumber Jaya menyelesaikan pembangunan unit pengolahan batubara ketiga dan keempat di Pelabuhan Separi, sehingga kapasitas pengolahan batubaranya meningkat menjadi 20 juta ton per tahun. Pada tahun 2012, perusahaan ini meneken perjanjian untuk mengakuisisi mayoritas saham PT Karya Usaha Pertiwi. Pada tahun 2018, perusahaan ini membeli 99,9% saham PT Bumi Karunia Pertiwi yang sebelumnya dipegang oleh PT Anugrah Karya Raya dan membeli 99.999 lembar saham PT Santan Batubara yang sebelumnya dipegang oleh PT Petrosea Tbk, sehingga perusahaan ini resmi menguasai 99,9% saham PT Santan Batubara.
Pada tahun 2020, perusahaan ini mendirikan PT Tanito Harum Nickel untuk berinvestasi di bidang pertambangan dan pengolahan nikel. Pada tahun 2021, PT Tanito Harum Nickel membeli 51% saham PT Position yang bergerak di bidang pertambangan nikel dan membeli 49% saham PT Infei Metal Industry yang bergerak di bidang pengolahan dan pemurnian nikel.[2][3] Pada tanggal 27 April 2022, melalui PT Harum Nickel Industry, perusahaan ini resmi membeli 20% saham PT Westrong Metal Industry dengan harga US$ 75 juta.[4]
Anak usaha
Hingga akhir tahun 2021, perusahaan ini memiliki 10 anak usaha, yakni:
Referensi
- ^ a b "Komisaris & Direksi" (dalam bahasa Inggris). PT Harum Energy Tbk. Diakses tanggal 1 Agustus 2022.
- ^ a b c d e f g "Laporan Tahunan 2021". PT Harum Energy Tbk. Diakses tanggal 1 Agustus 2022.
- ^ a b "Sejarah Perusahaan" (dalam bahasa Inggris). PT Harum Energy Tbk. Diakses tanggal 1 Agustus 2022.
- ^ Suryahadi, Akhmad (11 Mei 2022). "Harum Energy (HRUM) Siap Melakukan Ekspansi Bisnis di Sektor Nikel". Kontan. Diakses tanggal 1 Agustus 2022.