Rabithah Alawiyah

organisasi keagamaan di Indonesia

Rabithah Alawiyah (Bahasa Arab: الرابطة العلوية) adalah suatu organisasi massa Islam yang bergerak di bidang sosial kemasyarakatan. Pada umumnya organisasi ini menghimpun WNI keturunan Arab, khususnya yang memiliki keturunan langsung dari Nabi Muhammad SAW. Organisasi ini berdiri pada tanggal 27 Desember 1928 tidak lama setelah Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928.

  1. Seperti Air dan Minyak , Yang Original Dan yg Abal abal memang Tidak mungkin Bergabung/Bersama
  2. Tokoh Spektakuler Pendiri dan Cikal Bakal Lembaga2 Nasab baru yang bermunculan Sekarang ini adalah
Rabithah Alawiyah
الرابطة العلوية
Logo dari Rabithah Alawiyah
Logo dari Rabithah Alawiyah
Tanggal pendirian27 Desember 1928 M
PendiriMuhammad bin Abdurrahman bin Shahab
Abubakar bin Abdullah al-Attas
Abdullah bin Ali al-Aydarus
Abubakar bin Muhammad Al-Habshi
Idrus bin Ahmad bin Shahab
Ahmad bin Abdullah al-Seggaf
Ali bin Abdurrahman al-Habshi
Alwi bin Muhammad al-Haddad
Alwi bin Thohir al-Haddad
Abdullah bin Umar al-Zahir
Abdullah bin Abubakar al-Habshi
Salim bin Ahmad Bawazir
StatusYayasan
TipeLSM
TujuanSosial, Kemanusiaan, Aktifitas agama
Kantor pusatJakarta, Indonesia
Lokasi
  • Jalan TB. Simatupang No. 7A, Jakarta 12560
Wilayah layanan
Asia Tenggara
Jumlah anggota
Alawiyyin
Bahasa resmi
Indonesian
Ketua Umum
Habib Taufiq Bin Abdul Qadir Assegaf
Situs webRabithah Alawiyah

" Buya Fahroji " ( kini Imam Naqib ormas Asyraf Azmatkhan Ahlul Bait Internasional ) - Di Awali 5-8 tahun lalu Pak Buya Fahroji dengan Kegigihannya mempopulerkan Marga Azmatkhan Lewat Blog bernama Madawis ( Majelis Dakwah Walisongo ) Pengikut pengikut Nya yang Paling Awal adalah:

- Moggie Nur Satya dari Trah AlBantany gelar kekinian Kanjeng Pangeran Banten Moggie Nurfadillah Satya Tirtayasa , Selanjutnya Nama ini pecah Kongsi dengan Fahroji (Gurunya ) Dan mendirikan Ormas Babad Banten Nusantara , yg kabarnya juga beliau tercatat sebagai Salah satu Ahli Nasab di ormas baru NAAT ( Ormas yang Mempopulerkan Jalur Gharib Nasab Sunan Giri Ke Al Qodiri AlHasani )

- Ustad Ali Badri semula juga bagian dari Kolega Pak Fahroji yang di kemudian hari Pecah Kongsi dengan Fahroji mendirikan Naqobah Ali Azmatkhan awalnya bersama Moggie Nurfadillah tapi juga Pecah Kongsi kemudian Berdiri Sendiri dengan Dukungan Murid2nya yg di Kemudian Hari Mendirikan Lembaga / Ormas Baru NAAT ( Yahya,Ilzam, Nurkholis,Hamid DLL)

Yusuf M Nur dan Azis ,awalnya juga Pengikut2nya Fahroji di kemudian Hari Pecah Kongsi dan Mendirikan Ormas Baru Ma'had Ittihad yg berlokasi di Tuban ( kabarnya Spesialis Jalur Al Hasani )

- Yahya ,Ilzam, Nurkholis , Hamid DLL awalnya juga Pengikut2nya Fahroji kemudian Menjadi Pendukung Naqobah Ali Azmatkhan ( Ali Badri ) yang di Kemudian Hari Mendirikan Ormas baru NAAT yg punya keunikan sendiri Merubah Jalur semula ke Azmatkhan Pindah Ke Al Qodiri AlHasani

Simpatisan ormas baru ini berpusat pada komunitas etnis Madura ,baik yang ada di Madura ataupun Daerah Tapal Kuda Jawa Timur maupun Oknum2/Kelompok etnis Madura yang ada di Kalimantan Timur, Kalimantan Barat DLL tempat Versi kekinian Ormas ini atau Simpatisan nya mengeluarkan cara baru Pengesahan Nasab melalui Isbat2an Nasab online yang di keluarkan oleh Oknum2 Di luar negeri ( Memiliki cabang di 130 Negara di 7 Benua )

- AS Alwi nama lain Syariansyah semula sebelum mendirikan Ormas Salatin Trah Kesultanan juga merupakan Bagian Pengikut2nya Pak Fahroji , bersama Pak Hamdani ,Yusuf Bahasyim Alias Adi Yusuf , Ghniyu DLL semua bagian dari Supporter utama ormas Nasab Asyraf Internasional yang di dirikan Pak Fahroji , untuk Kemudian Pecah Kongsi dan kelompok Syariansyah /AS Alwi "Asyathiri" ini mendirikan lembaga/ Ormas Nasab baru bergenre Pencatat Bani Hasyim Trah Kesultanan yang juga mengeluarkan Lauha/ buku Pasport Nasab ( Salatin Azzahro) Kabarnya hampir 70% Pengikut2nya Fahroji Berpindah kelembaga/ Ormas Nasab Baru ini

Kami melihat Fenomena marak nya Ormas2san Nasab baru yang mengeluarkan Lauha/Buku Pasport Nasab dengan Berbagai Macam Cara Isbat2an termasuk cara Aneh Isbat2an Nasab online ,menjadi Bagian dari Rasa Haus Oknum oknum KEMABIB (Haus Gelar Habib ,Sayyid/Syarif) sebagai Gelar Prestisius di Masyarakat dan Mungkin menjadi Ladang Bisnis yang menjanjikan bagi Pengurus2/Pendiri Lembaga/Ormas/ Yayasan Nasab baru tersebut ( JUALAN BITOKOH2 NASAB / ATRIBUT-ATRIBUT ORMAS2SAN NYA)

Akhirul Kalam Nahna sebagai Bagian dari Komunitas Asli Pemelihara Nasab Ba'Alawi AlHuseini dan Juga Sahabat2 lain yang juga Pemelihara Nasab baik Jalur Al Huseini wabil Khusus Jalur Nasab Bani Walisongo serta Pemelihara Nasab Jalur Al Hasani , Wajib Merapatkan Barisan memperkuat Ukhuwah dan persatuan untuk Berjuang bersama bersinergi Melakukan Tindakan terukur dan Tegas atas Marak nya oknum2 pendiri Ormas2san Nasab Baru yg di duga memanfaatkan Rasa Haus segelintir oknum akan Pengakuan Nasab nya ( Ada rasa bangga memiliki Buku Pasport Nasab) tanpa mengerti Bahwa Pendiri Ormas2san Nasab Baru Tersebut Bukan lah Seorang Sayyid ( Bukan Habib ) dan Metode yang di Pakai dalam Pengesahan Nasab di Duga Metode yang menyalahi aturan.

Latar belakang

 
Ali bin Ja’far bin Syech Al-Seggaf

Dalam rangka memelihara dan meningkatkan harkat dan martabat umat Islam di Indonesia, khususnya keluarga Alawiyyin melalui usaha-usaha sosial kemasyarakatan dan pendidikan serta dakwah Islamiyah melalui pembinaan akhlak karimah serta ukhuwah Islamiyah dalam persatuan berbangsa dan bernegara, maka dua bulan setelah peristiwa Sumpah Pemuda, beberapa tokoh Alawiyin menganjurkan kepada Pemerintah Belanda untuk mendirikan perkumpulan kaum Alawiyin yang bernama al–Rabithatoel al-Alawijah berdasarkan akta Notaris Mr. A.H. Van Ophuijsen No. 66 tanggal 16 Januari 1928 dan mendapat pengesahan dari pemerintah Belanda pada tanggal 27 Desember 1928 (1346 H), yang ditandatangani oleh GR. Erdbrink (Sekretaris Pemerintah Belanda).

Untuk merealisasikan program-program Rabithah Alawiyah, beberapa waktu kemudian didirikan al-Maktab al-Daimi, suata lembaga yang khusus memelihara sejarah dan mencatat nasab As-Saadah Al-Alawiyyin. Maktab ini telah melakukan pencatatan di seluruh wilayah Indonesia. pada tanggal 28 Januari 1940, jumlah Alawiyyin yang tercatat oleh Maktab Daimi berjumlah 17.764 orang. Tokoh-tokoh yang telah berjasa antara lain: Sayid Ali bin Ja’far Assegaf dan Sayid Syech bin Ahmad bin Syihabuddin.

Realisasi program Rabithah Alawiyah lainnya adalah di dalam bidang sosial. Kegiatan sosial yang dilaksanakan oleh al-Rabithah al-Alawiyah antara lain mendirikan Panti Asuhan Daarul Aitam pada tanggal 12 Agustus 1931 di Jalan Karet No. 47, yang dipimpin pertama kali oleh Sayid Abubakar bin Muhammad bin Abdurrahman Al Habsyi.

Perkembangan kegiatan masyarakat Alawiyin khususnya dan keturunan Arab umumnya di kemudian hari mengikuti pasang surutnya pergerakan politik di Indonesia. Di antara mereka banyak yang terjun ke bidang politik, bergabung dalam organisasi Partai Arab Indonesia (PAI), mengingat partai-partai Nasionalis masih belum membuka diri untuk keturunan asing.

Setelah Proklamasi Kemerdekaan dan PAI (Persatuan Arab Indonesia) dibubarkan, mereka berkiprah di partai-partai politik sesuai dengan hati nurani masing-masing. sedangkan perkumpulan al-Rabithah al–Alawiyah sebagai kelanjutan dari perkumpulan Jami’at Kheir tetap bergerak pada bidang sosial kemasyarakatan.

Hingga kini Rabithah Alawiyah mempunyai jaringan kerja dengan majelis-majelis taklim di seluruh Indonesia yang dikelola oleh kaum Alawiyin. Di samping itu organisasi ini juga memfasilitasi pendirian lembaga-lembaga pendidikan mulai dari tingkat taman kanak-kanak hingga tingkat perguruan tinggi.

Saat ini, Rabithah Alawiyah dipimpin oleh Habib Taufiq bin Abdul Qadir Assegaf. Habib Taufiq dikenal sebagai ulama asal Pasuruan yang juga pernah menjadi Mustasyar Nahdlatul Ulama Jawa Timur.

Adapun para Anggota Pengurus yang pertama kali dari perkumpulan ini adalah mereka yang mendirikan yaitu :

Ketua Umum Wakil Ketua I Wakil Ketua II Bendahara I Bendahara II Sekretaris Pengawas
Muhammad bin Abdurrahman bin Syihab Abubakar bin Abdullah Alatas Abdullah bin Ali Alaydrus Abubakar bin Muhammad Al-Habsyi Idrus bin Ahmad bin Syihab Ahmad bin Abdullah Assegaf
  • Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi
  • Alwi bin Muhammad Al-Haddad
  • Alwi bin Thohir Al-Haddad
  • Umar bin Abdullah Az-Zahir
  • Abdullah bin Abubakar Al-Habsyi
  • Salim bin Ahmad Bawazir

Kepengurusan

Susunan kepengurusan Rabithah Alawiyah periode 2021-2026:

Dewan Pengurus
Bidang Nama
Ketua Umum Habib Taufiq Bin Abdul Qadir Assegaf
Wakil Ketua Umum I Muhammad Idrus Alhamid
Wakil Ketua Umum II Husein Bin Muhammad Alhamid
Sekretaris Umum Muhammad Bin Mohdar Alhamid
Wakil Sekretaris 1 Abdillah bin Alwi Alhaddad
Wakil Sekretaris 2 Achmad Rifqi Alattas
Bendahara Umum Ahmad Riyad Alhiyed
Wakil Bendahara Umum Taufik bin Ismet Alhabsyi
Ketua Dep Organisasi dan Kaderisasi Umar Faruq Alkhirid
Ketua Dep Kepemudaan Ali Syech Alaydrus
Ketua Dep Legalitas dan Hukum Mohamad Mahdi Alhasny
Ketua Dep Kesejahteraan Keluarga & Pemberdayaan Perempuan Aisyah (Nining) Assagaff,
Ketua Dep Pemberdayaan Usaha Adam Bilfaqih
Ketua Dep Humas dan Media Husein muhammad al-hamid
Ketua Dep Teknologi Informasi Haider Alattas
Ketua Dep Kesejahteraan Sosial Syarif Ali Alhabsyi
Ketua Maktab Daimi Ust. Ahmad Muhammad Alatas
Dewan Penasehat
Ketua Anggota
Hb. Prof. Muhammad Anis Shahab
  • Hb. Dr. Salim Segaf Al-Jufri
  • Hb. Hasan bin Toha Almunawar
  • Hb. Nagib Bin Syech Abubakar
  • Hb. Muhammad Ali Aljufri
Dewan Pengawas
Ketua Anggota
Hb. Zen Bin Umar Smith
  • Muhsin Idrus Alhamid
  • Muhammad Sobri Assegaf
  • Ahmad Umar Mulachela
  • Ahmad Fahmi Assegaf
  • Ismet Abdullah Alhabsyi
  • Nabil Fuad Almusawa
  • Ali Hasan Albahar
Anggota Departemen
Organisasi dan Kaderisasi Kepemudaan Legalitas dan Hukum Kesejahteraan Keluarga & Pemberdayaan Perempuan Pemberdayaan Usaha Humas dan Media Teknologi Informasi Kesejahteraan & Sosial Maktab Daimi Majelis Tarbiyah Wa Dakwah
  • Hasan Idrus Almunawar
  • Isa Alkaff
  • Muhammad Thahir Alkhirid
  • Ali Hasan Alatas
  • Idrus Salim Segaf Aljufri
  • Ahmad Anis Basurroh
  • Alwi Abdurahman Basurroh
  • Muhammad Syarif Shahab
  • Adam Muhammad Alatas
  • Yasmin binti Muhammad Alhabsyi
  • Fikri Syahab
  • Abdullah Nazhier Mulachela
  • Umar Syatri
  • Izeddin Almusawa
  • Alfi Irfan Alhaddad
  • Ibrahim Syahab
  • Hb. Mujtaba Shahab
  • Muchsin Assegaf
  • Abdulkadir Mulachela
  • Hb. Muhammad Alhaddad
  • Fadhil Alatas
  • Haider Alhabsyi
  • Umar Alatas
  • Ali Nur Shahab
  • Ali Reza Alatas
  • Ahmad Jans Assegaf
  • Muhammad Rafiqhi Assegaf
  • Umar Zen Smith
  • Ahmad Alhabsyi
  • Hb. Ahmad Jans Assegaf
  • Hb. Sehan Abdulkadir Assegaf
  • Hb. Muhammad Bagir Alhaddad
  • Hb. Muhammad bin Salim Alatas
  • Hb. Syaugi bin Quthban
  • Hb. Habil bin Ismail Alkaaf
  • Hb. Ahmad bin Ali bin Sahil
  • Hb. Quraisyi bin Husein Shihab
  • Hb. Muhajir Alhabsyi
  • Hb. Mahdi bin Sehan Bin Syeh Abubakar
  • Hb. Muhammad Husin Anis Alhabsyi
  • Hb. Kamil bin Ahmad Baraqbah
  • Hb. Muhammad Shofi Almuhdhor
  • Hb. Muhammad bin Alwi Alhaddad
  • Hb. Muhsin bin Alwi Alhabsyi

Referensi

Pranala luar