Industri Telekomunikasi Indonesia
PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero) atau biasa disingkat menjadi INTI, adalah sebuah badan usaha milik negara Indonesia yang bergerak di bidang produksi peralatan telekomunikasi. Hingga akhir dekade 1990-an, perusahaan ini terutama memasok peralatan telekomunikasi yang dibutuhkan dalam pembangunan jaringan telepon nasional yang diselenggarakan oleh PT Telkom Indonesia Tbk dan PT Indosat Tbk.
INTI | |
BUMN / Perseroan Terbatas | |
Industri | Telekomunikasi |
Didirikan | 30 Desember 1974 di Bandung, Indonesia |
Kantor pusat | , Indonesia |
Tokoh kunci | Otong Iip (Direktur Utama) Unggul Priyanto (Komisaris Utama)[1] |
Pendapatan | Rp. 427.247 juta (2020)[2] |
Rp. -158.434 juta (2020)[2] | |
Total aset | Rp. 1,237 triliun (2020)[2] |
Pemilik | Pemerintah Indonesia |
Karyawan | 305 (2020)[2] |
Anak usaha | PT Inti Pindad Mitra Sejati PT Inti Konten Indonesia |
Situs web | inti |
Sejarah
Perusahaan ini memulai sejarahnya pada tahun 1968 sebagai Pabrik Telepon dan Telegraf (PTT) dari Lembaga Penelitian dan Pengembangan Pos dan Telekomunikasi (LPP Postel). PTT didirikan sebagai hasil kerja sama antara Telkom dengan Siemens. Pada tanggal 23 September 1974, PTT resmi dipisah dari LPP Postel untuk membentuk perusahaan ini.[3] Pada tahun 1981, perusahaan ini berhasil menyelesaikan pembangunan stasiun bumi untuk Sistem Komunikasi Satelit Domestik (SKSD) Palapa. Pada tahun 1985, perusahaan ini mulai memproduksi Sentral Telepon Digital Indonesia (STDI) melalui Technical and Business Cooperation Agreement (TBCA) dengan Siemens. Perusahaan ini kemudian juga memproduksi Pulse Code Modulation (PCM), Private Automatic Branch Exchange (PABX), dan pesawat telepon meja melalui lisensi dari Siemens. Selain itu, perusahaan ini juga mengembangkan dan memproduksi sendiri Stasiun Bumi Kecil (SBK), Radio Frekuensi Tinggi, Radio Gelombang Mikro Digital, Sistem Telepon Kendaraan Bergerak (STKB), Pesawat Telepon Umum Koin, dan Pesawat Telepon Umum Swalayan (PTUS).[2]
PT INTI telah berkiprah dalam bisnis telekomunikasi selama 35 tahun. Pelanggan utama INTI antara lain adalah empat operator telekomunikasi terbesar di Indonesia antara lain :
- PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom)
- PT Indosat Tbk (Indosat)
- PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel), dan
- PT XL Axiata (XL)
Sejak berkembangnya tren konvergensi antara teknologi telekomunikasi dan teknologi informasi (IT), INTI telah melakukan perubahan orientasi bisnis dari yang semula berbasis pure manufacture menjadi sebuah industri yang berbasis solusi kesisteman, khususnya dalam bidang sistem infokom dan integrasi teknologi.
Selama dua tahun terakhir, INTI menangani solusi dan layanan jaringan tetap maupun seluler serta mengembangkan produk-produk seperti IP PBX, NMS (Network Management System), SLIMS (Subscriber Line Maintenance System), NGN Server, VMS (Video Messaging System), GPA (Perangkat Pemantau dan Pengontrol berbasis SNMP), Interface Monitoring System untuk jaringan CDMA, dan Sistem Deteksi dan Peringatan Bencana Alam (Disaster Forecasting and Warning System).
Memasuki tahun 2009, PT INTI mulai mencari peluang-peluang bisnis dalam industri IT, termasuk kemungkinan untuk bergabung dalam usaha mewujudkan salah satu mimpi dan tantangan terbesar Indonesia saat ini, yaitu membuat komputer notebook murah. Ini adalah satu tantangan yang besar bagi INTI.[4]
Referensi
- ^ "Direksi dan Komisaris". inti.co.id. Industri Telekomunikasi Indonesia. Diakses tanggal 31 Agustus 2021.
- ^ a b c d e "Laporan Tahunan 2021" (PDF). inti.co.id. Industri Telekomunikasi Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2021-08-31. Diakses tanggal 31 Agustus 2021.
- ^ "Peraturan Pemerintah nomor 34 tahun 1974" (PDF). Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. Diakses tanggal 2 Oktober 2021.
- ^ "Who We Are - PT Industri Telekomunikasi Indonesia". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-04-13. Diakses tanggal 2012-05-08.
Pranala luar
- Situs web resmi Diarsipkan 2010-09-01 di Wayback Machine.