Gelar kehormatan dalam Kesultanan Palembang
Artikel ini memiliki beberapa masalah. Tolong bantu memperbaikinya atau diskusikan masalah-masalah ini di halaman pembicaraannya. (Pelajari bagaimana dan kapan saat yang tepat untuk menghapus templat pesan ini)
|
Kesultanan Palembang Darussalam merupakan salah satu Kesultanan di Indonesia yang memiliki darah ‘Alawiyin, namun mereka tidak seperti Kesultanan di Nusantara lainnya yang memiliki darah ‘Alawiyin yang mau memakai gelar Asli ‘Alawiyin-nya , seperti Baraqbah dalam Kesultanan Jambi, Al-Kadrie dalam Kesultanan Pontianak dan Al-Idrus dalam Kesultanan Kubu. Kesultanan Palembang Darussalam memilih memakai nama lokal yang tidak berbau‘Alawiyin. Gelar di Kesultanan Palembang Darussalam banyak terkena pengaruh dari Kesultanan Demak yang membuat Kesultanan Palembang Darussalam berbeda dengan Kesultanan lainnya, yaitu gelar Raden-Raden Ayu, Masagus-Masayu, Kemas-Nyimas dan Kiagus-Nyayu, kadangkala didepan namanya ditambah gelaran ‘Alawiyin Sayyid, Syarif atau Maulana.[1]
Asal Mula[2]
Gelar Masagus dan Masayu
Informasi lebih lanjut: Masagus dan Masayu
Gelar Masagus (Mgs) berarti berharga banyak. Gelar ini diperkirakan mulai muncul dan dibakukan di zaman kekuasaan Sultan Muhammad Mansyur Jayo Ing Lago. Bahwa apabila para Pangeran atau Raden menikah dgn wanita yang tdk memiliki gelar atau berasal dari golongan rakyat maka anak-anaknya kelak diberikan gelar Masagus dan Masayu.
Tokoh yang berasal dari Masagus dan Masayu
- Masagus Abdul Hamid (Kyai Marogan) - Ulama Palembang
- Masagus H.A. Rachman (Cek Kecik) - Bupati Bengkulu Selatan ke-7
- Masayu Clara - Model
- Masayu Anastasia - Model
Gelar Kemas dan Nyimas
Asal usul gelar Kemas dan Nyimas dimulai pada masa awal Kerajaan Palembang oleh Ki Gede Ing Suro bin Pangeran Sedo Ing Lautan. Putra keturunan di beri gelar Kemas/ Ki Mas/ Kyai Mas dan Nyimas. Mas berarti Yang Mulia.
Tokoh yang berasal dari Kemas
- Kemas Ari Panji - Sejarawan Palembang
- Kemas Fakhruddin - Ulama Palembang
- Kemas Fachruddin - Duta Besar Indonesia untuk Yaman pada periode 2004-2008
- Kemas Hindi (Susuhanan Abdurrahman) - Pendiri Kesultanan Palembang Darussalam
- Nyimas Ratu Fafa - Vokalis JKT 48
Gelar Kiagus dan Nyayu
Kiagus asalnya Ki Bagus, singkatan dan Kyai Bagus, sebuah gelaran yang diberikan Sultan Demak pada seorang Ulama asal negeri Arab (keturunan Hadramaut) yang bernama Abdurrohman bin Pangeran Fatahillah. Setelah Kyai Bagus menikah dengan salah seorang keluarga Keraton juga diberi gelar Bodrowongso (ada versi lain Bondowongso) dan isteri Kyai Bagus dipanggil dengan sebuatan Nyai Ayu, disingkat Nyiayu, dan di Palembang sering disebut dengan Nyayu.
Tokoh yang berasal dari Kiagus dan Nyayu
- Kiagus Ahmad Badaruddin - Ketua PPATK
- Kiagus Djohar - Politikus
- Kiagus Wirawan Rusdi - Dalang Wayang Palembang
- Kiagus Muhammad Saleh (Kyai Saleh Lateng Banyuwangi) - Pendiri GP Ansor dan anggota tim 9 perumus NU
- Kiagus Abdurrahman Bodrowongso - Panglima Perang Kesultanan Palembang Darussalam
- Kiagus Abdul Ghany Aziz - Pemilik perusahaan Firma Kiagoos dan PT. Masayu
- Kiagus Sulaiman Amin - Kepala Dinas Pariwisata Kota Palembang
- Kiagus Abdul Aziz - Anggota DPRD Jawa Timur periode 1974-1977
- Nyayu Khodijah - Rektor UIN Raden Fatah Palembang
Tokoh Keturunan Kesultanan Palembang
- Sultan Syarif Muhammad Alaydrus - Tuan Besar Kubu ke-2, beliau merupakan keturunan dari Raden Ayu Aisyah binti Sultan Mahmud Badaruddin I Jayo Wikramo
- Sultan Pangeran Sjarif Ali Alaydrus - Raja Sabamban pertama, beliau merupakan keturunan dari Raden Ayu Aisyah binti Sultan Mahmud Badaruddin I Jayo Wikramo
- Sultan Mas’ud Badaruddin Ratu Sri Ingalaga Baraqbah - Sultan Jambi ke-16, beliau merupakan keturunan dari Syarifah Raden Ayu Benderang binti Sultan Anom Alimuddin
- Sultan Thaha Syaifuddin Baraqbah - Sultan Jambi ke-20 dan Pahlawan Nasional, beliau merupakan keturunan dari Syarifah Raden Ayu Benderang binti Sultan Anom Alimuddin
Referensi
- ^ (Indonesia) Palembang Sebuah Negeri yang Hilang (Refleksi Hari Jadi Palembang ke-1319) Diarsipkan 2007-03-10 di Wayback Machine.
- ^ Bincang-Bincang bersama SMB IV di RRI Net Palembang