ATMega8535

Revisi sejak 1 Juli 2009 15.17 oleh Borgx (bicara | kontrib) (ini apa?)

Kapabilitas detail dari mikrokontroler AVR ATMega 8535 adalah sebagai berikut:

  1. Sistem mikroprosesor 8 bit berbasis RISC dengan kecepatan maksimal 16 MHz.
  2. Kapabilitas memori flash 8 KB, SRAM sebesar 512 byte dan EEPROM (Electrically Erasable Programmable Read Only Memory) sebesar 512 byte.
  3. ADC (Pengubah analog-ke-digital) internal dengan ketelitian 10 bit sebanyak 8 saluran.
  4. PWM (Pulse Wide Modulation) sebanyak 4 saluran.
  5. Portal komunikasi serial (USART) dengan kecepatan maksimal 2,5 Mbps.
  6. Enam pilihan mode sleep, untuk menghemat penggunaan daya listrik.

Konfigurasi Pin Mikrokontroler AVR ATMega 8535

  1. VCC merupakan pin yang berfungsi sebagai pin masukan catu daya.
  2. GND merupakan pin ground.
  3. Port B (PB0 – PB7) merupakan akan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu sebagai Timer/Counter, komperator analog dan SPI.
  4. Port C (PC0 – PC7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu TWI, komperator analog, input ADC dan Timer Osilator.
  5. Port D (PD0 – PD7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu komperator analog, interupsi eksternal dan komunikasi serial.
  6. RESET merupakan pin yang digunakan untuk mereset mikrokontoler.
  7. XTAL1 dan XTAL2 merupakan pin masukan clock eksternal.
  8. AVCC merupakan pin masukan tegangan untuk ADC.
  9. AREF merupakan pin tegangan referensi ADC.

Selain ATMega8535, Atmel selaku pengembang mikrokontroller AVR juga mengembangan ATMega32 dengan kapasitas program memori mencapai 32 KB, ATMega32 memiliki susunan pin yang sama dengan ATMega8535, selain ATMega32 masih terdapat AVR seri ATMega yang lain sebut saja ATMega162, ATMega168, ATMega64, ATMega88 dan ATMega128. masing masing dengan fitur dan kemasan yang berbeda-beda.

Bagaimana memprogram Atmel AVR

Secara umum kebanyakan mikrokontroller diprogram menggunakan bahasa assembly yang mendekati bahasa mesin, sayangnya memprogram menggunakan bahasa assembly memiliki tingkat kesusahan tersendiri sehingga beberapa produsen kompiler mengambil inisiatif dengan mengembangkan kompiler(sering disebut juga Cross-Compiler karena sifatnya yang antar platform misal dari komputer x86 ke AVR atau ARM) khusus yang memungkinkan bahasa pemrograman tingkat tinggi semisal C, C++ atau Java digunakan untuk memprogram AVR. jika pada Side Compiler(kompiler yang digunakan untuk memprogram inter platform misal dari komputer x86 untuk komputer x86) biasanya dihasilkan file executable maka keluaran dari Cross Compiler adalah file hex, nantinya file hex inilah yang akan di-uploadkan ke mikrokontroller melalui kabel JTAG atau STK menggunakan program khusus.


Pranala luar