KRI John Lie (358)
Artikel ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya dapat dipastikan. (January 2021) |
KRI John Lie (358) adalah sebuah Kapal Perang Republik Indonesia. Sebagai mana Korvet kelas Bung Tomo lainnya, kapal ini merupakan kapal perang yang dibuat untuk Angkatan Laut Brunei dengan nama KDB Nakhoda Ragam. Nama kapal ini diambil dari seorang tokoh pahlawan nasional Indonesia, yaitu Laksamana Muda TNI (Purn) John Lie yang pernah terlibat dalam perang mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia.
KRI John Lie lines up for a combined gunnery exercise during CARAT Indonesia 2015
| |
Sejarah | |
---|---|
Brunei | |
Nama | Nakhoda Ragam |
Asal nama | Nakhoda Ragam |
Pembangun | BAE Systems Marine, Scotstoun, Skotlandia |
Diluncurkan | 13 January 2001 |
Identifikasi | Pennant number: 28 |
Nasib | Dijual ke TNI Angkatan Laut pada tahun 2014 |
Indonesia | |
Nama | John Lie |
Asal nama | John Lie |
Mulai berlayar | 18 July 2014 |
Identifikasi |
|
Status | aktif bertugas |
Ciri-ciri umum | |
Jenis | F2000 Korvet |
Berat benaman | 1,940 ton |
Panjang | 899 m (2.949 ft) LWL, 95 m (312 ft) LOA |
Lebar | 128 m (420 ft) |
Daya muat | 36 m (118 ft) |
Pendorong |
|
Kecepatan | 30 knot (56 km/h)[1] |
Jangkauan | 5.000 mil laut (9.000 km) at 12 knot (22 km/h)[2] |
Awak kapal | 79 (ruangan dapat ditambah untuk 24 orang) |
Sensor dan sistem pemroses |
|
Senjata |
|
Pesawat yang diangkut | 1 x S-70B Seahawk |
Fasilitas penerbangan | Flightdeck, tanpa hangar |
Persenjataan
Kesenjataan canggih melengkapi kedua KRI ini serta didukung oleh Platform System yang baik, di antaranya, Radar Navigasi, Radar Surveillance untuk mendukung pengamatan udara serta Radar Tracker Senjata untuk mengendalikan arah dan elevasi secara akurat terhadap sasaran Meriam 76 mm Otomelara Super Rapid Gun (OSRG) dan 30 mm di lambung kanan dan kiri kapal yang dapat berperan sebagai CIWS (Close in Weapon System) jika ada bahaya udara mengancam kapal tersebut. Kelengkapan system sensor senjata juga dilengkapi dengan EOTs (Electro Optical Tracker System) untuk pengendalian meriam kapal dan pengamatan secara visual oleh camera video yang ada. Sebagai kapal frigate, kedua kapal perang ini juga dilengkapi sensor bawah air yang memiliki tingkat akurasi yang baik dalam mendeteksi dan mengklasifikasi kontak bawah air yaitu sonar.
Propulsion system maupun pesawat-pesawat bantu yang ada di kapal tersebut dikontrol secara computerisasi oleh IPMS (Integrated ang cukup Platform Manajemen System) sehingga jika ada kerusakan/failure pada salah satu system kapal akan terdeteksi secara dini. Secara rinci kapal perang tipe F2000 Corvette ini memiliki 1 meriam Oto Melara 76 mm, 2 meriam MSI Defence DS 30B REMSIG 30 mm, dan peluncur tripel torpedo BAE System 324 mm untuk perang atas air dan bawah air. Selain itu, dilengkapi pula dengan 16 tabung peluncur peluru kendali permukaan-ke- udara VLS MBDA MICA (BAE System), 2 set 4 tabung peluncur peluru kendali MBDA (Aerospatiale) MM-40 Block II Exocet. Dua sistem arsenal inilah yang cukup mengganggu pertahanan musuh, baik dari udara ataupun permukaan laut.
Kapal perang ini memiliki panjang 95 meter, lebar 12,7 meter, dengan berat 2.300 ton. Dengan kemampuan mesin 4 x MAN 20 RK270 Diesel, kapal ini memiliki kecepatan 30 knot. Kapal terbaru yang nantinya masuk jajaran Satuan Kapal Eskorta Koarmatim ini, dilengkapi dengan Radar dan Avionik Sonar: FMS 21/3 Hull Mounted Sonar buatan Thales, Prancis.
Referensi
- ^ "Ruston's RK270 Engines Power Offshore Patrol Vessels". Maritime News. 2001-10-01. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-01-28. Diakses tanggal 2009-02-28.
- ^ a b c "Nakhoda Ragam Class Offshore Patrol Vessels, Brunei". Naval Technology. Diakses tanggal 2009-02-28.