Yamko Rambe Yamko

lagu daerah dari Lembah Grime Nawa, Jayapura.
Revisi sejak 15 Agustus 2023 15.47 oleh Ymkool (bicara | kontrib) (Lirik)

Yamko Rambe Yamko adalah suatu lagu daerah yang berasal dari Lembah Grime, yang merupakan wilayah lembah berpenduduk di Kabupaten Jayapura, khususnya merupakan iringan dari tradisi permainan magis Kasep (atau juga dieja sebagai Kaseb ataupun Kseep) milik tiga suku serumpun di Lembah Grime; yakni suku Nambluong, suku Gresi, dan suku Kemtuk.[1]

Pada tahun 1991, lagu Yamko Rambe Yamko ini dialbumkan bersama dengan lagu-lagu daerah khas Indonesia lainnya oleh Tjoek Soeparlan dalam rilisan albumnya yang berjudul "Instrumentalia Indonesian Bamboo Music Angklung Part 3".

Lirik

Lirik Terjemahan
(versi magis)
Terjemahan
(versi natural)
Terjemahan
(versi patriotik)
Hee Yamko Rambe Yamko Hai, berhentilah sudah, ini hanyalah permainan, berhentilah sudah Hai, diam kau, (jangan) ambil, diam kau! Hai, berhentilah kau merampas (menjajah),[a] berhentilah kau!
Aro Nawa Kombe ini ibu pertiwi (tanah air)-ku dan juga ibu pertiwi (tanah air)-mu (Pohon) Waru, Nawa,[b] (dan) Kumbe[c] (Wilayah) Aru, Nawa,[d] (dan) Kumbe
Hee Yamko Rambe Yamko Hai, berhentilah sudah, ini hanyalah permainan, berhentilah sudah Hai, diam kau, (jangan) ambil, diam kau! Hai, berhentilah kau merampas (menjajah),[e] berhentilah kau!
Aro Nawa Kombe ini ibu pertiwi (tanah air)-ku dan juga ibu pertiwi (tanah air)-mu (Pohon) Waru, Nawa,[f] (dan) Kumbe[g] (Wilayah) Aru, Nawa,[h] (dan) Kumbe
Temne Inokkibe Kuba No Ko Bombe Ko Gendonglah Inokkibe (boneka roh dalam Kasep/Kaseb/Kseep) itu pada saat terang bulan (bulan purnama), sebab bulan akan terbenam (masa mendekati dini hari) - Sungguh bunuh-membunuh (merajalela) di bumi (tanah) ini
Yu Ma No Bungo Awe Adey Datanglah Ma (kekuatan gaib) yang muncul dari Awe (tanah tradisional) No (tempat sakral di Nambluong) - Yang terbunuh (gugurlah) menjadi bunga (nusa) bangsa
Temne Inokkibe Kuba No Ko Bombe Ko Gendonglah Inokkibe (boneka roh dalam Kasep/Kaseb/Kseep) itu pada saat terang bulan (bulan purnama), sebab bulan akan terbenam (masa mendekati dini hari) - Sungguh bunuh-membunuh (merajalela) di bumi (tanah) ini
Yu Ma No Bungo Awe Adey Datanglah Ma (kekuatan gaib) yang muncul dari Awe (tanah tradisional) No (tempat sakral di Nambluong) - Yang terbunuh (gugurlah) menjadi bunga (nusa) bangsa
Hank'e Hank'e, Hank'e Lido (Syukur) sayangnya (oh) sayangnya, sayangnya datangkanlah (berkat) - (Oh) Dijunjungnya, (mari kita) junjung, junjunglah (akan jasanya yang) baik
Hank'e Jombe, Jombe Lido Sayangnya kami, datangkanlah (berkat) keatas kami - Junjungan kami, (junjungan) kami yang baik
Hank'e Hank'e, Hank'e Lido (Syukur) sayangnya (oh) sayangnya, sayangnya datangkanlah (berkat) - (Oh) Dijunjungnya, (mari kita) junjung, junjunglah (akan jasanya yang) baik
Hank'e Jombe, Jombe Lido Sayangnya kami, datangkanlah (berkat) keatas kami - Junjungan kami, (junjungan) kami yang baik

Referensi

  1. ^ Newsportal, ed. (2020-07-16). "Lagu Yamko Rambe Yamko Asli dari Medan". JawaPos.com. Diakses tanggal 2022-04-20. 

Catatan

  1. ^ ditujukan kepada penjajah Belanda
  2. ^ anggrek hutan endemik Papua yang biasanya digunakan sebagai bahan dasar pembuatan Noken
  3. ^ tanaman endemik Merauke, tumbuh di daerah kisaran Sungai Kumbe dan sekitarnya
  4. ^ Wilayah Nawa berlokasi di Jayapura (mencakup Lembah Grime, Nawa Mulya, Muara Nawa, Nawa Mukti)
  5. ^ ditujukan kepada penjajah Belanda
  6. ^ anggrek hutan endemik Papua yang biasanya digunakan sebagai bahan dasar pembuatan Noken
  7. ^ tanaman endemik Merauke, tumbuh di daerah kisaran Sungai Kumbe dan sekitarnya
  8. ^ Wilayah Nawa berlokasi di Jayapura (mencakup Lembah Grime, Nawa Mulya, Muara Nawa, Nawa Mukti)

Pranala luar