Pustaka Rajya Rajya i Bhumi Nusantara

Revisi sejak 10 September 2023 09.14 oleh Vëantur07 (bicara | kontrib) (Mengembalikan halaman ke bentuk sebelum terjadi vandalisme)

Pustaka Rajya-Rajya i Bhumi Nusantara, adalah sebuah naskah yang ditulis dalam bahasa Jawa Pertengahan yang berasal dari Cirebon. Naskah ini merupakan bagian dari Naskah Wangsakerta yang diklaim diprakarsai oleh panitia Pangeran Wangsakerta.

Sampul buku terbitan Departemen P dan K, Bandung.

Naskah-naskah yang dihasilkan oleh panitia Wangsakerta dibagi menjadi beberapa naskah, yang masing-masing berjudul:

1. Pustaka Nagarakretabhumi

2. Pustaka Dwipantaraparwa

3. Pustaka Pararatwan i Bhumi Jawadwipa

4. Pustaka Rajya Rajya i Bhumi Nusantara

5. Pustaka Carita Parahyangan i Bhumi Jawa Kulwan

6. Pustaka Samastabhuwana

Isi buku

Isi naskah ini terutama membahas mengenai kerajaan-kerajaan di Nusantara, seperti disebut dalam judulnya. Pustaka Rajya Rajya i Bhumi Nusantara dibagi ke dalam lima "parwa" (bab), yang masing-masing berjudul tersendiri:

  1. Pustaka Kathosana Rajyarajya i Bhumi Nusantara
  2. Pustaka Rajyawarnana Rajyarajya i Bhumi Nusantara
  3. Pustaka Kertajaya Rajyarajya i Bhumi Nusantara
  4. Pustaka Rajakawasa Rajyarajya i Bhumi Nusantara
  5. Pustaka Nanaprakara Rajyarajya i Bhumi Nusantara

Kontroversi

Kritik banyak isi dalam naskah Pustaka Rajyarajya i Bhumi Nusantara yang sangat maju melampaui zamannya, dan hal serupa juga terjadi pada Negarakertabhumi. Ahli Epigraf, Boechari menyebut, kedua naskah itu justru sangat mengikuti teori sejarah Nusantara menurut interpretasi sejarawan Belanda, J.G de Casparis.

Mengenai tulisan yang dipergunakan, menurut keterangan Tien Wartini, (peneliti yang ikut dalam proyek kajian filologis naskah ini), bentuk huruf yang dipergunakan dalam naskah ini adalah huruf Jawa Kuna yang kurang bagus walau tidak bisa disebut buruk. Dalam satu jilid, peneliti ini menemukan beberapa huruf yang beda. Kertas yang dipergunakan juga ada dua, kuning dan coklat (lihat majalah Mangle No 1265). Selanjutnya menurut Buchori, arkeolog UI yang bers[pesialisasi dalam tulisan kuno, kertas yang dipergunakan untuk naskah ini adalah kertas manila yang dicelup.

Dalam satu jilid, peneliti ini menemukan beberapa huruf yang beda. Kertas yang dipergunakan juga ada dua, kuning dan coklat (lihat majalah Mangle No 1265). Selanjutnya menurut Buchori, arkeolog UI yang bers[pesialisasi dalam tulisan kuno, kertas yang dipergunakan untuk naskah ini adalah kertas manila yang dicelup.

Rujukan