Kabupaten Aceh Timur
4°37′N 97°37′E / 4.617°N 97.617°E
Kabupaten Aceh Timur | |
---|---|
Transkripsi bahasa daerah | |
• Jawoe/Jawi | اچيه تيمو |
Motto: Udep saree, matee syahid (Aceh) Hidup dengan kehormatan, mati dengan kemuliaan | |
Koordinat: 4°37′N 97°37′E / 4.62°N 97.62°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Aceh |
Tanggal berdiri | 14 November 1956[1] |
Dasar hukum | UU Nomor 7 Tahun 1956[1] |
Hari jadi | 26 Juni 1974 |
Ibu kota | Idi Rayeuk |
Jumlah satuan pemerintahan[2] | Daftar
|
Pemerintahan | |
• Bupati | Tgk. Hasballah M. Thaib |
• Wakil Bupati | Syahrul Syamaun |
Luas | |
• Total | 5.409,41 km2 (2,088,58 sq mi) |
Populasi | |
• Total | 432.857 |
• Kepadatan | 80/km2 (210/sq mi) |
Demografi | |
• Agama | Islam 99,91% Buddha 0,01% Kristen 0,01% Lain-lain 0,07%[4] |
• IPM | 67,83 (2021) sedang[5] |
Zona waktu | UTC+07:00 (WIB) |
Kode BPS | |
Kode area telepon | 0646 |
Pelat kendaraan | BL xxxx D** |
Kode Kemendagri | 11.03 |
APBD | Rp1.655.591.696.743,00[6] |
PAD | Rp 178.907.208.684,00 |
DAU | Rp 784.643.932.000,- |
Situs web | acehtimurkab |
Aceh Timur (bahasa Aceh: Jawoe/Jawi: اچيه تيمو) adalah sebuah kabupaten yang berada di sisi timur provinsi Aceh, Indonesia.[2][7] Kabupaten ini juga termasuk kabupaten kaya minyak selain Aceh Utara dan Aceh Tamiang. Kawasan ini juga termasuk markas Gerakan Aceh Merdeka sebelum diberlakukannya Darurat Militer sejak Mei 2003. Sebelum penerapan Darurat Militer ini, kawasan Aceh Timur termasuk kawasan hitam, terutama di kawasan Peureulak dan sekitarnya.
Geografi
Batas wilayah
Profil daerah
Kabupaten Aceh Timur memiliki luas wilayah sebesar 6.040,60 Km², secara administratif Kabupaten Aceh Timur terdiri dari 24 kecamatan, 54 mukim, 513 desa, 1 kelurahan dan 1.596 dusun. Nama-nama Kecamatan yang ada di Kabupaten Aceh Timur adalah Kecamatan Simpang Ulim, Kecamatan Julok, Kecamatan Nurussalam, Kecamatan Darul Aman, Kecamatan Idi Rayeuk, Kecamatan Peureulak, Kecamatan Rantau Selamat, Kecamatan Birem Bayeun, Kecamatan Serba Jadi, Kecamatan Rantau Peureulak, Kecamatan Pante Bidari, Kecamatan Madat, Kecamatan Indra Makmur, Kecamatan Idi Tunong, Kecamatan Banda Alam, Kecamatan Peudawa, Kecamatan Peurelak Timur, Kecamatan Peureulak Barat, Kecamatan Sungai Raya, Kecamatan Simpang Jernih, Kecamatan Darul Ihsan, Kecamatan Peunaron, Kecamatan Idi Timur, dan Kecamatan Darul Falah.
Secara umum Kabupaten Aceh Timur merupakan dataran rendah, perbukitan, sebagian berawa-rawa dan hutan mangrove, dengan ketinggian berada 0–308 m di atas permukaan laut. Keadaan topografi daerah Kabupaten Aceh Timur dikelompokkan atas 4 kelas lereng yaitu: 0-2%, 2-15%, 5-40% dan > 40%. Dilihat dari penyebaran lereng tersebut yaitu memiliki kemiringan lereng >40% hanya sebesar 6,7% yaitu meliputi Kecamatan Birem Bayeun dan Serbajadi. Sedangkan wilayah yang memiliki kemiringan lereng 0-2%,2-15% dan 5-40% meliputi seluruh Kecamatan.
Komoditas unggulan Kabupaten Aceh Timur yaitu sektor pertanian dan jasa. Sektor pertanian komoditas unggulannya adalah sub sektor tanaman perkebunan dengan komoditas Kelapa Sawit, Kakao, Karet dan Kelapa. Sub sektor pertanian komoditas yang diunggulkan berupa Jagung dan Ubi kayu.
Sebagai penunjang kegiatan perekonomian, di Kabupaten ini Tersedia 1 Pelabuhan Industri, yaitu Pelabuhan Idi. Untuk industri tersedia 6 kawasan industri, yaitu Kawasan Industri UMKM Pisang Sale, Kawasan Industri Kelapa Terpadu, Kawasan Industri Pengolahan Rotan, Kawasan Industri Agro dan Perikanan, Kawasan Industri Kelapa Terpadu Timur (KITAT) dan Kawasan Industri Migas Pertambangan dan Energi yang didukung juga oleh fasilitas listrik dan telekomunikasi. Pariwisatanya yaitu wisata alam, wisata adat dan budaya.
Sejarah
Masa Prasejarah-Kerajaan
Daratan Aceh Timur telah didiami manusia sejak Zaman Batu Pertengahan (Zaman Mesolitikum). Hal ini didasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh DR. H. Kupper yang menyebutkan bahwa telah dijumpai perkakas yang terbuat dari batu bergosok sebelah yang digunakan oleh manusia pada penggalian di kawasan antara Kuta Binjai dan Alue Ie Mirah ± 15 Km dari Kota Idi.
Zaman Batu Muda (Neolitikum) di Asia Tenggara diperkirakan sekitar 1.000 tahun sebelum Masehi. Pada saat itu, muncul Bangsa Proto Malay (Melayu Tua) yang menyebar ke berbagai penjuru termasuk Aceh Timur dan Aceh Utara. Kebudayaan mereka lebih maju dibandingkan dengan bangsa sebelumnya, mereka telah memasak makanan dan bercocok tanam.
Kemudian sekitar 300 tahun SM, muncul Bangsa Deutoro Malay (Melayu Baru) dengan kebudayaan yang lebih maju. Kedatangan mereka di Aceh membuat sebagian Bangsa Proto Malay (Melayu Tua) yang tidak mau berassimilasi mengungsi ke pedalaman. Menurut para ahli sejarah sisa-sisa Bangsa Proto Malay ini adalah nenek moyangnya orang Gayo, Batak, Nias dan Toraja.
Manakala perjalanan laut telah maju pesat, berdatangan pula ke Aceh para pedagang Parsia (Persia sekarang), Gujarat (India), China dan Eropa untuk berdagang dan mencari kayu pohon Peureulak untuk dijadikan kapal. Setelah agama Islam berkembang di semenanjung Arab diutus pula para pendakwah ke timur untuk menyebarkan agama Islam. Mereka ada yang mendarat di Peureulak dan menetap disana.
Pada hari Selasa 1 Muharram 225 H (840 M), diproklamirkan berdiri nya Kerajaan Islam Peureulak dengan dinobatkannya Sayed Maulana Abdul Aziz Syah (840-864 M) sebagai raja pertama, dengan ibu kota kerajaan bernama Bandar Khalifah. Ibnu Bathuthah dan Marco Polo pernah berkunjung ke Peureulak dan menulis dalam catatannya bahwa negeri itu telah maju pesat di bawah pemerintahan seorang raja yang taat beragama, dan masyarakatnya telah menganut agama Islam.[butuh rujukan]
Pemekaran
Sejak tahun 2000, Kabupaten Aceh Timur mengalami pemekaran yang ditujukan agar pembangunan kawasan itu merata. Daerah hasil pemekaran itu antara lain:
- Kota Langsa yang pada awalnya pusat ibu kota Kabupaten Aceh Timur kemudian berubah status menjadi Kota Administratif Langsa dan akhirnya menjadi Kota Langsa.
- Kabupaten Aceh Tamiang yang mencakup 12 kecamatan.
Pemindahan Ibu kota
Sebelumnya ibu kota Kabupaten Aceh Timur adalah Kota Langsa tetapi dengan disetujui UU No. 3 Tahun 2001, ibu kota Kabupaten Aceh Timur dipindahkan ke Idi Rayeuk yang berpenduduk sekitar 34.282 jiwa (Sensus Penduduk Tahun 2010).
Pemerintahan
Daftar Bupati
No. | Foto | Nama Bupati | Awal Jabatan | Akhir Jabatan | Wakil Bupati | Ref. |
---|---|---|---|---|---|---|
1 | T.M. Daoedsjah | 1945 | 1946 | |||
2 | T. Radja Pidie | 1946 | 1946 | |||
3 | T. Ali | 1946 | 1946 | |||
4 | T. A. Hasan | 1946 | 1948 | |||
5 | Tgk. Maimoen Habsjah | 1948 | 1952 | |||
6 | Ibnu Saadan | 1952 | 1952 | |||
7 | Zaini Bakri | 1952 | 1953 | |||
8 | T. Madja Purba | 1953 | 1954 | |||
9 | M. Kasim | 1954 | 1955 | |||
10 | Moenar Sastro Amidjojo | 1955 | 1956 | |||
11 | Kamaroesid | 1956 | 1958 | |||
12 | Tgk. Mohd. Daoed | 1958 | 1959 | |||
13 | T. Djohansjah | 1959 | 1967 | |||
14 | Muhammad Hasbi Usman | 1967 | 1967 | |||
15 | Muhammad Nurdin | 1967 | 1973 | |||
16 | Drs. Ayub Yusuf | 1973 | 1977 | |||
17 | Drs. Zainuddin Mard | 1977 | 1983 | |||
18 | Drs. T. M. Bachrum | 1983 | 1984 | |||
19 | Drs. Zainuddin Mard | 1984 | 1989 | |||
20 | M. Noeh A.R. | 1989 | 1994 | |||
21 | Alauddin A.E. | 1994 | 1999 | |||
22 | Drs. Azman Usmanuddin, M.M. | 1999 | 2006 | |||
23 | Ir. Azwar A.B., M.Si. | 2006 | 2007 | |||
24 | Tgk. Muslim Hasballah | 2007 | 2012 | |||
25 | H Hasballah bin M Thaib | 2012 | 13 Juli 2017 | |||
26 | H Hasballah bin M Thaib | 13 Juli 2017 | sekarang | Syahrul bin Syamaun | [8] |
Dewan Perwakilan
Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kabupaten Aceh Timur dalam dua periode terakhir.[9][10]
Partai Politik | Jumlah Kursi dalam Periode | |||
---|---|---|---|---|
2014-2019 | 2019-2024 | 2024-2029 | ||
PKB | 0 | 0 | (baru) 5 | |
Gerindra | 5 | 5 | 5 | |
Golkar | 2 | 2 | 3 | |
NasDem | 5 | 5 | 5 | |
PKS | 0 | 2 | 1 | |
PPP | 2 | 2 | 2 | |
Demokrat | 1 | 3 | 3 | |
Partai Aceh | 23 | 16 | 13 | |
PDA | 0 | 2 | 0 | |
PNA | 2 | 3 | 0 | |
PAS | (baru) 3 | |||
Jumlah Anggota | 40 | 40 | 40 | |
Jumlah Partai | 7 | 9 | 9 |
Kecamatan
Tokoh Terkenal
Lihat pula
Referensi
- ^ a b "Pembentukan Daerah-Daerah Otonom di Indonesia s/d Tahun 2014" (PDF). www.otda.kemendagri.go.id. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 12 Juli 2019. Diakses tanggal 8 Desember 2021.
- ^ a b c "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019.
- ^ "Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2021" (Visual). www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-08-05. Diakses tanggal 8 Desember 2021.
- ^ "Penduduk Menurut Wilayah dan Agama yang Dianut di Kabupaten Aceh Timur". www.sp2010.bps.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-02-20. Diakses tanggal 21 Januari 2021.
- ^ "Indeks Pembangunan Manusia 2020-2021". www.bps.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-12-01. Diakses tanggal 8 Desember 2021.
- ^ "APBD 2018 ringkasan update 04 Mei 2018". 2018-05-04. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-07-06. Diakses tanggal 2018-07-06.
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020.
- ^ "Irwandi Resmi Lantik Bupati dan Wakil Bupati Aceh Timur - Serambi Indonesia". Serambi Indonesia. 2017-07-13. Diakses tanggal 2018-11-28.
- ^ Perolehan Kursi DPRK Aceh Timur 2014-2019
- ^ Perolehan Kursi DPRK Aceh Timur 2019-2024
Pranala luar
- (Indonesia) Situs web resmi