Benteng Pulau Penyengat
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala. Tag ini diberikan pada Oktober 2022. |
Benteng Pulau Penyengat adalah benteng yang berada di Pulau Penyengat, Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau, Indonesia. Nilai sejarah dari kompleks bendeng ini adalah peperangan antara Kesultanan Lingga dengan Belanda. Kegunaan seluruh benteng ini sebagai pertahanan Kesultanan Lingga dari serangan Belanda. Benteng-benteng terpencar di dalam Kota Tanjungpinang, Bukit Kursi, Bukit Tengah, dan Bukit Penggawa. Lokasi tiap benteng tidak jauh dari pesisir. Masing-masing benteng mempunyai parit pertahanan sedalam 3 meter. Bahan bangunannya adalah batu. Kompleks Benteng Pulau Penyengat dibangun oleh pasukan Kesultanan Riau pada masa pemerintahan Yang Dipertuan Muda Riau IV, Raja Haji. Pembangunan dimulai tahun 1782 dan selesai tahun 1784. Pembangunan benteng juga untuk melindungi Kota Piring. Pada masanya, Kota Piring menjadi pusat pemerintahan Kesultanan Riau sehingga diperlukan pertahanan dengan benteng. Pertahanan benteng lebih berpusat ke hulu Sungai Riau.[1]
Bagian
Benteng Bukit Kursi
Benteng Bukit Kursi dibangun oleh Yang Dipertuan Muda Riau IV, Raja Haji Fisabilillah (1777-1784). Tujuan pembangunannya untuk mengantisipasi serangan pasukan VOC. Alasan pembangunan benteng ini adalah terjadinya pengingkaran oleh Belanda terhadap perjanjian persahabatan dengan Kesultanan Riau. Perjanjian ini ditandatangani di Pulau Penyengat pada tahun 1780. Benteng Bukit Kursi berbentuk persegi panjang. Sisi timur dan barat sepanjang 94 meter, sedangkan sisi utara dan selatan sepanjang 75 meter. Letaknya di sebuah bukit yang disusun dari gundukan tanah. Bagian dalam Benteng Bukit Kursi mempunyai parit pertahanan. Bagian dinding benteng terbuat dari susunan batu bata dan semen. Tinggi dinding mencapai 1,7 meter. Keempat sudut benteng memiliki sebuah bastion. Ukuran bastion di sudut barat daya sepanjang 10,2 meter di semua sisi dengan tinggi 3 meter. Bastion di sudut barat laut memiliki panjang 9,85 meter, lebar 9,8 meter dan tinggi 3,2 meter. Ukuran bastion di sudut timur laut sepanjang 9,9 meter dan lebar 9,18 meter serta tinggi 1,7 meter. Sedangkan bastion di sudut tenggara selebar 9,8 meter dengan lebar 9,85 meter dan tinggi 3 meter.[2]
Referensi
- ^ Adrisijanti, Inajati (ed.). Benteng Dulu, Kini dan Esok (PDF). Yogyakarta: Kepel Press. hlm. 11. ISBN 978-602-1228-65-4.
- ^ "Benteng Bukit Kursi - Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya". cagarbudaya.kemdikbud.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-07-11. Diakses tanggal 11 Juli 2021.