Kabupaten Katingan

kabupaten di Provinsi Kalimantan Tengah, Indonesia
Revisi sejak 18 November 2023 16.15 oleh Penikmatbacaan (bicara | kontrib) (Perbaikan kesalahan pengetikan)

1°54′23.33″S 113°23′2.65″E / 1.9064806°S 113.3840694°E / -1.9064806; 113.3840694

Kabupaten Katingan
Tugu Bundaran Durian di Kasongan
Tugu Bundaran Durian di Kasongan
Lambang resmi Kabupaten Katingan
Peta
Peta
Kabupaten Katingan di Kalimantan
Kabupaten Katingan
Kabupaten Katingan
Peta
Kabupaten Katingan di Indonesia
Kabupaten Katingan
Kabupaten Katingan
Kabupaten Katingan (Indonesia)
Koordinat: 1°54′S 113°23′E / 1.900°S 113.383°E / -1.900; 113.383
Negara Indonesia
ProvinsiKalimantan Tengah
Ibu kotaKasongan
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 13
  • Kelurahan: 7
  • Desa: 154
Pemerintahan
 • BupatiSyaiful (Pj.)
 • Wakil Bupati-
Luas
 • Total20.382,26 km2 (7,869,63 sq mi)
Populasi
 • Total163.989
 • Kepadatan8,0/km2 (21/sq mi)
Demografi
 • Agama
  • 59,97% Islam
  • 18,68% Hindu
  • 0,01% Buddha[1]
 • IPMKenaikan 69,74 (2022)
sedang[2]
Zona waktuUTC+07:00 (WIB)
Kode BPS
6209 Edit nilai pada Wikidata
Kode area telepon+62 536
Pelat kendaraanKH
Kode Kemendagri62.06 Edit nilai pada Wikidata
DAURp 717.720.848.000,- (2020)
Semboyan daerahPenyang Hinje Simpei
"Hidup Rukun dan Damai untuk Kesejahteraan Bersama."
Situs webkatingankab.go.id


Kabupaten Katingan adalah sebuah wilayah kabupaten yang terletak di Provinsi Kalimantan Tengah, Indonesia. Ibu kotanya adalah Kasongan. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 20.382,26 km² dan berpenduduk sebanyak 163.989 jiwa pada tahun 2022. Semboyan kabupaten ini adalah "Penyang Hinje Simpei" (bahasa Ngaju) yang artinya adalah Hidup Rukun dan Damai untuk Kesejahteraan Bersama. Kabupaten ini terdiri dari 13 kecamatan 154 Desa dan 7 Kelurahan.[1]

Sejarah

Pada abad ke-14 wilayah Katingan merupakan salah satu wilayah jajahan Majapahit seperti yang disebutkan dalam Kakawin Nagarakretagama yang ditulis tahun 1365. Nama sungai Katingan diambil dari nama daerah yang terdapat di hulu sungai tersebut, yaitu daerah Katingan (Kasongan). Belakangan muncul daerah baru di hilir, yaitu Mendawai.

Menurut Hikayat Banjar, wilayah Kabupaten Katingan sudah termasuk ke dalam daerah kekuasaan kerajaan Banjar-Hindu (Negara Dipa) sejak pemerintahan Lambung Mangkurat dengan wilayah kekuasaannya perbatasan paling barat berada di Tanjung Puting. Wilayah ini ketika itu terdiri atas dua sakai (daerah), yaitu Mendawai dan Katingan yang masing-masing memiliki ketua daerah sendiri-sendiri yang disebut Menteri Sakai, kemudian pada abad ke-17 pada masa kekuasaan Sultan Banjar IV, Marhum Panembahan (Raja Maruhum), wilayah Mendawai-Katingan merupakan salah satu daerah yang diberikan kepada puteranya Pangeran Dipati Anta-Kasuma yang kemudian menjadi adipati/raja Kotawaringin menggantikan mertuanya Dipati Ngganding yang wilayah kekuasaannya meliputi bagian barat Kalimantan Tengah saat ini. Menurut Hikayat Banjar, pada masa itu Pelabuhan Mendawai merupakan tempat transit para pedagang Banjarmasin jika hendak pergi berlayar menuju negara Kesultanan Mataram di pulau Jawa.

Menurut laporan Radermacher, kepala daerah Mendawai/Katingan pada tahun 1780 adalah Kyai Ingabei Suradi Raja.[3] Kiai Ingabehi Suradiraja adalah gelar yang diberikan kepada seseorang yang telah berhasil membunuh dua orang pengikut Gusti Kasim dari daerah Negara tahun 1780, kemudia ia dilantik sebagai pembantu utama syahbandar di pelabuhan Tatas (Banjarmasin).[4] Pada tanggal 13 Agustus 1787, wilayah Kabupaten Katingan sudah diserahkan Sultan Tahmidullah II kepada VOC Belanda, kemudian daerah ini berkembang menjadi sebuah Distrik.

Pada 2 Mei 1826 Sultan Adam dari Banjarmasin menyerahkan landschap Mendawai (Katingan) kepada Hindia Belanda.[5] Penguasa Mendawai dan Katingan selanjutnya adalah Djoeragan Kassim (1846), Abdolgani (1848), Djoeragan Djenoe (1850), Jaksa kiai Pangoeloe Sitia Maharaja (1851), Kiai Toeainkoe Gembok (1859). Selanjutnya Demang Anoem Tjakra Dalam atau dikenal sebagai Demang Anggen, dilantik oleh Gubernur Hindia Belanda pada tanggal 10 Januari 1895 dan mengepalai wilayah Mandawai (Districtshoofd van Mandawai, afdeeling Sampit, residentje Zuider en Oosterafdeeling van Borneo). Menurut Staatsblad van Nederlandisch Indië tahun 1849, wilayah ini termasuk dalam zuid-ooster-afdeeling berdasarkan Bêsluit van den Minister van Staat, Gouverneur-Generaal van Nederlandsch-Indie, pada 27 Agustus 1849, No. 8[6]

Geografi

Batas Wilayah

Kabupaten Katingan dengan ibu kota Kasongan memiliki luas areal 17.500 km², berasal dari sebagian wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur yang terdiri dari 13 kecamatan. Letak geografis Kabupaten Katingan adalah antara 1°14'4,9"-3°11'14,72" LS dan 112°39'59"-112°41'47" BT. Adapun batas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut:

Utara Kabupaten Sintang
Timur Kabupaten Gunung Mas, Kabupaten Pulang Pisau dan Kota Palangkaraya
Selatan Laut Jawa
Barat Kabupaten Kotawaringin Timur

Tata Guna Lahan

 
Sungai Katingan

Hingga tahun 2003, pemanfaatan lahan utama di Kabupaten Katingan terdiri dari perkampungan, industri, sawah, tanah kering, kebun campuran, perkebunan, hutan, hutan kosong dan rusak, perairan dan lainnya. Sekitar 60% wilayah Kabupaten Katingan masih berupa hutan belukar dan hutan lebat. Perkebunan menempati porsi terbesar nomor 2 (dua), yaitu sekitar 11% sehingga penggunaan lahan lainnya tidak sampai 10%. Lokasi pengembangan tambak seluas 2.000 ha di Kabupaten Katingan, yaitu di Kecamatan Katingan Kuala, termasuk dalam wilayah lahan hutan belukar (mangrove).

Karakteristik daerah-daerah di Pulau Kalimantan pada umumnya adalah keberadaan sungai dan hutan yang tersebar di seluruh wilayah. Seperti itu juga yang tampak pada Kabupaten Katingan, Kabupaten yang pada tahun 2002 masih menjadi bagian dari Kabupaten Kotawaringin Timur. Namun salah satu yang menonjol dari wilayah yang dialiri Sungai Katingan, sungai terbesar kedua di Kalimantan Tengah adalah kekayaan hasil hutan ikutan berupa rotan. Katingan merupakan salah satu daerah penghasil rotan terbesar di Indonesia.

Iklim

Seperti wilayah lain di Kalimantan, Kabupaten Katingan beriklim hutan hujan tropis (Af) dengan curah hujan yang cenderung tinggi hampir sepanjang tahunnya. Curah hujan yang tinggi tersebut pun diikuti dengan tingkat kelembapan nisbi yang relatif tinggi berkisar antara 70%–80%. Suhu udara di wilayah ini pun cenderung konstan yakni berkisar antara 23°–34°C.

Data iklim Katingan, Kalimantan Tengah, Indonesia
Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Tahun
Rata-rata tertinggi °C (°F) 31
(88)
31.2
(88.2)
31.2
(88.2)
31.1
(88)
31.3
(88.3)
31.1
(88)
31
(88)
31.9
(89.4)
32.7
(90.9)
32.4
(90.3)
31.3
(88.3)
30.9
(87.6)
31.42
(88.6)
Rata-rata harian °C (°F) 27.1
(80.8)
27.2
(81)
27.3
(81.1)
27.3
(81.1)
27.5
(81.5)
27.3
(81.1)
27.1
(80.8)
27.6
(81.7)
28.1
(82.6)
27.8
(82)
27.2
(81)
27.1
(80.8)
27.38
(81.29)
Rata-rata terendah °C (°F) 23.5
(74.3)
23.6
(74.5)
23.6
(74.5)
23.8
(74.8)
23.9
(75)
23.6
(74.5)
23.2
(73.8)
23.3
(73.9)
23.7
(74.7)
23.7
(74.7)
23.6
(74.5)
23.5
(74.3)
23.58
(74.46)
Curah hujan mm (inci) 315
(12.4)
293
(11.54)
314
(12.36)
303
(11.93)
252
(9.92)
205
(8.07)
152
(5.98)
131
(5.16)
158
(6.22)
253
(9.96)
314
(12.36)
332
(13.07)
3.022
(118,97)
Rata-rata hari hujan 14 13 14 14 11 9 8 7 7 10 14 16 137
% kelembapan 86 84 85 84 83 81 79 75 78 80 84 87 82.2
Rata-rata sinar matahari harian 7.1 7.6 7.4 7.7 7.7 7.9 8.3 8.4 8.5 8.0 7.4 6.8 7.73
Sumber #1: Climate-Data.org[7]
Sumber #2: BMKG[8]

Pemerintahan

Bupati

Bupati Katingan periode 2018-2023 ialah Sakariyas, didampingi wakil bupati, Sunardi. Sakariyas dan Sunadi merupakan pemenang pada Pemilihan umum Bupati Katingan 2018. Mereka dilantik pada 24 September 2018, di Istana Isen Mulang Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah.[9] Setelah masa jabatan selesai pada 24 September 2023, penjabat bupati diberikan kepada Syaiful. Syaiful mulai menjabta pada 25 September 2023.[10]

No. Foto Nama Awal Jabatan Akhir Jabatan Wakil Bupati Keterangan
(3)   Syaiful 25 September 2023 Petahana Lowong Penjabat

Dewan Perwakilan

Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kabupaten Katingan dalam dua periode terakhir.

Partai Politik Jumlah Kursi dalam Periode
2014-2019[11] 2019-2024[12]
PKB 2   3
Gerindra 4   2
PDI-P 5   7
Golkar 3   4
NasDem 2   2
Perindo (baru) 1
PPP 0   1
PAN 2   2
Hanura 2   2
Demokrat 2   1
PBB 1   0
PKPI 2   0
Jumlah Anggota 25   25
Jumlah Partai 10   10

Kecamatan

Kabupaten Katingan terdiri dari 13 kecamatan, 7 kelurahan, dan 154 desa. Pada tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 147.939 jiwa dengan luas wilayah 17.500,00 km² dan sebaran penduduk 8 jiwa/km².[13][14]

Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Katingan, adalah sebagai berikut:

Kode
Kemendagri
Kecamatan Jumlah
Kelurahan
Jumlah
Desa
Status Desa/Kelurahan
62.06.13 Bukit Raya 11 Desa
62.06.01 Kamipang 9 Desa
62.06.02 Katingan Hilir 2 6 Desa
Kelurahan
62.06.08 Katingan Hulu 1 22 Desa
Kelurahan
62.06.10 Katingan Kuala 2 14 Desa
Kelurahan
62.06.05 Katingan Tengah 1 15 Desa
Kelurahan
62.06.07 Marikit 18 Desa
62.06.09 Mendawai 7 Desa
62.06.12 Petak Malai 7 Desa
62.06.04 Pulau Malan 14 Desa
62.06.06 Sanaman Mantikei 14 Desa
62.06.11 Tasik Payawan 8 Desa
62.06.03 Tewang Sangalang Garing 1 9 Desa
Kelurahan
TOTAL 7 154

Demografi

Pada tahun 2020, jumlah penduduk Kabupaten Katingan mencapai 162.222 jiwa berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2020. Selain itu, jumlah KTP dan KK di Kabupaten Katingan di tahun 2020 berjumlah sebesar 109.272 buah dan 50.319 buah.[1]

Laju Pertumbuhan Penduduk

Perkembangan jumlah penduduk yang mendiami wilayah Kabupaten Katingan adalah sebagai berikut:

  • Tahun 2000 sebanyak 121.047 jiwa
  • Tahun 2004 sebanyak 125.207 jiwa
  • Tahun 2010 sebanyak 141.205 jiwa
  • Tahun 2019 sebanyak 157.817 jiwa
  • Tahun 2020 sebanyak 162.222 jiwa

Agama

Agama di Kabupaten Katingan (2022)

  Islam (59.97%)
  Hindu Kaharingan (18.68%)
  Protestan (18.22%)
  Katolik (3.12%)
  Buddha, Konghucu, dan lainnya (0.01%)

Penduduk kabupaten Katingan menganut berbagai keyakinan dan agama. Agama atau keyakinan yang diyakini oleh masyarakat Kabupaten Katingan adalah agama Islam sebanyak 59,97%, kemudian agama Kristen sebanyak 21,34% dengan rincian Protestan 18,22% dan Katolik 3,12%. Penduduk yang beragama Hindu Kaharingan sebanyak 18,68%, serta Buddha sebanyak 0,01%.[1]

Catatan kaki

  1. ^ a b c d e "Kabupaten Katingan Dalam Angka 2023" (pdf). www.katingankab.bps.go.id. hlm. 9, 49, 147–148. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-25. Diakses tanggal 25 Juli 2023. 
  2. ^ "Metode Baru Indeks Pembangunan Manusia 2021-2022". www.bps.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-01-27. Diakses tanggal 25 Juli 2023. 
  3. ^ "(Inggris) The New American Encyclopaedia: a popular dictionary of general knowledge, Volume 2, D. Appleton, 1865". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-02-08. Diakses tanggal 2010-08-16. 
  4. ^ "Salinan arsip" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2012-01-18. Diakses tanggal 2011-07-21. 
  5. ^ (Belanda) Veth, Pieter Johannes (1869). Aardrijkskundig en statistisch woordenboek van Nederlandsch Indie: bewerkt naar de jongste en beste berigten, Volume 3. P. N. van Kampen.  Hapus pranala luar di parameter |title= (bantuan)
  6. ^ "(Belanda) Staatsblad van Nederlandisch Indië, s.n., 1849". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-01-24. Diakses tanggal 2011-04-02. 
  7. ^ "Katingan, Kalimantan Tengah, Indonesia". Climate-Data.org. Diakses tanggal 25 Maret 2022. 
  8. ^ "Buku Peta Rata-Rata Curah Hujan Dan Hari Hujan Periode 1991-2020 Indonesia" (PDF). BMKG. hlm. 81 & 146. Diakses tanggal 10 September 2024. 
  9. ^ Yulianto, Budi (24 September 2018). "Gubernur Kalteng Lantik Bupati dan Wali Kota Terpilih". borneonews.co.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-10-06. Diakses tanggal 1 Agustus 2023. 
  10. ^ "Putra Daerah Menjabat Sebagai Pj Bupati Katingan". www.borneonews.co.id. Diakses tanggal 26 September 2023. 
  11. ^ Perolehan Kursi DPRD Katingan 2014-2019
  12. ^ Perolehan Kursi DPRD Katingan 2019-2024
  13. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019. 
  14. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020. 

Pranala luar