Artikel ini membutuhkan penyuntingan lebih lanjut mengenai tata bahasa, gaya penulisan, hubungan antarparagraf, nada penulisan, atau ejaan. Anda dapat membantu untuk menyuntingnya.
Artikel ini tidak memiliki bagian pembuka yang sesuai dengan standar Wikipedia. Mohon tulis paragraf pembuka yang informatif sehingga pembaca dapat memahami maksud dari "Rumah Adat Rejang Kepahiang". Contoh paragraf pembuka "Rumah Adat Rejang Kepahiang adalah ...". (Pelajari cara dan kapan saatnya untuk menghapus pesan templat ini)
Suku Rejang merupakan salah satu suku tertua yang berada di Pulau Sumatera dan menjadi salah satu suku asli dari Provinsi Bengkulu. Akan tetapi, hanya ada lima kabupaten yang didominasi oleh suku tersebut, yaitu Kabupaten Lebong, Rejang Lebong, Kepahiang, Bengkulu Tengah, dan Bengkulu Utara[1]. Pada awalnya, Suku Rejang mendiami daerah Lebong. Selanjutnya, masyarakat Rejang hidup berpindah-pindah (nomaden) dari satu daerah ke daerah lain, hingga sampai dan menetap di Kabupaten Kepahiang[2]. Akhirnya setelah menetap di Kepahiang, masyarakat Rejang tersebut membangun tempat tinggal yang mirip dengan Rumah Adat yang berada di Kabupaten Lebong. Rumah Adat Rejang Kepahiang terletak di Jalan Aipda Muan, Kecamatan Kepahiang, Kabupaten Kepahiang, Bengkulu. Rumah tersebut merupakan replika dari Rumah asli Adat Rejang Kepahiang yang dibangun pada tahun 2017. Pembangunan didasarkan oleh hasil diskusi Badan Musyawarah Adat ( BMA ) Kabupaten Kepahiang yang bertujuan untuk melestarikan wujud budaya sebagai salah satu simbol masyarakat Rejang Kepahiang[3]. Rumah Adat Rejang Kepahiang memiliki corak yang sama dengan Rumah Adat Rejang Lebong, karena masyarakat Rejang Kepahiang dahulunya merupakan masyarakat Rejang Lebong yang bermigrasi ke Kepahiang.[4]
Arsitektur
Arsitektur Rumah Adat Rejang Kepahiang mirip seperti Rumah Adat Bengkulu yaitu Rumah Bumbungan Limas. Bentuknya tidak jauh berbeda dari Rumah Adat Rejang yang berada di Kabupaten Rejang Lebong. Rumah tersebut memiliki 18 tiang penyangga. Bagian bubungan rumah memiliki sepasang pedang yang menyilang dan di bagian tebar layar Rumah Adat terdapat 3 ornamen yang berbentuk seperti matahari. Pada setiap sisi atap rumah terdapat ukiran khas Rejang. Berbeda dari rumah adat yang ada di Rejang Lebong, rumah ini memiliki tangga yang langsung menghadap tepat di depan pintu. Selain itu, tangga rumah adat yang berada di Rejang Lebong berada di depan pintu dengan posisi menyamping.
Kondisi Rumah Adat Rejang Sekarang
Kondisi Rumah Adat Rejang tradisional yang asli sudah tidak eksis. Namun pada saat ini, rumah tradisional tersebut dibangun kembali sebagai replika untuk melestarikan kebudayaan Rejang oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kepahiang. Selain untuk melestarikan kebudayaan, rumah ini juga ditujukan sebagai tempat rekreasi dan pagelaran senibudaya masyarakat Rejang Kepahiang setiap tahunnya. Replika bangunan tersebut sampai sekarang masih berdiri kokoh sejak dibangun pada tahun 2017. Tepat di depan Rumah Adat Rejang Kepahiang terdapat identitas dari nama Rumah Adat tersebut. Sayangnya, ada beberapa huruf dari tulisan tersebut sudah terlepas dari tempatnya hingga tidak bisa dibaca dengan jelas.
Referensi
^Marsden, William (1986). The History Of Sumatra. Singapore: OUP. hlm. 177.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Soewandi, Emong, ed. (2022). Pokok Pikiran Kebudayaan DaerahKabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu 2022. Kepahiang: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kepahiang. hlm. 10. ISBN9786230901836.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)