Joseph Theodorus Wulianadi

Revisi sejak 28 September 2024 15.49 oleh Hrnmskz (bicara | kontrib) (perubahan, perbaikan, penambahan informasi)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)



Joseph Theodorus Wuliandi
Lahir9 September 1951 (umur 73)
Denpasar, Bali, Indonesia
KebangsaanIndonesia
Nama lainMr. Joger, Pak Joger
Dikenal atasFounder dan CEO
Karya terkenalPabrik Kata Kata Joger
Nama jelek : Joseph Theodorus Wulianadi
Nama lebih jelek : Pak Joger atau Mr. Joger
Alamat bisnis : Pabrik Kata-kata Joger, Kuta, Bali
Tempat & Tgl lahir : Di atas sebuah ranjang di kota Denpasar, malam, tanggal 9 September 1951

Profil Singkat

Pendidikan dari SR (SD), SMP, SMA, di Denpasar. Lulus SMA Katolik St. Joseph (swatiastu), Denpasar 1970, sempat kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Widya Mandala, Surabaya, tapi pada tahun 1973 ’membuang diri’ ke Jerman Barat, ke sebuah sekolah perhotelan (Hotelfachshule) (D Speiser, Bad Wiesse) sambil praktik kerja (nguli) di bidang Food & Beverage Hotel Schwanen – Bernhausen (dekat Stuttgart), tahun 19976 pulang kampung, sempat menjadi pemandu wisata freelance bagi tamu-tamu berbahasa Jerman.

Kehidupan Pribadi

19 Januari 1979 menikahi mantan pacar (Rr. Ery Koesdarijati), dianugerahi dua putra, yaitu (alm) Dero Caksono & Armand Setiawan. Sekitar bulan Agustus 1980 dengan bekal modal uang Rp.500.000,- memulai usaha di bidang batik & kerajinan yang mengkhususkan diri untuk menggarap pasar domestik dengan sistem pemasaran ‘door to door’ (gedor-gedor rumah orang karena memang belum punya gedung/toko.)

Mulai tanggal 19 januari 1981, berkat dukungan dari berbagai pihak dan pinjaman gedung toko dari Ibunya (Anna Maria Kanginadi), kami pun berhasil membuka toko kami yang pertama, di jl. Sulawesi 37, Denpasar, dengan nama ‘Art & Batik Shop Joger’. Nama ‘JOGER’ adalah singkatan/atau gabungan dari nama depan JOseph dengan nama depan teman sekolahnya di Hotel Fachscule, Jerman dulu, GERhard Seeger yang menghadiahi hadiah pernikahan sebesar US $ 20.000.

Atas dukungan para stakeholders kepada Joseph Theodorus Wulianadi, tahun 1986 ia berhasil membuka Art & Batik Shop Joger yang kedua, di. Jln. Sulawesi 41 Denpasar. Lalu pada tahun 1986, kembali dengan hibah sebidang tanah dari Ibunya (Anna Maria Kanginadi), Joseph Theodorus Wulianadi pun berhasil membangun dan membuka ‘Joger yang ketiga’ yang diberi nama ‘Joger Handicraft Centre’. Jl. Raya Kuta, Kuta. Tapi pada akhir tahun 1989, Joseph Theodorus Wulianadi malah ‘bertobat’ dan membatalkan niatnya untuk menjadi konglomerat umum, dan secara sadar dan ikhlas malah menutup 2 dari 3 toko Joger yang pada waktu itu sebenarnya sangat menguntungkan secara materi (profitable). Sejak itu Joseph Theodorus Wulianadi mengubah orientasi bisnisnya dari ‘profit oriented’ menjadi ‘happiness oriented’ dalam arti lebih mengengejar kebahagiaan (happiness) di atas pengejaran keuntungan (profit), di mana Joseph Theodorus Wulianadi memilih untuk bersikap lebih BAJU2RA6BER alias lebih BAik, JUjur, RAmah, RAjin, BERtanggung jawab, BERimajinasi, BERinisiatif, BERani, BERsyukur dan/sehingga benar-benar bias BERmanfaat bagi diri sendiri dalam arti optimal dan se-luas2nya, yaiti juga bermanfaat bagi para stakeholders & lingkungan hidup. Dengan satu toko/gerai, Joseph Theodorus Wulianadi tidak lagi mengejar, tapi justru bisa lebih focus untuk meningkatkan ke BAJU2RA6BER annya sehingga Joger pun dikejar oleh uang (profit).

Sejak tahun 1989 itu jugalah Joseph Theodorus Wulianadi mulai secara lebih terbuka dan percaya diri menyebar luaskan konsep berpikir (filosofi) GARING, melalui gerakan moral atau NSM (Niat Swadaya Masyarakat) Garing Joger, untuk menyeimbangkan PMDN & PMA kami (PMDN adalah Penanaman Modal Dunia Nyata). (sedangkan PMA adalah Penanaman Modal Akhirat). Dan sejak 1989 itu Joseph Theodorus Wulianadi memutuskan untuk lebih suka punya sedikit (uang) yang cukup (untuk memenuhi kebutuhan), daripada punya yang banyak (uang) tapi kurang (waktu). Lalu pada tahun 1990 atau 3 tahun sebelum adanya pelarangan resmi pemakaian nama-nama ‘berbau’ asing (Barat), atas inisiatifnya, Joger pun mengganti nama toko dari Handicraft Centre Joger menjadi ‘Pabrik Kata-kata Joger’.

Sejak tahun 1990-an itulah Joger bersama dengan konsep ‘happiness oriented’ nya mulai banyak diundang untuk ‘menyesatkan orang ke jalan yang benar’ dalam berbagai forum resmi maupun setengah resmi di perguruan-perguruan tinggi maupun tidak tinggi. Banyak penghargaan resmi maupun setengah resmi yang sudah diperoleh, tapi juga ada beberapa kritikan maupun teguran konyol serta setengah konyol yang telah terpaksa harus ditatanggapi secara positif dan optimis. Sejak tahun 1998 atas desakan banyak pihak, Joseph Theodorus Wulianadi mulai membuka sebuah wadah PMA non-formal untuk umum, berupa NSM Garing Transparan yang segala pemasukan, pengeluaran, maupun kegiatan yang tercatat, terkelola, dan dapper dipertanggung jawabkan secara sangat otonom dan transparan. Atas izin Tuhan Yang Maha Kuasa & Maha Tahu, sudah banyak kemashalatan yang sudah sempat dilakukan untuk banyak orang maupun lingkungan hidup, tapi banyak juga yang belum, dalam arti atas Izin Tuhan Yang Maha Kuasa & Maha Pengizin+dukungan para stakeholders akan tetap kami lakukan sesuai dengan asas TASLUPUPAT (kepanTASan, keperLUan, kemamPUan, dan kesemPATan) saja.

Hobby: Memperdangkal ilmu serta menyesatkan orang-orang ke jalan yang benar, Warna kesukaan: Putih dan pelangi. Alergi: Bikin susah orang (dalam arti, tidak mau bikin susah orang lain, tapi juga tidak mau bikin susah diri sendiri yang juga orang). ‘Titel’ rekayasa sendiri: BAA & BSS (Bukan Apa Apa & Bukan Siapa Siapa).[1]

Referensi

  1. ^ "Kisah Mr Joger, Sosok di Balik Pendiri Pabrik Kata Kata yang Mendunia".