Gamping, Sleman

kapanéwon (setingkat kecamatan) di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta
Revisi sejak 15 Januari 2024 12.51 oleh JumadilM (bicara | kontrib) (Batas wilayah: #1Lib1Ref #1Lib1RefID)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Gamping (bahasa Jawa: ꦒꦩ꧀ꦥꦶꦁ, translit. Gamping) adalah sebuah kapanéwon di Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Kapanéwon Gamping merupakan sebagai kawasan penyangga pengembangan kota Yogyakarta ke arah barat. Pusat kapanéwon Gamping berada di Padukuhan Patukan, Kalurahan Ambarketawang. Pemerintah Kapanéwon Gamping merupakan kecamatan bertipe B (Pola Maksimal).

Gamping
Negara Indonesia
ProvinsiDaerah Istimewa Yogyakarta
KabupatenSleman
Populasi
 • Total76,948 jiwa
Kode Kemendagri34.04.01 Edit nilai pada Wikidata
Kode BPS3404050 Edit nilai pada Wikidata
Luas29,25 km²
Kepadatan2.630 jiwa/km²
Desa/kelurahan5
Peta
PetaKoordinat: 7°47′43.98616″S 110°19′18.10632″E / 7.7955517111°S 110.3216962000°E / -7.7955517111; 110.3216962000

Nama Kapanéwon Gamping tak bisa dilepaskan dari keberadaan Gunung Gamping Gunung Bendo (Batu Kapur/Kalsit) yang dahulu terletak membujur dari timur ke barat dari Kampung Delingsari (Padukuhan Gamping Kidul) hingga padukuhan Tlogo, kalurahan Ambarketawang. Gunung Gamping tersebut menurut hasil penelitian Direktorat Geologi Bandung diperkirakan berumur sekitar 50 juta tahun. Hingga tahun 1937, Gunung Gamping masih berdiri megah memanjang, namun karena kegiatan pertambangan maka saat ini tinggal menyisakan gundukan (bukit) yang tersisa di padukuhan Tlogo dan dijadikan monumen bagi keberadaan Gunung Gamping.

Kapanéwon Gamping terbagi dalam 5 kalurahan, 59 padukuhan, 187 Rukun Warga (RW), dan 529 Rukun Tetangga (RT), dengan luas wilayah kurang lebih 2683 Ha. Kapanéwon Gamping memiliki penduduk tidak kurang dari 69.998 jiwa, yang terdiri dari 34.878 laki-laki, dan 35.120 perempuan, dengan 13.891 Kepala Keluarga. Secara topografi, wilayah kecamatan gamping relatif datar kecuali di sebagian wilayah selatan desa Balecatur dan Ambarketawang yang berupa pegunungan. Sebanyak 1.348 Ha tanah terletak di bawah 100 mdpl, 1.577 ha lainnya terletak di ketinggian 100-499 mdpl.

Kapanéwon Gamping memiliki Sarana Kesehatan yang berupa Kantor Pelayanan Kesehatan Kapanéwon yang terdiri dari 5 Kantor Pembantu yang terletak di masing-masing KALURAHAN. 6 Apotek, dan 2 Laboratorium Klinik. Sarana pendidikan di Kecamatan Gamping meliputi 44 TK, 40 SD, 1 SLB Dasar, 6 SMP, dan 6 SMA, dan 2 Perguruan Tinggi. Di antara sekolah pendidikan tersebut adalah SMA 1 Gamping, SMK Maritim Putra Samudra, SMA Proklamasi 1945, SMEA YPKK, Sekolah Tinggi Pertanahan Negara (STPN), dan Politeknik Kesehatan Yogyakarta.

Sarana Peribadatan yang terdapat di Kecamatan Gamping meliputi 5 buah Masjid, 5 buah Gereja, 5 buah Pure dan 5 buah Kuil.

Sejarah

Wilayah Kapanéwon Gamping menurut Rijksblad Kasultanan Yogyakarta Nomor 11 Tahun 1916 (Rijksblaad Van Djogyakarta No.11 bestuur Mataraman, Reorganisatie Vanhet Indlandsch der regenttschappen Sleman, Bantoel en Kalasan Pranatan Ven den Rijksbestuur der van 15 Mei 1916) sebagian wilayahnya terbagi dalam wilayah Distrik Mlati dan Godean, di bawah pemerintahan Kabupaten Sleman. Wilayah yang masuk dalam Distrik Mlati adalah Onderdistrik Kwarasan yang membawahi 8 Kelurahan sedangkan Onderdistrik Gamping yang membawahi 10 kelurahan masuk dalam Distrik Godean.

Perubahan terjadi berdasar Rijksblad Kasultanan Nomor 1/1927 dengan dihilangkannya Kabupaten Sleman, sehingga wilayah Kecamatan Gamping yang termasuk dalam wilayah Kawedanan Godean menjadi bagian dari Kabupaten Yogyakarta. Pada tahun 1942, Sri Sultan Hamengkubuwono IX mengadakan reorganisasi dengan mengeluarkan Jogjakarta Kooti, yang menjadikan wilayah Onderdistrik Gamping berubah menjadi wilayah Kabupaten Bantul. Pada 8 April 1945, Sri Sultan Hamengkubuwono IX kembali melakukan reorganisasi pemerintahan dengan mengeluarkan Jogjakarta Koorei No.2, yang menjadikan wilayah Kapanewon Pangreh Projo Gamping yang merupakan bagian Kawedanan Godean berubah dari wilayah Kabupaten Bantul kembali menjadi wilayah Kabupaten Sleman.

Kapanewon Gamping saat itu berkantor di Delingsari dan dikepalai oleh seorang Panewu (Camat), membawahi 15 kelurahan yakni, Kelurahan Gamping, Mejing, Bodeh, Kalimanjung, Pasekan, Sumber, Gamol, Jitengan, Banyumeneng, Kradenan, Nogosaren, Kwarasan, Jambon, Biru, dan Kronggahan. Melalui Maklumat Kasultanan Yogyakarta No.5 Tahun 1948, maka 15 kelurahan saling bergabung menjadi 5 kelurahan definitif sampai seperti sekarang.

Pemerintahan

Daftar Panèwu (Camat)

No. Nama Mulai menjabat Selesai menjabat
1 KRT Partohadiningrat/Projo Widigdo 1950 1952
2 Projo Santoso 1953 1958
3 Projo Yatmoko 1958 1962
4 Projodiredjo RW 1962 1971
5 Gunawan PP 1971 1973
6 R. Sumantri 1973 1976
7 Djoemi Soemohardjono 1976 1977
8 Ig. Sugiyo 1977 1979
9 Gondo Yuwono 1979 1980
10 Suryanto, SH. 1980 1987
11 Drs. Setyo Budi 1987 1993
12 YR. Suhardju, BA 1993 1996
13 Muqorobin Bisri, SH. 1996 2001
14 Drs. Supardal 2001 2006
15 Drs. Kuntadi 2006 2011
16 Drs. Budiharjo 2011 2014
17 H. Priyo Handoyo, SH, MSi 2014 2016
18 Abu Bakar, S.Sos, M.Si 2017 2018
19 Arif Marwoto, SH 2018 2020
20 Drs. Ikhsan Waluyo S.IP, MAP 2020 2021
21 Drs. Sarjono, M.Si 2021 petahana
21 Drs. Yakti Yudanto, M.Si 2023

Pembagian administratif

Kecamatan Gamping terdiri dari 5 kalurahan.[1] Nama kelima kalurahannya yakni:

Geografi

Batas wilayah

Kepanewon Gamping memiliki batas-batas sebagai berikut:

Utara Kepanewon Mlati
Timur laut Kepanewon Mlati
Timur   Kemantren Tegalrejo, Kota Yogyakarta
  Kepanewon Kasihan, Kabupaten Bantul
Tenggara   Kepanewon Kasihan, Kabupaten Bantul
Selatan   Kepanewon Kasihan, Kabupaten Bantul
Barat daya   Kepanewon Sedayu, Kabupaten Bantul
Barat Kepanewon Godean
Barat laut Kepanewon Mlati

Referensi

  1. ^ Pemerintah Kabupaten Sleman (2023). Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman Tahun 2024 (PDF). Sleman: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. hlm. II–2. Ringkasan. 

Pranala luar