Siti Dewi Sutan Assin

anggota paskibra pertama Indonesia
Revisi sejak 15 Agustus 2024 04.51 oleh Thersetya2021 (bicara | kontrib)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Siti Dewi Sutan Assin atau Siti Dewi Suryo Sutan Assin yang bernama lahir Siti Dewi Gando Nilai dan akrab disapa Titik (5 Oktober 1926 – 20 Desember 2000) adalah salah satu dari lima anggota Paskibraka pertama setelah terbentuknya korps Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) yang digagas oleh Mayor (Laut) Husein Mutahar, ajudan Presiden Soekarno, yang mendapat perintah dari presiden pertama Indonesia untuk menyusun acara dalam rangka upacara Peringatan Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang pertama pada 17 Agustus 1946.[1]

Siti Dewi Suryo Sutan Assin
LahirSiti Dewi Gando Nilai
(1926-10-05)5 Oktober 1926
Belanda Manado, Hindia Belanda
Meninggal20 Desember 2000(2000-12-20) (umur 74)
Indonesia Jakarta
KebangsaanIndonesia Indonesia
Suami/istriAtmono Suryo
AnakHarsya Denny Suryo, Andry Riza Suryo, Adwina Arsyita Dewi Armstrong
Orang tuaSutan Assin (ayah)
Rky. Limbak Tjahaja (ibu)
KerabatMansyur Sutan Assin (saudara kandung)
Juananda Sutan Assin (keponakan)

Riwayat

Paskibraka 1946

Karena situasi politik yang memanas di Jakarta, pada tahun 1946 ibu kota Republik Indonesia berada di Yogyakarta. Presiden Soekarno memerintahkan ajudannya, Husein Mutahar, untuk menyusun berbagai acara dalam rangka upacara Peringatan Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan RI yang pertama pada tahun 1946. Oleh karena itu, Husein Mutahar merancang acara pengibaran bendera pusaka oleh tiga orang putra dan dua putri yang berstatus pelajar dan berasal dari berbagai daerah di Indonesia yang sedang bersekolah di Yogyakarta sebagai wakil dari seluruh Indonesia. Itulah yang menjadi cikal-bakal Korps Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka).[1]

Pada upacara yang bersejarah di halaman Istana Presiden Gedung Agung Yogyakarta tersebut, Siti Dewi dipercaya sebagai pembawa nampan yang menerima Bendera Pusaka dari presiden Indonesia. Penampilannya yang elegan dan cerdas telah membuat Mutahar "kepincut" dan memilihnya sebagai pembawa nampan Bendera Pusaka. Begitu terkesannya Mutahar pada Siti Dewi sehingga sampai masa tuanya ia selalu mengingat nama Titik Dewi, dan dalam setiap kesempatan ia selalu mengingatkan bahwa Titik Dewi adalah bagian dari Paskibraka yang harus diketahui oleh seluruh mantan anggota Paskibraka yang merupakan pelajar-pelajar pilihan dari berbagai daerah di Tanah Air.[1]

Kehidupan

Siti Dewi[2] lahir pada 5 Oktober 1926 di Manado, Sulawesi Utara. Putri dari pasangan Sutan Assin (ayah) bersuku Minangkabau (asal Lintau) dan Rangkayo Limbak Tjahaja (ibu) bersuku Minangkabau (Pitopang, Kubu Gadang, Nagari Koto Nan Ompek, Kota Payakumbuh) ini bersekolah di Yogyakarta setelah ayahnya yang berprofesi dokter berpindah tugas dari Manado. Di samping bersekolah, ia juga aktif sebagai relawan di Palang Merah, kepanduan, dan dapur umum. Pada tahun 1950, setelah ibu kota Indonesia kembali di Jakarta, perempuan yang menguasai bahasa Belanda, Inggris dan Prancis ini melanjutkan pendidikannya di bidang keguruan dan pendidikan di Belanda, sesuai dengan cita-citanya yang ingin memajukan pendidikan di Tanah Air.[1]

Setelah kepulangannya dari Belanda, Siti Dewi bertemu kakak kelasnya ketika di Yogyakarta, Atmono Suryo. Pada 29 September 1959 mereka menikah,[3] dan Siti Dewi pindah ke Amerika Serikat mendampingi suaminya yang bekerja di salah satu perwakilan Indonesia di sana. Karier suaminya terus menanjak sehingga ditunjuk menjadi duta besar di negara sahabat. Siti Dewi juga ikut berpindah-pindah domisili dan mendampingi suaminya dengan setia. Sebagai istri seorang diplomat, Siti Dewi dikenal sebagai seorang yang ramah dan memiliki kepedulian yang tinggi terhadap masyarakat kecil.[1]

Dalam pernikahannya dengan Atmono Suryo, mereka dikaruniai tiga anak yang bernama Denny Suryo, Adwina Armstrong, dan Riza Suryo.[3] Siti Dewi meninggal dunia pada 20 Desember 2000 di Jakarta. Ia dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Karet, Jakarta Pusat.[1]

Referensi

  1. ^ a b c d e f "Siti Dewi, Sang Pengibar Bendera Pusaka 1946" Diarsipkan 2015-07-09 di Wayback Machine. Komunitas Paskibraka, 19 Juni 2015. Diakses 09 Juli 2015.
  2. ^ Hasril Chaniago, Rahmat Irfan Denas, Dkk (2023-09-22). Ensiklopedia tokoh 1001 orang Minang. Padang: UMSB PRESS. ISBN 978-623-8416-00-4. 
  3. ^ a b "Siti Dewi Suryo Sutan Assin" Geni.com. Diakses 09 Juli 2015.