Pseudo-Dionysius the Areopagite (nama samaran) adalah seorang biarawan Suriah, juga penulis Yunani dengan serangkaian risalah dan surat Yunani untuk menyatukan filsafat Neoplatonik dengan filsafat Kristen; teologi dan pengalaman mistik pada abad ke-5 atau berkembang sekitar tahun 500. [1] Serangkaian karyanya dikenal sebagai Corpus Areopagiticum atau Corpus Dionysiacum.[2] Tulisan-tulisannya membentuk suatu tren Neoplatonik yang pasti dalam sebagian besar doktrin dan spiritualitas Kristen abad pertengahan, khususnya di Gereja Latin Barat.

Pemikiran

Risalah-risalah yang mencakup sebagian besar kumpulan tulisan Dionysian di antaranya “Tentang Nama-Nama Ilahi”, “Tentang Teologi Mistik”, “Tentang Hirarki Langit,” dan “Tentang Hirarki Gerejawi”. Tulisan tersebut dilengkapi dengan 10 surat yang mempengaruhi karya Kristen primitif abad ke-1. Isi doktrinalnya mencakup Trinitas dan dunia malaikat, inkarnasi dan penebusan, serta hal-hal terakhir, dan memberikan penjelasan simbolis dan mistik tentang semua itu.[1]

Risalah “Nama-Nama Ilahi” dan “Teologi Mistik” membahas hakikat dan dampak dari doa kontemplatif, yakni pengabaian secara disiplin terhadap indera dan bentuk-bentuk yang dapat dipahami untuk mempersiapkan diri menghadapi pengalaman langsung “cahaya dari kegelapan Ilahi” dan persatuan luar biasa dalam cara dan cakupannya. Dalam risalah tentang hierarki, dia berteori bahwa semua yang ada (bentuk masyarakat Kristen, tahapan doa, dan dunia malaikat) disusun sebagai tiga serangkai yang merupakan gambaran trinitas yang kekal.[1]

Pengaruh

Kekristenan Timur

Awalnya kaum Miaphysites menggunakan pemikiran Dionysius untuk mendukung sebagian argumen mereka, namun akhirnya juga diadopsi oleh para teolog gereja lainnya. Para teolog seperti John Damaskus dan Germanus I dari Konstantinopel juga banyak menggunakan tulisan Dionysius. Tulisan-tulisan dan ajaran mistik Dionysian diterima secara universal di seluruh Timur, baik di kalangan Kalsedon maupun non-Kalsedon.[2]

Kekristenan Latin

Ajaran Dionysius di Barat pertama kali diberitahukan oleh Paus Gregorius I. Setelah kembali dari misinya sebagai wakil kepausan kepada Kaisar di Konstantinopel pada tahun c. 585, dia mungkin membawa kodeks Corpus Areopagitum kembali bersamanya.  Hal ini terlihat karena Gregorius terkadang merujuk pada tulisan Dionysius. Pada abad ke-7 dan ke-8, Dionysius tidak dikenal luas di Barat, kecuali dari beberapa referensi yang tersebar.  

Referensi

  1. ^ a b c "Theology | Definition, History, Significance, & Facts | Britannica". www.britannica.com (dalam bahasa Inggris). 2024-03-15. Diakses tanggal 2024-03-23. 
  2. ^ a b "Pseudo-Dionysius the Areopagite". Wikipedia (dalam bahasa Inggris). 2024-03-15.