Armang raksasa

Revisi sejak 15 September 2024 11.55 oleh Mitgatvm Bot (bicara | kontrib) (migrasi)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Armang raksasa (Gymnothorax javanicus) adalah spesies armang terbesar dibandingkan dengan spesies lainnya, walaupun dalam segi kepanjangan tubuh, belut moray gangga lebih panjang.[1]

Armang raksasa
Gymnothorax javanicus Edit nilai pada Wikidata
Status konservasi
Risiko rendah
IUCN195741 Edit nilai pada Wikidata
Taksonomi
Galat Lua: callParserFunction: function "Template" was not found.
SpesiesGymnothorax javanicus Edit nilai pada Wikidata
Bleeker, 1859

Morfologi

Seperti namanya, armang raksasa merupakan belut dengan ukuran tubuh besar, yang panjangnya bisa mencapai 3 meter dengan berat mencapai 30 kilogram.[2] Belut ini memiliki tubuh berwarna kecoklatan dengan bintik-bintik hitam besar pada saat remaja, serta bintik-bintik hitam tergradasi di belakang kepala saat sudah dewasa.[3]

Penyebaran dan habitat

Belut armang raksasa tersebar luas di kawasan Indo-Pasifik, dari pantai timur Afrika, Pitcairn, Kepulauan Hawaii, Polinesia, Jepang, Indonesia, Kaledonia Baru, Fiji, dan Kepulauan Austral.[4] Belut ini hidup di laguna dan di lereng luar terumbu karang. Pada siang hari, Belut armang raksasa akan berdiam di celah-celah itu dengan kedalaman 1 sampai 50 meter.[5]

Biologi

Belut armang raksasa adalah hewan laut karnivor dan nokturnal, dengan berburu mangsanya di dalam karang. belut ini diketahui terlibat dalam perburuan kooperatif dengan kerapu karang keliling (Plectropomus pessuliferus).[6] Kedua spesies ikan ini adalah pemburu yang saling melengkapi: Saat belut armang raksasa berburu di terumbu karang, dia mungkin menakuti mangsanya hingga keluar dari terumbu, membiarkan mereka dimakan oleh kerapu. Demikian pula, kerapu yang sedang berburu di atas karang dapat menyebabkan mangsa mencoba berlindung di karang, di mana moray akan menyergap mereka.

Belut armang raksasa biasanya memakan ikan dan kadang-kadang juga memakan krustasea.[7] Belut ini diidentifikasi sebagai predator alami ikan singa (Pterois miles) di habitat aslinya pada Laut Merah.[8] Belut Moray raksasa dewasa memiliki sedikit predator alami, meskipun ada kemungkinan belut ini bersaing untuk mendapatkan makanan dengan hiu penghuni karang.[9]

Gymnothorax javanicus telah terbukti memiliki volume tektum optik yang sangat kecil, menunjukkan bahwa mereka terutama berburu dengan penciuman daripada penglihatan.[10]

Ancaman

Spesies ini mungkin berbahaya bagi manusia. Karena berada di puncak rantai makanan, belut ini memunculkan biomagnifikasi racun ciguatera yang berbahaya.[11][12] Memakan belut armang raksasa, terutama pada hati, dapat menyebabkan penyakit, koma, atau bahkan kematian akibat kandungan racun yang dimiliki oleh belut ini. Meskipun belut armang raksasa dapat menggigit jika merasa terancam, terpojok, atau berada di hadapan makanan,[1][3][13] belut ini biasanya tidak agresif.

Referensi

  1. ^ a b Lieske, E. and Myers, R.F. (2004) Coral reef guide; Red Sea London, HarperCollins ISBN 0-00-715986-2
  2. ^ Lieske, E. and R. Myers, 1994. Collins Pocket Guide. Coral reef fishes. Indo-Pacific & Caribbean including the Red Sea. Harper Collins Publishers, 400 p.
  3. ^ a b Froese, Rainer and Pauly, Daniel, eds. (2007). "Gymnothorax javanicus" di situs FishBase. Versi 5 2007.
  4. ^ Fricke, R., 1999. Fishes of the Mascarene Islands (Réunion, Mauritius, Rodriguez): an annotated checklist, with descriptions of new species. Koeltz Scientific Books, Koenigstein, Theses Zoologicae, Vol. 31:759 p.
  5. ^ Kuiter, R.H. and T. Tonozuka, 2001. Pictorial guide to Indonesian reef fishes. Part 1. Eels- Snappers, Muraenidae - Lutjanidae. Zoonetics, Australia. 302 p.
  6. ^ Bshary R, Hohner A, Ait-el-Djoudi K, Fricke H (Dec 2006). "Interspecific communicative and coordinated hunting between groupers and giant moray eels in the Red Sea". PLOS Biol. 4 (12): e431. doi:10.1371/journal.pbio.0040431. PMC 1750927 . PMID 17147471. 
  7. ^ Kuiter, R.H., 1998. Photo guide to fishes of the Maldives. Atoll Editions, Victoria, Australia. 257 p.
  8. ^ Bos A.R.; Sanad A.M.; Elsayed K. (2017). "Gymnothorax spp. (Muraenidae) as natural predators of the lionfish Pterois miles in its native biogeographical range". Environmental Biology of Fishes. 100 (6): 745–748. doi:10.1007/s10641-017-0600-7. 
  9. ^ Prasetyo, Andhika; Simpfendorfer, Colin; Sherman, Samantha; Moore, Stephen (12 November 2019). "The study of shark and ray abundance in Nusa Penida Aquatic Conservation Area". INA-Rxiv. 
  10. ^ Iglesias, Teresa L.; Dornburg, Alex; Warren, Dan L.; Wainwright, Peter C.; Schmitz, Lars; Economo, Evan P. (2018). "Eyes Wide Shut: the impact of dim-light vision on neural investment in marine teleosts". Journal of Evolutionary Biology. 31 (8): 1082–1092. doi:10.1111/jeb.13299. ISSN 1420-9101. PMID 29808568. 
  11. ^ Wong, Yiu-Chung; Richard J. Lewis Sr. (2017-07-03). Analysis of Food Toxins and Toxicants. John Wiley & Sons. ISBN 978-1-118-99271-5. 
  12. ^ Chan, Thomas Y. K. (July 2017). "Regional Variations in the Risk and Severity of Ciguatera Caused by Eating Moray Eels". Toxins. 9 (7): 201. doi:10.3390/toxins9070201 . PMC 5535148 . PMID 28672845. 
  13. ^ Siliotti, A. (2002) fishes of the red sea Verona, Geodia ISBN 88-87177-42-2