Willem Johannes Latumeten
Willem Johannes Latumeten (16 April 1916 – 23 Maret 1965) adalah seorang pejuang kemerdekaan Indonesia yang berasal dari Saparua, Maluku. Ia merupakan keturunan fam Latumeten dari negeri Rutong di Pulau Ambon. Ia adalah pembina olahraga Indonesia sejak 1955 hingga 1965.[1] Ayahnya, Prof. Dr. Jonas Andreas Latumeten, seorang pejuang dan ahli penyakit jiwa. W.J. Latumeten mengenyam sekolah tinggi di Geneeskundige Hogeschool atau Sekolah Tinggi Kedokteran di Jakarta. Pengabdiannya untuk negara dimulai pada masa revolusi fisik hingga kemerdekaan Indonesia.
Pengabdian beliau dimulai sejak zaman revolusi fisik sampai pengisian kemerdekaan, baik di Kementrian Penerangan maupun di Departemen Olahraga ataupun sebagai Pembina Olahraga. Mulai bekerja pada Kementrian Penerangan Jakarta permulaan tahun 1946. Pertengahan tahun 1947 memimpin surat kabar “Het Nieuws Blad” [2]. Selaku Kepala Pewartaan / Press Service Kemper RIS mulai tahun 1950 dan merangkap juru bicara Departemen Penerangan.
Selain itu ia juga pernah menjabat di Departemen Olahraga, dan kemudian menjadi Pembina Olahraga. Ia pernah mendirikan Sekolah Tinggi Olahraga di Jakarta, membentuk PERBASI, membina para atlet yang akan terjun ke Asian Games 1962 dan GANEFO 1963 juga menjadi Sekretaris Umum Komite Olimpiade Indonesia Pusat pada 1955–1964. Dia juga sering bertindak sebagai juru bicara delegasi Indonesia dalam perundingan dengan Belanda. Ketika meninggal dunia pada 23 Maret 1965, dia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta dan dianugerahi Lencana Bakti oleh pemerintah Indonesia.[3]
Referensi
- ^ Manilet-Ohorella, G. A. (1983). Leirissa, R. Z.; Sjafei, Suwadji; Kartadarmadja, M. Soenjata, ed. Wim J. Latumeten: Hasil Karya dan Pengabdiannya. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Proyek Invetarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional. hlm. 5.
- ^ "Mengenal Sosok Willem Johanes Latumeten". perbasi.org. Diakses tanggal 17 Nopember 2024.
- ^ https://maluku.inews.id/berita/pahlawan-nasional-dari-maluku-kobarkan-perang-wawane-hingga-rebut-benteng-duurstede/2