Prasmanan

bentuk penyajian makanan
Revisi sejak 30 April 2024 11.55 oleh Nanad Coconad (bicara | kontrib) (menambahkan istilah "fransman" dan pranala)

[1]

The Buffet (oleh Jean-Louis Forain)

Prasmanan (bahasa Inggris: buffet) adalah cara penyajian makanan dalam pesta maupun restoran, dengan cara meletakkan makanan pada meja panjang dan pengunjung mengambil sendiri menu yang diinginkan. Prasmanan, populer di Indonesia karena praktis dan mengurangi jumlah pelayan yang diperlukan dalam suatu resepsi. Menurut

(Kamus Besar Bahasa Indonesia), prasmanan diartikan sebagai cara menjamu makan dengan mempersilakan tamu mengambil dan memilih sendiri hidangan yang sudah ditata secara menarik di atas meja.

Modifikasi prasmanan pada masa kini adalah dengan menyajikan makanan pada meja terpisah untuk setiap menu. Meja ini didekorasi seperti depot warung makan atau dibuatkan gubuk kecil untuk kemudian disajikan makanan prasmanan. Prasmanan biasanya sering digunakan untuk menyajikan makanan dalam acara besar, seperti pernikahan, peresmian gedung, ulang tahun, dan penyambutan tamu. Prasmanan tidak hanya digunakan oleh penyelenggara acara tersebut, tetapi juga rumah makan dan restoran. Restoran prasmanan biasanya menawarkan makanan sepuasnya dengan harga tertentu, tetapi ada beberapa yang menentukan harga berdasarkan berat atau jumlah hidangan.

Terdapat dua jenis prasmanan, yaitu prasmanan panas atau dingin dan prasmanan jari. Prasmanan panas atau dingin melibatkan penggunaan peralatan makan, sedangkan prasmanan jari menyediakan serangkaian makanan yang berukuran kecil dan mudah dikonsumsi hanya dengan menggunakan tangan, seperti kue, irisan piza, makanan di atas stik, koktail, dll.

Asal kata

Prasmanan berasal dari kata "prasman" ditambah dengan imbuhan "-an." Kata "prasman" sendiri mengacu pada cara makan orang fransman, sebutan orang Belanda terhadap orang-orang Prancis yang kala itu biasa menghidangkan sajian di atas meja. Kata "prasman" muncul dalam buku kumpulan resep Njonja Johanna Boekoe Masakan Baroe yang memuat resep pembuatan berbagai kue dengan "Tjara Blanda, Tjina, Djawa dan Prasman."[2] Dalam bahasa Belanda sendiri, istilah prasmanan dikenal dengan buffet yang hakikatnya sama dengan buffet dalam bahasa Inggris. "Pras" merupakan pengucapan kata "French". Metode makan ala "Fransman"[3] kemudian diikuti oleh orang-orang Belanda. Menurut Fadly Rahman dalam bukunya "Jejak Rasa Nusantara", gaya ini juga diterima oleh masyarakat Nusantara dan masih populer hingga saat ini. Karena sulit bagi orang Nusantara untuk mengucapkannya, istilah "Fransman" kemudian berubah menjadi "makan prasman" dan akhirnya menjadi "makan prasmanan" seiring berjalannya waktu

Catatan kaki

  1. ^ https://ponorogo.pikiran-rakyat.com/ragam/pr-3137178627/catat-7-warung-prasmanan-termurah-hingga-terpopuler-di-kabupaten-ponorogo-cocok-untuk-pecinta-kuliner?page=all.  Tidak memiliki atau tanpa |title= (bantuan)
  2. ^ "Dari Tangan hingga Prasmanan". Historia – Obrolan Perempuan Urban (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-01-16. 
  3. ^ "Asal-Usul Hidangan Makanan Prasmanan di Indonesia". merdeka.com. 2022-03-29. Diakses tanggal 2024-04-30. 

Lihat pula