Veluvana
Veluvana (Sanskerta: Venuvana; (terj. har. 'Hutan Bambu')[1] adalah vihara pertama dalam sejarah Buddhis yang dipersembahkan kepada Buddha oleh Raja Bimbisara yang terletak di kota Rajagaha.[2][3]
Buddha menghabiskan masa vassa ke-2, ke-3, ke-4, ke-17, dan ke-20 di Vihara Veluvana ini.[4]
Mempersembahkan Veluvana
Ketika Buddha pertama kali mengunjungi Rājagaha, setelah pencerahannya, dia tinggal di Latthivanuyyāna.[5] Tujuan Buddha ke sana adalah untuk memberikan ajaran dan mencerahkan Raja Bimbisara dan rakyatnya, sebagaimana yang sudah dijanjikan sebelumnya kepada Raja Bimbisara. Setelah mendengar dhamma, Raja Bimbisara menyatakan diri sebagai pengikut Buddha.[2]
Raja mengundang Buddha beserta para bhikkhu untuk menerima dana makan siang di istana keesokan hari. Buddha memenuhi undangan tersebut dan raja sendiri turut melayani memberikan hidangan. Kemudian raja memikirkan sebuah tempat tinggal yang layak untuk Buddha. Raja teringat pada Veluvanarama, hutan pohon bambu yang letaknya tidak terlalu jauh dan tidak terlalu dekat dengan desa di sekitarnya. Tempat itu mudah untuk dicapai dan menyenangkan, tidak berisik di siang hari dan malam hari, cocok sekali dipakai sebagai tempat menyepi oleh mereka yang ingin berlatih untuk mendapatkan pandangan terang. Raja Bimbisara kemudian menuang air ke lantai dari kendi emas dan menerangkan bahwa beliau berhasrat menyerahkan Veluvanarama sebagai tempat tinggal Buddha beserta para bhikkhu. Buddha menerima persembahan tersebut dan menerangkan tentang keuntungan besar yang dapat diperoleh dari dana tersebut yang menggembirakan hati raja.[6]
Veluvana merupakan sumbangan tempat tinggal pertama untuk para bhikkhu yang diterima oleh Buddha dan mulai hari itu sebuah aturan ditetapkan oleh Buddha yang memperbolehkan para bhikkhu untuk menerima pemberian serupa.[5][6]
Pertemuan besar Caturangga-sannipata
Salah satu peristiwa penting yang berlangsung di Vihara Veluvana ini adalah pertemuan besar para arahat yang diberkahi dengan empat faktor (Caturangga-sannipata) pada saat purnama penuh di bulan Magha tahun 587 Sebelum Masehi, sembilan bulan setelah Buddha mencapai Bodhi, yang kemudian diperingati sebagai Hari Magha Puja.[7]
Empat keistimewaan (caturanga-sannipata) yang terdapat pada pertemuan besar tersebut adalah:[8][9]
- Para siswa yang berkumpul berjumlah 1.250 orang bhikkkhu, tanpa diundang terlebih dahulu.
- Para bhikkhu tersebut adalah para Arahat dengan enam kekuatan batin (abhiññā).
- Para bhikkhu tersebut adalah Ehi Bhikkhu (para siswa Buddha yang ditahbiskan sendiri oleh Buddha).
- Terjadi pada saat purnama di bulan Magha.
Lihat pula
Referensi
- ^ Dr. Alexander Berzin. "Buddha dan Peristiwa Politik di Masa Hidupnya". Study Buddhism. Diakses tanggal 22 Mei 2024.
- ^ a b "Story of the Buddha - Going to the city of Rajagaha". BuddhaNet. Diakses tanggal 22 Mei 2024.
- ^ Gunapayuta; et al. A Pictorial Biography of Sakyamuni Buddha. hlm. 139. Diakses tanggal 22 Mei 2024.
- ^ Venerable Piyadassi Thera. "The Buddha, His Life and Teachings: The Buddha's Ministry". BuddhaNet. Diakses tanggal 22 Mei 2024.
- ^ a b "Veluvana". Pali Kanon. Diakses tanggal 23 Mei 2024.
- ^ a b "Riwayat Hidup Buddha Gotama – Bab IV – Masa Menyebarkan Dhamma". Samaggi Phala. Diakses tanggal 22 Mei 2024.
- ^ "Makna Hari-Hari Suci Agama Buddha". Samaggi Phala. Diakses tanggal 25 Mei 2024.
- ^ "Makna Penting Hari Maghapuja". Analisa Daily. 22 Feb 2017. Diakses tanggal 25 Mei 2024.
- ^ . Berita Bhagavant. 8 Feb 2020 https://berita.bhagavant.com/2020/02/08/magha-puja-lebih-dari-sekadar-peringati-4-peristiwa-langka-dalam-sehari.html. Diakses tanggal 25 Mei 2024. Tidak memiliki atau tanpa
|title=
(bantuan)