Ngalah, ngalih, ngamuk

Revisi sejak 15 Juni 2024 04.42 oleh Pinerineks (bicara | kontrib)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Ngalah, ngalih, ngamuk (bahasa Indonesia: mengalah, menyingkir, mengamuk) dalam budaya Jawa adalah salah satu tuntunan sikap dalam menghadapi suatu permasalahan. Ngalah berarti mengalah, pasrah terhadap apa yang menimpa atau diberikan kepada seseorang. Ngalih artinya beralih atau pergi ke tempat lain atau mengubah sesuatu. Ngalah dan ngalih merupakan sikap berkompromi dengan keadaan, sedangkan ngamuk adalah sikap yang tidak lagi menunjukkan kompromi, seperti melakukan unjuk rasa, perlawanan, atau pemberontakan.[1][2]

Ragam

Terdapat beberapa ragam dari ngalah, ngalih, ngamuk yang digunakan lebih sedikit di masyarakat Jawa.

  • Ngalah, ngalih, ngamuk, ngobong (mengalah, menyingkir, mengamuk, membakar), selogan yang pernah digunakan pedagang loak di Solo saat menghadapi penggusuran.[2]

Catatan kaki

  1. ^ Kurniawan, Mukhamad (2020-03-10). ""Ngalah", "Ngalih", Lalu "Ngamuk"". kompas.id. Diakses tanggal 2024-06-15. 
  2. ^ a b Stokke, K.; Törnquist, O. (2013-01-29). Democratization in the Global South: The Importance of Transformative Politics (dalam bahasa Inggris). Springer. ISBN 978-0-230-37004-3.