Negara komunis

Negara yang bertujuan mencapai sosialisme dan kemudian komunisme
Revisi sejak 16 Agustus 2024 08.23 oleh Faiz Abbsy (bicara | kontrib) (Membalikkan revisi 26114631 oleh 103.189.207.246 (bicara))

Negara komunis adalah istilah politik yang digunakan untuk mendeskripsikan bentuk pemerintahan suatu negara yang menganut sistem satu partai dan mendeklarasikan kesetiaan kepada komunisme (Marxisme, Leninisme, atau Maoisme). Negara komunis umumnya menggunakan sejumlah gelar, seperti republik rakyat, republik demokratis, negara sosialis, dan sebagainya. Dalam sejarah, blok yang terdiri atas negara komunis dikenal sebagai Blok Timur; pembagian dunia dengan negara-negara yang sama disebut sebagai Dunia Kedua (Second World).

Peta yang menunjukkan negara komunis pada tahun 1979.

Meskipun banyak didirikan pada abad ke-20, namun setelah tahun 1991 hanya terdapat lima negara komunis yang masih bertahan. Negara-negara tersebut tidak lagi mempraktikkan ajaran komunis secara ortodoks, dengan berbagai elemen kapitalisme yang sudah terintegrasi di tengah masyarakat mereka. Salah satunya, yakni etos kerja Protestan, menyebabkan kemajuan ekonomi Tiongkok pada abad ke-21.[1] Dua faktor utama yang menyebabkan kejatuhan negara-negara komunis pada tahun 1991 antara lain represi politik - umumnya berdarah (dengan lebih dari 100 juta orang yang dibunuh oleh pemerintah negara komunis secara keseluruhan) - yang berujung pada penentangan masyarakat yang mengakibatkan Revolusi 1989,[2] dan natur ajaran komunis sendiri yang menghilangkan insentif untuk bekerja sehingga mendorong kemalasan di tengah masyarakat yang berujung pada kemiskinan pervasif.[3][4][5][6]

Negara komunis setelah tahun 1991

Negara komunis sebelum tahun 1991

Sumber

  1. ^ "The Protestant Work Ethic: Alive & Well...In China". tifwe.org (dalam bahasa Inggris). 2012-09-24. Diakses tanggal 2024-05-16. 
  2. ^ https://web.archive.org/web/20130607125427/http://www.indymedia.org.uk/en/2004/04/289239.html
  3. ^ Daily (2013-01-01). "Poverty, prostitutes and the long, slow death of the Soviet Union: Haunting pictures show desperate struggle to survive in last days of USSR". Mail Online. Diakses tanggal 2024-05-16. 
  4. ^ Fein, Esther B.; Times, Special To the New York (1989-01-29). "Soviet Openness Brings Poverty Out of the Shadows". The New York Times (dalam bahasa Inggris). ISSN 0362-4331. Diakses tanggal 2024-05-16. 
  5. ^ Wädekin, Karl-Eugen (1982-03-01). "Soviet Agriculture's Dependence on the West". Foreign Affairs (dalam bahasa Inggris). 60 (4). ISSN 0015-7120. Diakses tanggal 2024-05-16. 
  6. ^ Osterfeld, David (1986-11-01). "Socialism and Incentives". Foundation of Economic Education. Diakses tanggal 2024-05-16. 

Lihat pula