Proposal gabung dengan Ba 'Alawi

Dalam kedua artikel pun ada teks bold untuk Ba 'Alawi dan Alawiyyin, dan kelihatannya kedua halaman tersebut membahaskan topik yang hampir sama. –Jiaminglimjm (bicara) 10 Agustus 2022 06.03 (UTC)Balas

Kontroversi Teori baru Nasab Untuk Menolak Keabsahan Ba'alawi

Sebagian besar suntingan2 mutakhir berawal dari tulisan seorang yang bernama Imaduddin Usman Albantani yang tanpa ilmu nasab mengatakan bahwa Ubaidillah bukan anak dari Ahmad bin Isa Al-Muhajir.

Penggugat melayangkan gugatan pada klaim Baalawi sebagai keturunan Rasulullah saw. di hadapan seorang kadi. Tiga buku telah disodorkan sebagai argumen (bayyinah), dua berbahasa Indonesia dan satu berbahasa Arab.1 Namun, selayaknya sebuah gugatan, ia hanya akan sahih jika memenuhi berbagai kriteria untuk layak disebut "gugatan yang jelas" (Bayyinah al-shorihah).

Pembatalan bisa layak disebut bayyinah Sharihah jika mengandung tiga macam postulat fundamental: pertama, ia menunjukkan silsilah "yang digugat" kepada selain keturunan biologis Imam Hasan & Imam Husain secara patrilineal (garis keturunan yang lempang lelaki); kedua, garis silsilah tersebut ditunjukkan secara konklusif (dlaruri); ketiga, jikapun tidak sampai pada derajat konklusif, cukup mengandung probabilitas yang sangat tinggi dengan ratio legis yang layak untuk dijadikan argumen (yufid al-'ilm aw al-'dzann) seperti atribusi "sayid" dan "syarif" yang dimaksudkan untuk isbat.

Berdasarkan pembacaan yang cermat, seluruh gugagatan Penggugat tak nampak memenuhi ketiga postulat tersebut. Di samping belum layak disebut bayyinah sharihah, telaah yang mendalam terhadap seluruh argumennya akan menemukan berbagai kerancuan. Konsekuensi logisnya, gugatan tersebut tidak dapat diterima berdasarkan kaidah la hujjata ma’a al-ihtimal al-nasyi’an dalil (dalil yang mengandung kerancuan tidak dapat dipakai argumen).

Penggugat, beserta kreator konten pembatalan-Baalawi, kerap mengeksploitasi Al-Barqah Al-Musyiqah karya Sayid Ali Al-Sakran (w. 895 H.) sebagai "biang kerok" penamaan Abdullah menjadi Ubaidillah, dan orang pertama yang membuat-buat Ubaidillah sebagai datuk seluruh Baalawi. Sehingga, seluruh kitab yang mereportase genealogi Baalawi setelahnya hampir dipastikan merujuk Ali Al-Sakran sebagai referensi, seperti dugaan Penggugat. Padahal, bagi Penguggat, Ali Al-Sakran memiliki "isnad yang terputus" untuk nasabnya. Pertanyaannya: benarkah demikian?

Ketika Sayid Ali Al-Sakran masih balita, sekitar umur dua tahun pada 820 Hijriyah, Abdurrahman Al-Khatib (w. 855 H.) memproduksi kitab berjudul Al-Jauhar Al-Syafaf. Pada hikayat pertama, artinya ditulis pada awal-awal ia menorehkan tinta untuk kitab tersebut, ia menulis silsilah Ali Khali’ Qasam sampai kepada "Ubaidillah" ibn Ahmad Al-Muhajir. Dan sangat diragukan bahwa Ali Al-Sakran ialah orang pertama yang mem-perkenalkan Ubaidillah berdasarkan reportase Abdurrahman Al-Khatib tersebut.

Di samping reportase tersebut, Ali Al-Sakran justru mengutip secara verbatim bait puisi dari Muhammad Al-Hadlrami yang mengurutkan silsilah Abu Bakr (ayah Ali Al-Sakran) sampai Baginda Nabi lewat “Ubaid ibn Ahmad ibn Isa”. Artinya, bait puisi tersebut menjadi bukti bahwa kepopuleran “Ubaid(illah)” sebagai nama lain Abdullah sudah ada sebelum Ali Al-Sakran.

Abdurrahman ibn Ali Hassan (w. 818 H., dan tentu saja hidup di tahun 700-an) adalah ulama cum sejarawan yang sezaman dengan Ibn Inabah yang dalam reportase Al-Syili dalam Al-Masyra' Al-Rawi terkonfirmasi memproduksi dua kitab berjudul:94 - Al-Baha' - Manaqib Abu ‘Abbad (Ba’Abad) Al-Baha' adalah kitab sejarah genre thobaqot yang berisi peristiwa masa ke masa yang ia rekam dari beberapa tokoh di Yaman, termasuk Baalawi. Sedangkan Manaqib berisi biografi beberapa tokoh dari kabilah Ba'abbad (termasuk yang mengisbatkan genealogi Baalawi). Kitab Al-Baha' versi cetak yang beredar sekarang di-tahqiq oleh Baalawi bernama Abdullah Muhammad Al-Habsy, dan pada mukadimah diakui berdasarkan naskah khotti yang “cukup problematik”. Namun, naskah Al- Baha' terkonfirmasi ada dan terjaga, meskipun beberapa halaman telah hilang (mafqud) dan rusak.

Perlu penulis tegaskan, seperti penjelasan “problem sumber” yang telah diuraikan sebelumnya, enam macam literatur kitab nasab yang dipakai Penggugat di atas tidaklah mewakili abadnya (representativeness). Dan kesimpulan yang ditarik dari literatur yang tidak representatif dinilai tak cukup bisa diandalkan (istiqra' naqish).

1. Abu Buraik (711-800an H.), lewat penukilan Al-Maqrizi (766-845 H.) menunjukkan jejak syuhrah-istifadlah (tasamu') bahwa Abu Alawi ialah kabilah asal Yaman, dan salah dua tokohnya diatribusi sebagai Al-Alawi dan Al-Ba'alawi,

2. Al-Janadi (w. 732 H.) menunjukkan jejak syuhrah-istifadlah (tasamu') Bin Jadid merupakan kerabat biologis dengan Baalawi, dikenal sebagai asyraf (plural dari syarif, keturunan Imam Ali dari Sayidah Fathimah) asal Hadlramaut, dan mengindikasikan silsilah keduanya sampai "Abdullah" ibn Ahmad ibn Isa.

3. Abdurrahman Al-Khatib (w. 855 H.) menunjukkan jejak syuhrahistifadlah (tasamu') bahwa Bin Jadid dan Baalawi memiliki satu leluhur bersama (common anchester) yang bernama lain Ubaidillah ibn Ahmad ibn Isa, pe-tashghir-an dari Abdullah.

4. Al-Makhzumi (w. 885 H.) patut diduga bermaksud menyebutkan Baalawi dan Bin Jadid sebagai keturunan Ahmad ibn Isa yang beredar di Yaman.

5. Ali Al-Sakran (w. 895 H.) memberikan alasan kenapa Abdullah ditashghir menjadi Ubaidillah, yaitu ketawaduan dan rendah diri.

--Buhadram (bicara) 8 Agustus 2024 02.46 (UTC)Balas

keturunan palsu

sepertinya tokoh bernama Ubaidillah tidak pernah ada ,tunggu perubahan berikutnya sampai mendapatkan informasi lebih jelas,soalnya kalaupun percaya adanya Ubaidillah tidak ada bukti validnya apalagi kelahiran keturunannya selalu di angka cantik?!?! dan baru 29 generasi!?! nga masuk akal Filing good (bicara) 1 Juni 2024 12.02 (UTC)Balas

Alawiyyin tidak sama dengan Ba alawi

Jika klaim ba alawi benar, maka semua ba alawi adalah alawiyyin ,tapi tidak semua alawiyyin adalah ba alawi . Artikel terlalu menitik beratkan penjelasan ba alawi yang sudah memiliki artikel sendiri di wiki , maka saya berencana menghapus bagian yang menjelaskan ba alawi terlalu banyak.

Apabila dalam seminggu tidak ada yang keberatan maka akan saya eksekusi suntingannya . Kabul madras (bicara) 6 Agustus 2024 23.22 (UTC)Balas

Kembali ke halaman "Alawiyyin".