Si Patokaan

Revisi sejak 19 Agustus 2024 02.57 oleh GelangLava (bicara | kontrib) (Sejarah lagu si Patokaan)

Si Patokaan adalah lagu daerah di Sulawesi Utara yang dinyanyikan dalam bahasa Minahasa[1] dialek Tonsea. Patokaan adalah sebuah kampung di wilayah Minahasa Utara yang berjarak sekitar 7 KM dari Bandara Internasional Sam Ratulangi dan 26 KM dari Airmadidi, Ibu Kota Kabupaten.

Lagu Si Patokaan tercipta sebagai lagu rakyat daerah Minahasa. Asal muasal lagu ini bagi masyarakat Patokaan adalah sangat jelas, meskipun mereka tidak pernah tahu siapa penggubahnya. Orang yang pertama mempopulerkan lagu ini juga tidak diketahui. Hal ini terjadi lantaran budaya tutur pada masyarakat Minahasa jauh lebih kuat daripada budaya tulis. Sehingga untuk mendokumentasikan sesuatu, banyak informasi akan diceritakan dari satu orang kepada orang lain. Kemudian, informasi tersebut akan berlanjut dari satu generasi ke generasi yang lain tanpa melalui proses literasi tulis. Dengan demikian, sumber utama asal muasal lagu ini pada akhirnya sulit dilacak secara spesifik.

Lirik lagu

Lirik asli (bahasa Minahasa) Terjemahan bahasa Indonesia

Sayang sayang si patokaan
Matigo-tigor gorokan sayang
Sayang sayang si patokaan
Matigo-tigor gorokan sayang

Sako mangemo nan tana' jao
Mangemo mileilek lako sayang
Sako mangemo nan tana' jao
Mangemo mileilek lako sayang

Sayang, sayang si orang Patokaan
(Mengapa) kau nampak gemetaran hebat, sayang
Sayang-sayang, si orang Patokaan
Kau nampak gemetaran hebat, Sayang

Jika kau pergi ke tempat yang jauh
Baik-baikah di sana, sayang
Jika kau pergi ke tempat yang jauh
Baik-baikah di sana, sayang.

Sejarah Awal

Patokaan pada awal berdirinya dikelilingi hutan belantara. Selama tahun-tahun awal, hutan di wilayah ini menjadi tempat berkembang biaknya anopheles atau lebih dikenal dengan nyamuk malaria. Tinggal jauh dari pemukiman utama, akses terhadap fasilitas kesehatan sangatlah terbatas bagi masyarakat Patokaan awal.

Akibat penyakit malaria yang mewabah hebat di Patokaan, beberapa masyarakat awal memilih untuk kembali ke kampung asal yang antaranya Desa Laikit, Mapanget dan Talawaan. Hal ini mereka lakukan untuk menghindari wabah malaria yang hebat waktu itu.

Kenyataannya meskipun mereka telah keluar dari wilayah Patokaan, beberapa dari antara mereka ternyata sudah terjangkiti oleh parasit plasmodium falciparum. Menurut cerita turun temurun, masyarakat Patokaan yang keluar dari kampung itu terlihat sakit-sakitan dengan badan yang terus gemetaran dan warna kulit terlihat kuning.

Akibatnya, masyarakat Patokaan yang kembali ke kampung halaman mereka itu banyak kali menjadi tujuan cibiran dan cemoohan dari orang-orang kampung lainnya. Hal ini kemungkinan terjadi karena masyarakat pada saat itu takut terjangkiti oleh penyakit malaria ini.

Frase-frase cemoohan orang kampung kepada masyarakat Patokaan ini pada akhirnya menjadi sebuah lirik lagu rakyat Tonsea. Lagu ini dinyanyikan berulang-ulang dari satu komunitas ke komunitas yang lain.

Notasi Lagu

Kekeliruan Terjemahan

Referensi

  1. ^ "Lagu Si Patokaan Adalah Lagu dari Daerah Sulawesi Utara, Pahami Juga Arti Liriknya". liputan6.com. 2023. Diakses tanggal 19 Maret 2024. 

Pranala luar