Jalan Raya Pan Borneo
Jalan Raya Pan Borneo (Bahasa Melayu: Lebuhraya Pan Borneo, Bahasa Inggris: Pan Borneo Highway) adalah jalan raya bebas hambatan terkendali antar negara bagian untuk Sarawak dan Sabah, serta jalan raya nasional untuk Brunei Darussalam, menghubungkan Sarawak, Brunei dan Sabah. Proyek Jalan Raya Pan Borneo adalah program kerjasama antara pemerintah Brunei dan Malaysia.
Lebuhraya Pan Borneo | |
---|---|
Informasi rute | |
Bagian dari AH 150 | |
Panjang: | 2.083 km (1.294 mi) |
Persimpangan besar | |
Ujung barat daya: | Sematan, Sarawak |
Kuala Belait Templat:JKRB Lebuhraya Muara–Tutong | |
Ujung timur laut: | Serudong, Sabah |
Letak | |
Negara: | Malaysia, Brunei Darussalam |
Kota besar: | Bandar Seri Begawan, Jerudong, Gadong, Berakas, Kuching, Sri Aman, Sarikei, Sibu, Bintulu, Miri, Limbang, Weston, Keningau, Papar, Kota Kinabalu, Kota Belud, Sandakan, Tawau, Seria, Lumut, Sungai Liang, Tutong, Lumut |
Sistem jalan bebas hambatan | |
Jaringan Jalan Asia Sistem Jalan Felderal Malaysia Sistem Jalan Kebangsaan Brunei | |
tidak ada Jalan Tol Asia 150 | |
---|---|
Persimpangan besar | |
Ujung Barat: | Sematan, Sarawak, Malaysia |
Ujung Timur: | Serudong, Sabah, Malaysia |
Letak | |
Negara: | Malaysia, Brunei |
Sistem jalan bebas hambatan | |
Panjang dari seluruh jaringan jalan ini adalah 2.083 km dan merupakan jalan tol bebas biaya, tidak seperti Jalan tol Utara-Selatan sepanjang 960 km di Semenanjung Malaysia yang dikenakan tarif biaya tol berdasarkan golongan kendaraan kecuali sepeda motor.
Sejarah
Proyek jalan ini dimulai segera setelah Sarawak dan Sabah masuk dalam Federasi Malaysia tahun 1963. Kurangnya jaringan jalan raya di Sarawak adalah faktor utama pembangunan. Penyelesaian ruas jalan dari Kuching ke Kota Kinabalu selesai di tahun 1986 membuat perjalanan menggunakan mobil menjadi mungkin.[1] Walaupun begitu, pemerintah melanjutkan pembangunan ruas-ruas baru untuk menghubungkan area rural.[2]
Sebelum tahun 2015, Jalan Raya Pan Borneo merupakan jalan raya biasa 2 lajur yang menghubungkan Sarawak, Sabah dan Brunei. Hingga pada akhirnya, status jalan raya biasa ditingkatkan menjadi Lebuhraya atau selevel dengan jalan tol, namun tidak dikenakan tarif tol/biaya. Peningkatan Jalan raya biasa menjadi Lebuhraya di Malaysia memiliki kriteria, antara lain :
- Meningkatkan lajur jalan dari 2 menjadi 4 sehingga meningkatkan kecepatan kendaraan, dipisahkan oleh median jalan.
- Menghilangkan persimpangan dan menggantinya dengan membangun simpang susun/underpass/flyover di sepanjang Lebuhraya
- Membangun rest area di sepanjang Lebuhraya.
Rute
Rute resmi dari jaringan jalan sebenarnya dimulai di Miri, dan berlanjut ke utara mengarah ke Brunei, Limbang dan Lawas di Sarawak, menuju Sabah lewat Sindumin, dan menuju Sipitang, Beaufort, Papar, Kota Kinabalu, Sandakan, Lahad Datu, Tawau dan berakhir di Serudong pada perbatasan Sabah dan Kalimantan Timur. Jaringan jalan juga berlanjut ke arah selatan dari Miri menuju Bintulu, Sibu dan Kuching, dan berakhir di Sematan pada perbatasan Kalimantan Barat dan Sarawak.
Rencana terbaru
Pada 24 Agustus 2006, Perdana Menteri Malaysia Datuk Seri Abdullah Ahmad Badawi menyatakan adanya kemungkinan rencana untuk melanjutkan pembangunan jaringan jalan lebih jauh ke Kalimantan, Indonesia setelah pertemuan dengan Sultan Hassanal Bolkiah dari Brunei.
Galeri
-
Simpang Susun Simunjan
-
Akses keluar Lebuhraya Pan Borneo di Simpang Susun Simanggang
-
Tanda jarak di Laluan 22 Federal, Telupid.
Lihat pula
Referensi
- ^ "Mengimpikan Lebuhraya Pan-Borneo yang baru - Mohd Aizan Mohd Nor". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-10-13. Diakses tanggal 2015-07-27.
- ^ "Masa Depan Lebuhraya Pan Borneo". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-10-15. Diakses tanggal 2015-07-27.