Pengguna:Lim Natee/Bak pasir

Revisi sejak 6 Desember 2024 07.02 oleh Lim Natee (bicara | kontrib) (bak pasir wikilatih daring)

Terdapat epos terpanjang di dunia, epos tersebut ialah La Galigo. Epos tersebut ditulis dalam aksara lontara. Hal tersebut menjadi bukti penciptaan dan peradaban Bugi di Sulawesi Selatan yang sudah ada sejak ratusan tahun silam. UNESCO atau Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa mengakui bahwasannya karya sastra tersebut sebagai ingatan kolektif sejak 20211 tempo lalu. La Galigo sebagai titik awal sekaligus akar darikecintaan dan bukti para leluhur dan juga masyarakat Sulewesi Selatan pada keberadaan sastra.

Keberadaan La Galigo tidak sekadar naskah kuno yang berisikan cerita kehidupan manusia dengan Saweigading yang menjadi tokoh utama dari epos tersebu. Naskah tersebut disusun diperkirakan berasal dari tradisi lisan abad ke-14 yang berisikan kalimat indah dalam bentuk puisi, di mana dalam setiap penggal frasanya terdiri dari lima suku kata. La Galigo tergolong sebagai naskah kuno atau karya sastra kuno yang berbentuk puisi. Ditulis menggunakan media lontar dalam aksara lontara, dan banyak naskah yang sudah hilang. Sebelumnya naskah ini tidak beraturan atau tercecer di berbagai tempat dalam bentuk nyanyian, mantra, doa, dan dongeng, serta lagu pengantar tidur hingga lagu suci untuk mengiri berjalannnya sebuah tradisi dan ritus. Naskah La Galigo terus di reproduksi dalam tradisi lisan guna melestarikannya dari generasi kek generasi.