Bias media adalah suatu kondisi ketika jurnalis dan redaksi melakukan keberpihakan (berat sebelah terhadap satu pihak) dalam pemberitaan yang mereka lakukan di media massa (entah itu karena suatu kepentingan atau motif lain).[1][2] Bias dalam pemberitaan di media massa juga dapat dipahami sebagai pengesampingan, pemanipulasian, pendistorsian, pembelokkan, atau pencampuran narasi berita dengan pendapat subjektif wartawan serta kepentingan redaksi berita suatu perusahaan media.[3]

Sejarah

Di abad ke-19, jurnalis mulai menyadari konsep memberitakan dengan cara yang tidak bias sebagai bagian yang tak terpisahkan dari kode etik jurnalistik. Kesadaran ini tidak terlepas dari kenyataan bahwa jurnalisme telah berkembang menjadi kekuatan yang berpengaruh dalam tatanan sosial dan masyarakat. Tetapi menjadi seorang jurnalis yang benar-benar netral di era modern ini tidak memungkinkan karena tuduhan akan pemberitaan yang bias dari pihak lain tidak dapat terhindarkan. Maka dari itu seorang jurnalis tidak pernah dituntut untuk benar-benar netral melainkan independen dan objektif serta berpihak pada nilai-nilai moral universal dan kepentingan publik.[4][5][6]

Jenis-jenis

Pada tahun 2017, Samual Robert Lichter di dalam buku The Oxford handbook of political communication mencoba mendeskripsikan bagaimana lingkungan akademis sering memahami bias media, bahwasanya bias media merupakan lebih kepada sebuah hipotesis untuk menjelaskan pola-pola yang ditemukan dalam liputan berita alih-alih berbentuk teori yang utuh.[7] Dan merupakan sebuah fakta bahwa terdapat beberapa jenis bias media yang telah saling tumpang tindih.

Berikut adalah beberapa jenis hipotesis yang diusulkan tentang jenis-jenis bias antara lain:

  • Bias periklanan, ketika narasi dalam pemberitaan sengaja diubah untuk menyenangkan kebutuhan pengiklan terhadap suatu produknya.
  • Bias anti-sains/ilmu pengetahuan, terjadi di saat isi berita membangun narasi yang berpihak pada logika mistika dan berlawanan dengan fakta-fakta sains.
  • Bias yang dipengaruhi oleh permintaan (demand-driven bias).[8]

Daftar referensi

  1. ^ "Media Literacy Guide: How to Detect Bias in News Media". FAIR (dalam bahasa Inggris). 2012-08-30. Diakses tanggal 2024-12-10. 
  2. ^ Baker, Brent H.; Kaminsky, Steve (1994). How to Identify, Expose & Correct Liberal Media Bias (dalam bahasa Inggris). Media Research Center. ISBN 978-0-9627348-2-3. 
  3. ^ Praktis, Komunikasi (2019-01-26). "Pengertian Media Bias atau Bias Pemberitaan di Media » Komunikasi Praktis". Komunikasi Praktis (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-12-10. 
  4. ^ Jacquette, Dale (2007). Journalistic Ethics: Moral Responsibility in the Media (dalam bahasa Inggris). Pearson Prentice Hall. ISBN 978-0-13-182539-0. 
  5. ^ Utomo, Wisnu Prasetya (21 Mei 2021). "Netralitas dalam Jurnalisme". PROJECT MULTATULI. Diakses tanggal 10 Desember 2024. 
  6. ^ independent, Kontras (2022-01-02). "Jurnalis Profesional Wajib Objektif dan Independent,Namun Perlukah Netral?". KONTRAS INDEPENDENT. Diakses tanggal 2024-12-10. 
  7. ^ Kenski, Kate; Jamieson, Kathleen Hall, ed. (2017). The Oxford handbook of political communication. Oxford handbooks online. New York: Oxford University Press. ISBN 978-0-19-998435-0. 
  8. ^ P. Anderson, Simon; Waldfogel, Joel; Stromberg, David (2016). Handbook of Media Economics, 2 Vol Set. San Diego: North Holland [Imprint] Elsevier Science & Technology Books. ISBN 978-0-444-63691-1.